Muktamar Ekspresi Umat, HTI Berharap Tak Ada yang Terganggu
Muktamar Hizbut Tahrir Indonesia (HIT) Minggu kemarin (2/6) di Gedung
Olahraga Bung Karno, Senayan, Jakarta merupakan acara puncak setelah
acara yang sama digelar di 31 kabupaten/kota di seluruh Indonesia
sebelumnya. Muktamar HTI tersebut dihadiri lebih dari 100 ribu peserta.
Demikian disampaikan Jurubicara HTI Ismail Yusanto kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu ini (Kamis, 6/6) menanggapi protes Komisi Penyiaran Indonesia atas siaran tunda acara tersebut yang disiarkan TVRI pagi tadi.
"Acara ini merupakan bentuk ekspresi aspirasi umat yang berlandaskan kepada murni ajaran Islam, baik yang ada dalam Al Quran maupun As Sunnah. Sebagai, umat Islam yang baik, semestinya tidak ada satu pun pihak yang mempersoalkan gagasan ini. Karena ini gagasan yang memang betul-betul bersumber dari ajaran Islam. Terlebih acara ini diselenggarakan di banyak kota. Ini bukan aspirasi di satu tempat, tapi di banyak tempat dari Banda Aceh sampai Papua," jelas Ismail.
Tak hanya itu, Ismail menegaskan, acara Muktamar HTI ini harus ditanggapi sebagai bagian dari ekspresi umat yang dijammin oleh Undang-Undang, termauk UU yang berkaitan dengan kebebasan berpendapat dan berkumpul.
Terlebih dalam pelaksanaan acara itu, sejak dari awal sampai akhir, berlangsung tertib, damai, dan aman, meski jumlah peserta melimpah.
"Sampai terakhir kita tidak pernah mendapatkan laporan yang buruk, misalnya terjadi kekacauan. Tidak ada. Bahwa ada kemacetan, wajar. Karena banyak orang berkumpul. Karena itu, saya berharap tidak ada yang terganggu dengan acara ini," tandas Ismail. [rmol/www.al-khilafah.org]
Demikian disampaikan Jurubicara HTI Ismail Yusanto kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu ini (Kamis, 6/6) menanggapi protes Komisi Penyiaran Indonesia atas siaran tunda acara tersebut yang disiarkan TVRI pagi tadi.
"Acara ini merupakan bentuk ekspresi aspirasi umat yang berlandaskan kepada murni ajaran Islam, baik yang ada dalam Al Quran maupun As Sunnah. Sebagai, umat Islam yang baik, semestinya tidak ada satu pun pihak yang mempersoalkan gagasan ini. Karena ini gagasan yang memang betul-betul bersumber dari ajaran Islam. Terlebih acara ini diselenggarakan di banyak kota. Ini bukan aspirasi di satu tempat, tapi di banyak tempat dari Banda Aceh sampai Papua," jelas Ismail.
Tak hanya itu, Ismail menegaskan, acara Muktamar HTI ini harus ditanggapi sebagai bagian dari ekspresi umat yang dijammin oleh Undang-Undang, termauk UU yang berkaitan dengan kebebasan berpendapat dan berkumpul.
Terlebih dalam pelaksanaan acara itu, sejak dari awal sampai akhir, berlangsung tertib, damai, dan aman, meski jumlah peserta melimpah.
"Sampai terakhir kita tidak pernah mendapatkan laporan yang buruk, misalnya terjadi kekacauan. Tidak ada. Bahwa ada kemacetan, wajar. Karena banyak orang berkumpul. Karena itu, saya berharap tidak ada yang terganggu dengan acara ini," tandas Ismail. [rmol/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar