Header Ads

Nasihat Untuk Ulama dari Syaikhina KH Hasyim Asy'ari

Nasihat Untuk Ulama dari Syaikhina KH Hasyim Asy'ari
Ulama adalah orang yang sangat mulia dalam pandangan Allah. Ulama adalah pewaris para nabi. Ulama merupakan bintang yang akan terus memberi petunjuk Islam kepada umat. Ulama selalu berada di garda terdepan untuk membela islam dan siap berhadapan dengan siapapun untuk membela kemurnian islam dan membela kepentingan umat Muhammad.



Sungguh sejarah islam yang panjang telah diwarnai dengan kepahlawanan para ulama. Mereka berdiri tegak di depan para pemimpin dzalim yang menyimpang dari islam dan mengabaikan hak-hak umat. Rasul menggambarkan mereka sebagai sayyidus syuhada. Umat pun mencintai mereka dan siap mati membela ulama-nya Allah. Sampai akhirnya datang zaman, orang-orang yang ingin dihormati seperti ulama, padahal ia bukanlah ulama, bahkan jauh dari ulama. Ia memakai jubah layaknya ulama, dengan begitu ia berharap mendapat hak-hak istimewa di tengah umat. Mereka menuntut ilmu hanya biar dianggap ulama, dengan begitu mereka dihormati banyak orang, memiliki pengikut setia, mendapat posisi di depan para penguasa dan tentu saja harta dunia akan mengalir ke koceknya tanpa perlu bersusah payah. Karena dianggap ulama, ucapan dan perilakunya selalu dianggap benar, meskipun menyalahi alquran, sunnah nabi dan pemahaman salafus sholih.

Berikut ini, akan saya tuliskan nasihat dari hadratus syeikh KH Hasyim Asy'ari di dalam kitab beliau Adaabul Aalim wal Muta'alim, hal 22-24. Nasihat ini khusus untuk para ulama dan siapapun yang mendapat amanah ilmu dari Allah. Berikut ini terjemahan bebasnya, sedangkan teks aslinya, bisa dilihat di foto di bawah.

***

Semua yang telah kami sebutkan tentang keutamaan ulama dan ahli ilmu adalah untuk ulama yang menjalankan ilmunya, yaitu ulama yang baik dan bertaqwa, yaitu ulama yang hanya mengharap wajhullah (ridlo Allah) dan selalu mendekat ke jannatun na'im. Bukan ulama yang dengan ilmunya ia mengharapkan harta dunia, berupa pangkat, kedudukan, harta, banyaknya pengikut dan santri. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi SAW: Siapa orangnya mencari ilmu untuk mengalahkan ulama lain atau untuk mendebat orang-orang bodoh, atau agar menjadi orang terpandang di hadapan manusia, Allah akan memasukannya ke neraka (HR. Tirmidzi).

Dan diriwayatkan dari Rasul SAW: Siapa orangnya mencari ilmu yang seharusnya untuk mencari ridlo Allah, tetapi ia mencarinya untuk mendapatkan harta dunia, ia tidak akan mencium bau surga.
Dan dari Rasul SAW: Siapa orangnya mencari ilmu bukan karena Allah, atau ia mencari ilmu bukan untuk mengharap ridlo Allah, maka tempat duduknya adalah neraka.

Dan dari Rasulullah SAW: Pada hari kiamat, dipanggillah seorang yang alim, lalu ia dilemparkan ke neraka, kemudia ususnya melilit- lilit tubuhnya seperti himar yang memutar penggilingan. Lalu penduuk neraka mengelilinginya dan bertanya: mengapa engkau begini (bukankah engkau dulu adalah seorang alim ulama)? Ia menjawab: Aku dulu memang amar ma'ruf (memerintahkan yang baik), tapi aku sendiri tidak melakukannya dan aku melakukan nahi mungkar (mencegah kemungkaran), tapi aku sendiri melakukannya.

Diriwayatkan dari Bisr RA bahwa Allah memberi wahyu kepada Dawud AS: Jangan jadukan diantara Aku dan kamu, ada seorang alim yang terfitnah. Sebab kesombongannya akan menjauhkan kamu dari kecintaanKu. Mereka itulah para pembegal jalan (quththo'ut thoriq) bagi hamba-hambaKu.

Imam Sufyan As Sauri RA berkata: Ilmu dipelajari hanyalah untuk ketaqwaan kepada Allah. Keutaman orang dibanding lainnya, hanyalah karena ketaqwaan kepada Allah. Ketika tujuan mencari ilmu mengalami cacat dan rusak niatnya, yaitu ia mencari ilmu untuk mendapatkan dunia berupa harta atau kedudukan, maka pahalanya batal dan hancurlah amal pahalanya. Ia mengalami kerugian yang sangat nyata.

Imam Alfadlil bin Iyad RA: Telah sampai (khobar) kepadaku bahwa orang-orang fasik dari kalangan ulama dan para hafidz alquran, mereka akan (disiksa) lebih dulu di hari kiamat dibanding para penyembah patung.

Imam Hasan al Basyri RA berkata: Siksaan ilmu adalah matinya hati. Ditanyakan kepada beliau, apa maksud matinya hati? Beliau menjawab: yaitu mencari dunia dengan amalan akhirat.

***

Ya Allah jadikan kami orang alim yang ikhlas dan hanya mencari ridlo Allah. Seandainya kami memang bukan orang alim, karuniakan kami kecintaan kepada orang alim yang Engkau cintai. Jauhkan kami dari para ulama jahat yang rakus dunia. Ya Allah selamatkan umat islam dari ulama-ulama yang seperti itu. Ya Allah, jika ada ulama yang seperti itu, berilah hidayah kepada mereka sehingga Engkau ridlo.




Oleh : Ustadz Choirul Anam
[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.