Header Ads

Abbas Tegaskan, Al-Quds Barat Milik Israel

Moscow - Presiden Palestina demisioner, Mahmud Abbas mengungkapkan, pihaknya terus melakukan kesepakatan-kesepakatan dengan mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert tentang semua permasalahan Palestina, terutama masalah Al-Quds, pengungsi, perbatasan serta masalah air. Ia mengaku banyak mengalah dalam hal ini. Ia tidak bisa berbuat lebih dari itu.

Dalam pernyataanya kepada salah satu televise Russia to Day, Kamis (28/1) disela kunjunganya ke Moscow menerima kalau Al-Quds dibagi. Yaitu Al-Quds timur untuk ibu kota Palestina dan barat Al-Quds tetap sebagai ibu kota Zionis. Namun ia mengakui tidak bisa lebih dari itu.

Ia mengatakan, “Saya menerima semua point yang telah kami sepakati bersama Olmert. Kami telah membahas enam masalah utama dengan Olmert. Yaitu, Al-Quds, pengungsi, Perbatasan, permukiman, keamanan dan air.

Sementara itu, menurut Abbas, pemerintah Ramallah telah mengusulkan kepada Amerika untuk memulai kembali perundingan. Untuk pertama, Ramallah mengusulkan agar Amerika meyakinkan pihak Zionis agar mau memulai kembali perundingan. Dengan syarat ia minta penghentian perluasan permukiman, walau hanya sebentar. Israel juga diminta mengakui rujukan ienternasional dalam semua tindakannya.

Adapun usulan kedua, Abbas mengatakan, “Kami telah mencapai banyak kesepakatan dengan Olmert, hanya tinggal realisasinya saja di lapangan. Kami telah bersepakat dengan Olmert maupun George Bush, bahwa perbatasan yang kita sepakati adalah perbatasan tahun 67, dengan sedikit pengorbanan dan timbal balik. Kesepakatan diperoleh sesuai dengan yang diusulkan. Adapun masalah pengungsi yang masih bisa kembali, maka diharapkan ia kembali ke Palestina, ungkapnya.

Sementara itu, delegasi Amerika untuk Timur Tengah, George Michel kembali ke negaranya, tanpa memperoleh satu kesepakatanpun dengan Israel. (asy/ifp)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.