Header Ads

Sikap Jantan Seorang Syabab Hizbut Tahrir Di Depan Tony Blair

LIHAT VIDEONYA : keberanian syabab Hizbut Tahrir

Hebron - Berbagai media lokal dan internasional meberitakan tentang konfrontasi politik yang terjadi pada hari Selasa (20/10) antara Ali Muhammad, salah seorang syabab (aktivis) Hizbut Tahrir dengan Tony Blair, utusan komisi Kuartet Internasional. Ketika itu Blair sedang berjalan-jalan di Masjid Ibrahimi di Hebron, didampingi oleh para tokoh Palestina, dan mendapat perlindungan dari aparat keamanan Otorita Palestina.

Sungguh dalam hal ini, Ali telah bersikap jantan dan berkata terus terang (blak-blakan) di depan Blair yang telah membantai kaum Muslim di Irak dan Afghanistan. Seputar sikapnya ini, maka Hizbut Tahrir melalui penjelasan persnya menegaskan fakta-fakta berikut:

1. Blair adalah seorang penjahat yang begitu memusuhi Islam dan kaum Muslim. Berbagai tindakan dan sikapnya selama ia memimpin Dewan Menteri (Kabinet) Inggris sungguh telah menunjukkan fakta ini. Dimana, ia senantiasa berkonspirasi bersama para penjahan lainnya dalam masalah Palestina.

2. Ali Muhammad ini sungguh telah tumbuh di atas akidah Islam, serta memahami hukum Islam tentang bagaimana menghadapi kaum kafir penjajah. Dan berangkat dari motivasi ideologis tersebut, maka ia pun melakukan tindakan yang menjadi sorotan publik ini.

3. Sikap jantan yang diperlihatkan oleh Ali ini adalah tindakan spontanitas, yang bisa saja terjadi pada seorang Muslim manapun yang memiliki kesadaran dan keimanan ketika melihat Blair sedang berjalan-jalan di salah satu masjid di antara masjid-masjid kaum Muslim yang terkenal, sementara kita tahu bahwa Blair adalah orang yang telah membantai kaum Muslim dan menjadikan yatim anak-anak mereka.

4. Tindakan Ali ini merupakan tindakan seorang Mukmin pemberani, sebab ia tidak berteriak pada Tony Blair dari jauh atau dari belakang, melainkan ia berdiri di depannya seperti gunung yang berdiri kokoh, dan kemudian dengan terus terang ia berkata: “Blair, Anda teroris”, “Anda telah membantai ribuan kaum Muslim”, “Blair, keluar dari masjid”, “Tidak ada sambutan dan ucapan selamat bagi Anda”. Namun, para pengawalnya mencegah Ali meneruskan perkataannya. Mereka menutup mulut Ali dengan kuat sekali. Sementara Ali berusaha meneruskan perkataannya. Bahkan, Ali meminta kepada aparat keamanan agar membiarkannya meneruskan apa yang ingin ia katakan, tetapi aparat keamanan tetap melarangnya.

5. Dari berbagai pemberitaan dan foto-foto di media tampak jelas perlakukan kejam dan keji terhadap Ali oleh anggota pasukan keamanan, yaitu tindakan yang telah menjadi tradisi yang senantiasa dijalankan sejak Jenderal Dayton menguasai pasukan keamanan. Sehingga mereka biasa melakukan penindasan dan penyiksaan terhadap setiap orang yang menentang proyek Otorita Palestina, yang mengakui keberadaan negara Yahudi, dan selalu sejalan dengan proyek orang-orang kafir.

6. Aparat keamanan menangkap Ali. Dan pada saat penangkapan, Ali dipukuli, serta diperlakukan dengan kejam. Begitu juga selama penahanan, ia tak henti-hentinya mendapatkan penyiksaan fisik, dan pelecehan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang manusia. Kemudian, ia diancam akan dihancurkan tulang-tulangnya, dan akan dibunuh. Sungguh, perilaku rendahan ini menunjukkan tingkat pendidikan moral yang dicapai para anggota aparat keamanan ini melalui berbagai program dari Dayton.

7. Sesungguhnya para rezim, penguasa, dan semi penguasa, semuanya setia kepada musuh umat Islam. Mereka ini lebih memilih menyerahkan leher umat Islam kepada musuhnya, dari pada memihak dan mendukung generasi umat Islam yang berani berkata terus terang kepada para musuh, dan orang-orang zalim. Akibatnya, mereka tidak segan-segan menangkap dan menyiksa generasi umat Islam tersebut.

8. Sesungguhnya, umat Islam adalah bangsa yang hidup, yang melahirkan generas demi generasi. Umat Islam, melalui mereka yang beriman—dengan izin Allah dan pertolongan-Nya—akan membuat jalan menuju kedudukan (posisi) yang pantas bagi umat Islam di antara bangsa-bangsa lain, dengan mendirikan negara umat Islam, yaitu negara Khilafah yang akan menegakkan agama dan menyatukan kaum Muslim. Pada saat itu, Khilafah akan memberi pelajaran kepada musuh-musuh umat Islam, dan orang-orang yang loyal kepada mereka, di antara para penguasa zalim.

"Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali."
(TQS. Asy-Syu’ara [26] : 227)

Sumber

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.