Header Ads

Partai Agama Tak Laku, Rakyat Semakin Pragmatis

3 Besar hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei menunjukan keunggulan partai nasionalis. Mereka yakni Partai Demokrat (PD), PDIP, dan Partai Golkar. Sedang partai berbasis agama hanya PKS yang mencuat.

"Partai agama semakin menyusut. Politik kian semakin pragmatis," kata pengamat politik Arie Sujito saat dihubungi melalui telepon, Kamis (9/4/2009).

Ketika politik semakin pragmatis, rakyat pun demikian. Mereka cenderung memilih partai yang terlihat relatif terbuka.

"Kecenderungan politik di Indonesia, identitas tidak begitu laku. Dan meskipun 3 partai besar itu bukan tipe partai ideal, tapi partai yang selama ini mampu menjawab trend politik," jelasnya.

Dia menjelaskan, selama ini pun partai-partai yang berbasis agama hanya sekedar simbol saja. Tapi pada prakteknya tetap seperti pada partai politik pada umumnya. Dan ini kemudian yang dilihat rakyat.

"Sampelnya, mereknya agama. Tapi cara mereka berkoalisi dan menyampaikan agenda tidak mencerminkan partai agama, tapi partainya pragmatis," jawabnya.

Demikian juga dengan PKS, menurutnya bila kemudian partai ini tergoda dengan hal yang pragmatis, maka nasibnya akan sama dengan partai-partai berbasis agama lainnya yang mengalami penurunan, atau tidak lolos sama sekali.

"Lama-lama PKS akan mengalami hal sama, bila tergoda dengan koalisi tidak jelas dan melayani kepentingan elit jangka pendek," imbuhnya.

Tapi yang perlu diingat, menurut Arie, dari 3 partai besar ini PDIP terlihat tidak melakukan pendekatan ke bawah, Golkar belum mampu lepas dari Orbaisme dan ketiadaan, dan Demokrat hanya mengandalkan figur SBY.

"Pemilu di 2009 ini kudeta kaum borjuasi dalam dunia politik. Yang berkuasa kaum borjuis, dan ini harus menjadi bahan refleksi," tutupnya.

Sumber: Detik News

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.