Header Ads

Keanehan dalam Menyikapi Hizbut Tahrir Indonesia

Hizbut Tahrir Indonesia adalah bagian dari organisasi global, Hizbut Tahrir, yang saat ini sudah eksis di puluhan negara, terutama di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, juga di negara-negara barat, seperti Amerika, Inggris, Australia, Jerman, Perancis dan lainnya. Hizbut Tahrir adalah organisasi Islam yang bergerak di bidang politik. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kehidupan Islam, yaitu dengan diterapkannya Syariat Islam sebagai aturan kehidupan muslim dibawah institusi yang bisa menerapkannya, yaitu Daulah Khilafah.


Hizbut Tahrir Indonesia bukanlah organisasi yang terpisah dari yang lainnya. Penempatan kata Indonesia dibalakang hanyalah untuk menunjukkan wilayah geraknya semata. Di Indonesia, Hizbut Tahrir mulai "ada" sejak tahun 1985. Hingga saat ini, Hizbut Tahrir Indonesia sudah merupakan salah satu organisasi Islam besar di Indonesia, karena keberadaannya sudah menyebar hampir diseluruh daerah di Indonesia ini.

Perlu diketahui bahwa

1. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Persentase penduduk muslim di Indonesia sekitar 85 % dari total populasi yang ada.

2. Indonesia adalah negara yang saat ini menganut ideologi Demokrasi.

Dari dua point di atas, maka semestinya :

1. Karena penduduknya mayoritas muslim, logikanya akan welcome atau setidaknya tidak punya masalah dengan keberadaan Hizbut Tahrir yang juga organisasi Islam yang menyeru atau berjuang untuk menerapkan hukum Islam secara kaaffah, karena penerapan syariat Islam sebagai aturan umat Islam ini adalah sesuatu yang diperintahkan Allah, bukan sesuatu yang dilarang Allah.

2. Karena ideologi yang dianut adalah Demokrasi, dimana salah satu prinsipnya adalah kebebasan berpendapat, maka sikap Demokrasi yang tidak keberatan akan adanya perbedaan pendapat, membuat keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia yang berbeda pendapat dengan mereka semestinya tidak jadi permasalahan.

Namun fakta yang dijumpai sangat bertentangan dengan logika dan kemestian di atas.

1. Masih ada umat Islam sendiri yang bukan saja keberatan, tapi bersikap memusuhi Hizbut Tahrir Indonesia. Sikap keberatan dan permusuhan mereka ini sama-sekali tidak sesuai dengan ketentuan untuk keberatan/memusuhi satu pihak dalam Islam. Islam mengajarkan jika ada perbedaan atau perselisihan, maka kembalikanlah pada Allah ( Al-Qur'an) dan Rasul (sunnah). Seharusnya mereka keberatan atau memusuhi jika sudah punya hujjah yang berlandaskan nash Qath'i Al Qur'an maupun sunnah Rasul bahwa perjuangan yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia ini adalah perjuangan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Inilah sikap yang dibenarkan, yaitu mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah pada yang mungkar.

Maka dalam kasus keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia yang memperjuangkan diterapkannya Syariat Islam dibawah Daulah Khilafah, apakah itu sesuatu yang ma'ruf atau kemungkaran ??? Kami yakin tidak ada satupun umat Islam yang akan mengatakan perjuangan ini adalah perjuangan untuk kemungkaran. Karenanya, jika ini bukan kemungkaran, maka dipastikan adalah hal yang ma'ruf. Kenapa keberatan bahkan dimusuhi ??????

2. Mereka yang mengaku berideologi Demokrasi, yang di dalamnya kebebasan berpendapat bukan saja tidak apa-apa, bahkan sangat dilindungi, tapi memberikan intimidasi dan pengekangan pada Hizbut Tahrir Indonesia untuk berpendapat. Padahal jika berkaca pada negara-negara Demokrasi Barat, seperti Perancis kebebasan berpendapat itu benar-benar dijunjung tinggi, buktinya, walau negara Demokrasi, saat ini penguasa Perancis adalah dari Partai Sosialis. Padahal siapapun tahu ideologi sosialis itu sangat bertentangan dengan Demokrasi. Semestinya, mengacu pada negara Barat Demokrasi itu, pendapat hanyalah boleh dicounter balik dengan pendapat, bukan kekangan ataupun fitnah dan sebagainya. Marilah sama kita adu pendapat kita dan serahkan kepada masyarakat untuk menilai dan memilih mana yang benar.

Namun yang muncul dari mulut Demokrat ini malah uacapan-ucapan yang sama sekali tidak mencerminkan ke Demokrasi an. Umpamanya ucapan : " Keluar dari Indonesia jika ingin menegakkan Khilafah !." Ini ucapan membabi buta dan membutakan diri dari mencoba mencari kebenaran diantara dua pendapat yang berbeda. Mereka tidak mau tahu manakah yang lebih baik antara Demokrasi dan Syariat Islam. Main pokoknya ... ini sebenarnya adalah sikap-sikap primitip. Di era manusia sudah punya kecerdasan intelektual seperti skarang ini, sikap manusia sudah cenderung pada membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah, dengan setelah terlebih dahulu memahami dengan benar dan teliti pada apa yang akan disalahkan atau dibenarkannya. Bukan asal mangap ...

Sikap-sikap yang aneh ini akan menjadi wajar jika terjadi pada negara yang berpenduduk minoritas muslim dan bukan berideologi Demokrasi, seperti Rusia. Penentangan mereka disana akan gerak Hizbut Tahrir wajar, karena dari populasi penduduk dan dari segi ideologi memang mengharuskan mereka untuk memusuhi pada pendapat yang beda. Terus apa bedanya jika demikian antara Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim dan berideologi Demokrasi dengan Rusia yang mayoritas atheis dan berideologi sosialis ??? Inilah yang membuat terlihat jadi "aneh" penyikapan yang diberikan pada Hizbut Tahrir Indonesia.

Selaku muslim, mereka menentang dan memusuhi sesuatu yang jelas bukan hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Jelas ini perbuatan yang tidak syar'i.

Selaku warga negara Demokrasi, mereka menentang dan memusuhi pendapat lain yang seharusnya dilindungi haknya. Jelas ini perbuatan yang bisa dibilang munafik.

Jika sikap mereka ini bukan sesuatu yang syar'i sebagai muslim, dan juga bukan sikap yang seharusnya dilakukan penganut Demokrasi yang membebaskan berpendapat, kenapa dan dasar apa sikap aneh ini muncul ??????[www.al-khilafah.org]

Oleh : Syariah Dan Khilafah Padangsidempuanfull

3 komentar:

  1. Anonim7/8/13

    bukan keanehan bro... tapi inilah perang pemikiran dan peradaban...

    BalasHapus
  2. apasih bedanya HT dengan organisasi Islam lainnya ??????

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.