Header Ads

Roma Irama dan Keajaiban Al Qur'an

Roma Irama dan Keajaiban Al Qur'an
Siapa tak kenal Rhoma Irama? Musisi legendaris dari tahun 70-an. Namanya familiar di telinga manusia Indonesia lintas generasi. Bersama Soneta Band ia ciptakan genre musik dangdut. Genre musik paling menyatu di hati rakyat Indonesia. Karenanya Rhoma Irama kita kenal juga dengan Raja Dangdut. Prestasinya di bidang musik menjadikan “Bang Haji” mendapat title Profesor Honoris Causa dari American University of Hawaii, meski belakangan gelar ini sempat dipermasalahkan. Karena itu, kalau saat ini ada yang tidak tahu Rhoma Irama, “T-E-R-L-A-L-U”.

Apa ceritanya? Nah, dalam satu kesempatan Rhoma Irama pernah hadir di sebuah acara amal. Dan ditengah-tengah acara Rhoma ditodong menyanyi oleh hadirin yang kebanyakan adalah para penggemarnya. Tidak disebutkan lagu apa yang mereka minta, akan tetapi lagu ini adalah lagu yang lama sekali tidak Rhoma nyanyikan.



Maka dengan gitar buntungnya naiklah Rhoma ke atas panggung. Bait demi baitpun ia nyanyikan. Hingga sampai ditengah lagu, Rhoma lupa dengan syairnya. Apa lagu terputus? Tidak. Rhoma tetap lanjut menyanyikannya meski hanya dengan bergumam. Ya, dia kan cuma lupa lirik, bukan lupa nadanya…

“Lupa, lupa lupa lupa, lupa lagi syairnya” Kuburan Band
Bayangkan. Padahal itu lagunya sendiri. Ia ciptakan sendiri. Dulu sering ia nyanyikan di banyak panggung, membuatnya terkenal dimana-mana. Dan mungkin satu lagu yang membuat dia kaya raya. Dan ia sendiri tidak hafal…

Apa pembaca sekalian hafal semua lagu Rhoma Irama? Apa kalian tahu berapa jumlah lagunya? Saya mencoba googling di yahoo (et dah) “berapa jumlah lagu Rhoma Irama”. Lalu tampillah link biografi Bang Rhoma di laman Wikipedia. Setelah saya hitung, sedikitnya ada 80 judul lagu yang pernah Rhoma nyanyikan dalam banyak album, baik ia yang ciptakan sendiri ataupun diciptakan orang lain.

80 lagu itu banyak atau sedikit? Sedikit? Memangnya kamu pernah berhasil menulis berapa lagu? :) Tapi, sebanyak apapun 80 lagu itu tetap saja kalau di salin ke buku tulis, tidak akan penuh 100halaman. Yakin. Ternyata itu saja, Rhoma, penyanyinya, tidak semuanya hafal, apalagi penggemarnya? Apalagi aku, kamu yang bukan siapa-siapanya?

Kalau kita perhatikan pun, lagu-lagu Rhoma itu berbahasa Indonesia. Selain itu banyak kita temukan rima dan pengulangan kata. Hal ini seharusnya membuat lagu-lagu ini lebih mudah dihafalkan.

Dan lebih menyebalkannya lagi, orang-orang itu menghafalkan lagu bukan semata-mata karena kedahsyatan liriknya, keindahan kata-katanya. Orang-orang mudah mengingat lagu karena lagu itu ada iramanya (makanya namanya Rhoma Irama XD). Misal nih ya, lagu Judi (pada hafal kan?).

Silakan baca kalimat ini tanpa ekspresi. Datar saja:

Judi meracuni kehidupan. Judi menjanjikan kemenangan.

Biasa banget kan? Tapi kenapa orang-orang hafal? Karena ada iramanya. Ada penekanan, teriakan, tempo, naik turun dinamisasi nadanya. Ya kan? (maksa banget nih)

Akan tetapi, tahukah teman-teman. Ada sebuah buku yang sangat tebal. Tebalnya 30bab. Masing-masing bab 20 halaman (berarti ada 600 halaman). Buku ini berbahasa Arab, dan tidak ada nadanya. Akan tetapi ada jutaan manusia, dari berbagai bangsa, di muka bumi ini yang menghafalkannya dengan sempurna.

Disebutkan bahwa terdapat 30.000 penghafal buku ini di Indonesia, 6.000 di Arab Saudi, dan yang paling emezing ada 12 juta di Mesir (kalau ini antara percaya dan nggak). Belum dengan yang ada di negeri-negeri lain. Ada Ziyad Patel dari Inggris, Fatih Seferagic dari Texas, Amerika, atau Sahar Nakayama dari Negeri Sakura. Buanyak! Tidak ada satu buku pun di dunia yang dihafalkan banyak manusia di bumi lengkap hingga per-huruf dan per-tanda bacanya, kecuali buku ini.

Buku apa itu? Yup, buku itu adalah Al-Qur’anul Kariim. Di Indonesia ada event tahunan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) yang diselenggarakan pemerintah RI. Beberapa tahun lalu, ada seorang juara dari kategori penghafal Qur’an. Seorang pemuda dari kota Palu. Saat itu usianya baru 20 tahunan. Ia menghafalkan 20 juz Al-Qur’an. Ketika ditanya, “Apakah anda bisa berbahasa Arab? Apa Anda paham dengan apa yang Anda baca?”. Ia menggeleng.

Coba teman-teman bayangkan. 20 juz itu banyak atau sedikit? Kita mengkhatamkan 30 juz berapa hari? Ah, berapa bulan? Jangan tanya hari, deh. Dibuka saja hanya saat Ramadhan. Ayo ngaku! 20 juz itu artinya 20 x 20 = 400 halaman. Bagaimana kepalanya bisa menghafalkan huruf-huruf yang sangat banyak itu, sedang ia tidak tahu artinya?

Demikian pula. Di Indonesia banyak sekali, mungkin jumlahnya ratusan, kalau tidak dibilang ribuan, pondok pesantren Hifzil Qur’an. Diantara pesantren tersebut banyak sekali yang tidak mengajarkan Bahasa Arab pada santrinya. Ada juga yang mengajarkan, tapi hanya basic-basicnya. Subhanallah, akan tetapi banyak dari sana penghafal-penghafal Al-Qur’an.

Indonesia sangat menyambut baik event-event yang mengapresiasi para penghafal Qur’an. Tentu kita familiar dengan acara Hafizh Indonesia. Juara dari kontes ini adalah Musa, seorang bocah cadel dan ompong, yang belum genap 6 tahun usianya. Ia telah menghafalkan 29 juz (yang saya lihat di Youtube. Mungkin sekarang sudah 30 juz) di usia tersebut. Para juri termasuk para peserta mengetes hafalan Musa. Dibacakan potongan surah Al-Baqarah, “Yaa ayyuhannasu’budu robbakumulladzi…” dapat diteruskannya dengan lancar. Dibacakan muqaddimah surah Arrahman, lancar. Surah Muhammad, semuanya bisa dilanjutkan anak kecil dari Bangka ini tanpa keliru.  Tak pelak, seluruh peserta dan dewan juri berkaca-kaca, berlinang air matanya tak kuasa menahan haru. Musa akhirnya maju sebagai perwakilan Indonesia dalam kontes Hafizh Dunia. Kira-kira apakah ia bisa berbahasara Arab? Ternyata tidak.

Subhanallah. Padahal dua contoh diatas orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa Arab. Bagaimana dengan orang-orang di Arab sana? Orang-orang Arab itu hebat lho. Usia tiga tahun, empat tahun, sudah pinter ngomong Arab (Heheh, ya iya dong. Sehari-harinya tinggal disana. Tapi jangan salah lho, di Arab juga banyak yang ga bisa bahasa Arab…. liat aja itu kucing sama onta. Heuheu). Tentunya disana lebih banyak yang menghafalkan Al-Qur’an di usia sangat belia.

Daaaan, silakan buka Mushaf Qur’an masing-masing. Apa anda menemukan partitur not balok disana? Adakah ‘kecambah’, nada dasar, dan kunci chord, kunci pintu, kunci inggris di dalamnya? Heuheuheu. Mushaf Al-Qur’an sama sekali tidak menyimpan irama dan nada. Kalian bebas membacanya, mau nada tinggi terus, pelan-pelan, dinamis. Bebas. Tapi ingat lho, ada anjuran untuk meng-indah-kannya…

Nah inilah keajaiban Al-Qur’an. Jika Ibrahim alaihissalam tak terbakar dalam tungku api, Musa alaihissalam mampu membelah lautan dengan tongkatnya, Isa alaihissalam mampu hidupkan orang di dalam kubur, semuanya tak mampu lagi kita lihat dengan mata. Akan tetapi inilah mu’jizat Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam yang masih bisa indera hingga hari ini. Dan saya telah mencoba menerangkannya dalam waktu beberapa menit sejak kamu membaca tulisan gak jelas ini.

Maka benarlah firman Allah dalam surah Al-Hijr [15] ayat 9 :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

Allah subhanahu wata’ala menggunakan redaksi “Kami” di dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan bahwa af’al/perbuatan Allah itu juga melibatkan partisipasi makhluknya. Allah melibatkan Jibril untuk menyampaikan wahyu dari Arsy kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Allah melibatkan Nabi untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada umat manusia. Dan Allah juga melibatkan manusia (kaum muslimin) dalam penjagaan Al-Qur’an. Manusia yang mencatatnya dalam sahifah-sahifah, mengumpulkannya dalam sebuah mushaf. Kemudian manusia juga yang menjaga kelestariannya hingga hari kiamat melalui para penjaga (hafizh) Al-Qur’an.

Inilah kitab kita, Kitabul Haq, kitab yang benar. Laa royba fiih, tak ada keraguan di dalamnya (2:2). Alla ta’buduu illallaah, yang diturunkan agar kamu tidak menyembah kepada selain Allah  (11:2). Tibyanan likulli syai’, yang diturunkan untuk menjelaskan segala sesuatu (16:89). Hudan lil muttaqin, petunjuk bagi orang-orang bertaqwa. (2:2). Syifa wa rohmatun lil mu’miniin, penyembuh dan rahmat bagi para pemangku keimanan (17:82). Al-Qur’an Al-Kariim. [www.al-khilafah.org]

Penulis : Ridwan Taufik Kurniawan
Sumber : https://way2taqwa.wordpress.com/2014/08/08/rhoma-irama-dan-keajaiban-al-quran/

1 komentar:

  1. Masya Allah, memang janji Allah dalam Al-Qur'an mustahil meleset.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.