12 Tentara Yaman Tewas Dalam Baku Tembak
Sanaa (voa-islam.com): Dua belas tentara Yaman dan 24 gerilyawan Syiah tewas dalam baku tembak walaupun pengumuman bagi perjanjian untuk mengakhiri perang enam bulan segera dicapai , kata seorang militer, Kamis (11/2).
Lima tentara dan 13 gerilyawan Syiah tewas dalam baku tembak seru Rabu malam di provinsi Amran, utara Yaman, kata pejabat itu kepada AFP.
Ia mengatakan pertempuran itu meletus di daerah Burkat al Shamsi setelah satu serangan mendadak oleh kelompok gerilyawan Syiah Zaidi, yang dikenal juga sebagai Huthi.
Bentrokan-bentrokan senjata terpisah meletus Rabu malam di daerah Al Uqab pinggiran kota Saada, lebih jauh ke utara, menewaskan tujuh tentara dan 11 gerilyawan.
Seorang pejabat Yaman , Rabu mengatakan pemerintah hampir mencapai satu perjanjian dengan kelompok gerilyawan setelah mereka menyetujui enam syarat pemerintah.
Pada hari Sabtu, Sanaa menetapkan satu jadwal bagi kelompok gerilyawan untuk melaksanakan syarat-syarat gencatan senjata dalam pemberontakan enam tahun di daerah pegunungan utara, tempat pertempuran meningkat setelah tentara melancarkan serangan besar-besaran Agustus lalu.
Satu bagian dari Syiah Zaidi merupakan masyarakat mayoritas di utara tetapi adalah minoritas di Yaman yang berpenduduk mayoritas Sunni. Namun Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh adalah warga Zaidi. [eb/voai]
Lima tentara dan 13 gerilyawan Syiah tewas dalam baku tembak seru Rabu malam di provinsi Amran, utara Yaman, kata pejabat itu kepada AFP.
Ia mengatakan pertempuran itu meletus di daerah Burkat al Shamsi setelah satu serangan mendadak oleh kelompok gerilyawan Syiah Zaidi, yang dikenal juga sebagai Huthi.
Bentrokan-bentrokan senjata terpisah meletus Rabu malam di daerah Al Uqab pinggiran kota Saada, lebih jauh ke utara, menewaskan tujuh tentara dan 11 gerilyawan.
Seorang pejabat Yaman , Rabu mengatakan pemerintah hampir mencapai satu perjanjian dengan kelompok gerilyawan setelah mereka menyetujui enam syarat pemerintah.
Pada hari Sabtu, Sanaa menetapkan satu jadwal bagi kelompok gerilyawan untuk melaksanakan syarat-syarat gencatan senjata dalam pemberontakan enam tahun di daerah pegunungan utara, tempat pertempuran meningkat setelah tentara melancarkan serangan besar-besaran Agustus lalu.
Satu bagian dari Syiah Zaidi merupakan masyarakat mayoritas di utara tetapi adalah minoritas di Yaman yang berpenduduk mayoritas Sunni. Namun Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh adalah warga Zaidi. [eb/voai]
Tidak ada komentar