Header Ads

Zionis Berencana Ubah Musholla Marwan Jadi Sinagog

Harian Palestina: Ketua gerakan Islam di Palestina jajahan 48 mengingatkan, Zionis yang masih berambisi untuk menerapkan pembagian Al-Aqsha secara zalim dengan kekuatan senjata. Sebagaimana mereka lakukan terhadap Masjid Al-Ibrahim di Hebron.

Dalam wawancara khususnya dengan harian Palestina, Shalah menyebutkan, di belakang itu, Israel berupaya untuk mengubah sisi lain dari Masjid Al-Aqsha menjadi sinagog Yahudi, sebagai tujuan sementara. Namun mimpi mereka tetap ingin membangun legenda haikal di atas reruntuhan Masjid Al-Aqsha.

Muthaf Islami jadi incaran

Ada sejumlah bukti yang menegaskan tentang rencana mereka untuk mengosongkan Mushallah Muthaf Islam dalam beberapa hari ke depan. Padahal mushallah tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari Al-Aqsha. Akhir-akhir ini terungkap bahwa di bawah mushalla Muthaf Islam ini terdapat ruangan ruangan musholla seperti musalla Marwan. Oleh karena itu, Shalah menegaskan tentang pentingnya membuka mushallah ini secara mendesak, sebagaimana tempat-tempat lain di lingkungan Al-Aqsha.

Lebih dari itu, diperlukan langkah-langkah secepatnya dari lembaga-lembaga waqaf Islam untuk segera menyelamatkan mushalla tersebut agar tidak terkena proyek terowongan yang dilakukan Zionis terhadap tanah di bawah Al-Aqsha.

Menghancurkan Gedung Waritsan Bani Umayah

Syaikh Shalah menegaskan, diantara perkara yang menegaskan niat Zionis terhadap Mushalla Marwan adalah dihancurkanya bangunan waritsan Bani Umayah yang menempel dengan dinding bagian selatan Al-Aqsha, tepatnya di dinding sebelah selatan Mushalla Marwan. Padahal semua tahu bahwa Mushalla Marwan terletak di atas tanah milik Masjid Al-Aqsha.

Mushalla ini mempunyai pintu segitiga yang tertutup rapat di dinding Al-Aqsha bagian selatan. Seperti kita ketahui, Israel tidak pernah menyembunyikan keserakahanya dengan mengubah Mushalla Marwan menjadi sinagog Yahudi. Mereka bahkan memproklamirkan keserakahanya ini di tugu Ibrani, seperti diungkap lembaga Al-Aqsha pada tahun 2007 yang lalu, setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Tugu ini berbicara secara gamblang tentang niat mereka untuk mengubah Mushalla Marwan menjadi sinagog Yahudi. Pemerintah Israel sangat bernafsu untuk menghilangkan bangunan milik zaman keemasan Bani Umayah. Mereka bernapsu untuk menghancurkan pintu segitiga yang terletak di dinding mushalla Marwan yang masih terkunci rapat. Oleh karena itu, untuk mempermudah proses pergantian Musholla Marwan menjadi sinagog Yahudi mereka memberikan kemudahan bagi warga secara khusus untuk masuk pintu segitiga ini setelah dihancurkan tentunya. Mereka bebas memasuki mushalla Marwan tiap harinya untuk melaksanakan ritual ibadah Talmud sehari-hari.

Pemerintah Israel pun telah menerapkan sejumlah peraturan dengan kekuatan senjata untuk membangun sinagog tersebut. Letaknya sangat dekat dengan dinding Al-Buraq atau tembok ratapan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari dinding Al-Aqsha. Mereka pun sudah menyiapkan nama untuk sinagog ini dengan nama Kuil al-Kharrab (reruntuhan). Secara resmi sinagog ini akan dibuka pada 16 Maret 2010. Sementara sebagian pihak Zionis menyebutkan, peresmian sinagog ini merupakan awal dari proyek nyata dari pembangunan Legenda Haikal.

Terowongan Raksasa

Syaikh Raed Shalah mengisyaratkan, ada sejumlah upaya yang sangat diprioritas Israel dalam membangun terowongan ini, yaitu terowongan panjang antara gerbang Al-Amud hingga tembok Al-Buraq, arah pertama. Keduanya adalah dari gerbang Amud hingga gerbang Khan Zait arah kedua. Sementara itu, sumber yang dapat dipercaya menyebutkan, terowongan itu mencapai hingga Ummul Ain dan menyebutkan bahwa di sana ada terowongan raksasa. Akibat dari terowongan ini sejumlah rumah di wilayah Umul Ain rubuh, sebagaimana terjadi pada rumah-rumah di seluruh Al-Quds Lama.

Ia menambahkan, penggalian ini terus berlangsung sesuai dengan rencana yaitu, dimulai dari gerbang Al-Amud hingga tembok al-Buraq dan dari gerbang al-Amud hingga Khan Zait. Semuanya terletak di Al-Quds Lama. Hal ini sama dengan kehancuran dari sisi ekonomi maupun perdagangan.

Rencana Zionis bertujuan mengosongkan pasar Al-Quds dari penduduknya aslinya pada tahun 2020 sebagai efek dari kerakusanya terhadap wilayah Palestina.  Ada sejumlah rencana yang secara langsung menargetnya tujuan ini. Diantaranya dengan memasivkan permukiman Zionis di sekeliling Al-Quds serta membangun sinagog di setiap penjuru. Disamping itu mereka juga membangun sabuk bangunan militer di sekitar Al-Aqsha. Mereka menerapkan semua rencana ini secara berbarangan antara memutus akses ke Al-Aqsha pada satu sisi dan Tepi Barat serta Gaza pada sisi lainya.

Sikap Dunai Arab dan Islam

Shalah menyebutkan, saat ini diperlukan sikap serius dan secepatnya untuk mengubah bahasa politik mereka terhadap Al-Quds. Kulutur sikap politik yang digunakan sekarang tidak ada pengaruhnya dalam menghadapi rencana Zionis. yaitu menganggap Al-Quds dan Al-Aqsha sebagai masalah bangsa Palestina. seolah bangsa Palestina sendirian yang diwajibkan melindungi Al-Aqsha. Dunia Arab dan Islam hanya mendukung bangsa Palestina dari jauh saja dengan berbagai sumbangan ataupun bantuan kemanusiaan.  

Shalah menolak sikap bangsa Arab yang hanya jadi wasit saja. semoga Israel setuju untuk menghentikan perluasan permukimannya di Al-Quds, atau mudah-mudahan Israel mau memasukan masalah al-Quds ke dalam materi perundingan.

Ia menegaskan, AL-Quds dan Al-Aqsha akan hilang secara bertahap. Dunia Islam dan Arab akan sadar suatu saat nanti Islam tidak punya Al-Quds maupun Al-Aqsha. Karena walaupun pahit harus dikatakan, bahwa rakyat Palestina yang terbelenggu ini saat tidak akan bisa hidup tanpa Al-Aqsha dan Al-Quds. Kalau dunia Islam tetap begini, rela tidak rela maka mereka akan kehilangan Al-Quds. Tetapi jika mereka segera mengubah sikapnya maka kemungkinan al-Aqsha dan Al-Quds dapat diselematkan. Pemerintahan Islam berikut ibu kota dan negara kedaulatanya tidak akan pernah sempurna selama AL-Aqsha dan Al-Quds berada dalam penjajahan. (asy/ifp)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.