Header Ads

KH. Hasyim Asy'ari : Kebahagiaan Hanya Ada Dalam Ketundukan Pada Syariah

KH. Hasyim Asy'ari : Kebahagiaan Hanya Ada Dalam Ketundukan Pada Syariah
Pada zaman demokrasi seperti sekarang, kebahagiaan hanya diukur dari hal-hal yang sifatnya materi, seperti: banyaknya uang, banyaknya pengikut, jabatan yang tinggi baik dalam pemerintahan atau dalam lembaga keagamaan, rumah atau pondok yang megah, mobil yang mewah, sanjungan atau penghormatan dari berbagai kalangan, dan lain sebagainya. Mereka tak peduli lagi, apakah untuk memperoleh semua itu bertentangan dengan syariah atau tidak. Ya, mereka tak peduli lagi. Mereka hanya peduli dengan nafsu.


Bagi mereka, syariah Allah itu nomer ke seratus sekian. Mereka tak ambil pusing dengan pelanggaran dan penerapan syariah. Bahkan, jika untuk mendapatkan uang dan jabatan harus menghina syariah, mereka pun tidak ragu melakukan semua itu. Jika kemesraan dengan para pejabat borju harus dengan merendahkan para pejuang syariah Allah, mereka pun akan melakukan semua itu dengan semangat. Bagi mereka, yang penting semua nafsu terpenuhi. Soal dosa, bagi mereka, itu gampang, tinggal taubat. "Kan Allah Maha Penerima taubat", kata mereka.

Namun, semua sikap tadi sangat berbeda dengan sikap ulama sholihin, sebagaimana Syeikh Hasyim. Bagi beliau, kebahagiaan yang sejati hanya terletak dalam ketundukan yang sempurna terhadap syariah Allah. Hal itu beliau sampaikan dalam kitab beliau yang berjudul Attanbiihaat Alwaajibaat Li Man Yashna'u Almaulid Bil Munkarat, pada halaman 58-59. Di sini juga disertakan teks aslinya dalam bahasa Arab.

*****

Kebahagiaan (as sa'adah) semuanya hanya ada dalam ketundukan pada syariah dalam segala hal, baik pada perkara yang akan datang atau yang telah berlalu, juga dengan meninggalksn nafsu, yaitu segala hal yang betentangan dengan syariah. Sungguh Allah berfirman "Siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku, maka ia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka". Maksudnya, ia tidak akan tersesat di dunia karena mengikuti kebenara, dan tidak akan celaka di akhirat dengan mendapatkan siksa. Ibnu Abbas saat menjelaskan bahwa firman Allah "Ikutilah oleh kalian apa-apa yang telah diturunkan kepada kalian oleh tuhan kalian", bahwa yang dimaksud adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Dan firman Allah "Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sungguh ia akan mendapatkan kebahagiaan yang agung", maksudnya adalah: Tiada orang yang taat kepada Allah karena mengharap Wajah-Nya (ridlo-Nya), maka Allah akan memberikan cahaya di hatinya, ketika ketaatannya semakin bertambah maka cahaya itu pun semakin bertambah. Sampai akhirnya orang tadi sampai pada derajat al arifin al abroor.

"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (jahaduu) dalam (urusan) Kami, sungguh Kami akan tunjukkan jalan-jalan Kami".

*****

Itulah nasihat dan wasiyat dari Syeikh Hasyim untuk kita semua. Mungkin terasa aneh nasihat itu. Kita juga mungkin tak percaya, Syeikh Hasyim memberi nasihat seperti itu. Kita mungkin berharap, bahwa beliau memberi nasihat sesuai nafsu dan kepentingan kita. Tidak. Tidak para ikhwah semua. Syeih Hasyim tidak akan memberikan nasihat untuk pelampiasan nafsu kita, tetapi beliau dan orang-orang sholih seperti beliau, justru akan memberikan nasihat tentang kebaikan dan kesabaran, tentang ketaatan pada syariah dan perjuangan untuk tegaknya syariah Allah di muka bumi.

Wallahu a'lam.

Oleh Ustadz Choirul Anam
[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.