Header Ads

Ribuan Orang Mengungsi Akibat Kerusuhan di Kyrgyztan

Puluhan ribu orang telah melarikan diri dengan mengungsi setelah kerusuhan etnis di Kyrgyzstan selatan yang menyebabkan sedikitnya 116 tewas dan ratusan lagi mengalami luka-luka.

Pemerintah sementara negara itu berjuang untuk membendung kekerasan etnis terburuk sejak runtuhnya Uni Soviet, hingga kini 80.000 etnis Uzbek - kebanyakan perempuan dan anak-anak - dilaporkan telah menyeberangi perbatasan ke negara tetangga Uzbekistan.

Sebagian besar yang mendirikan kamp-kamp sementara di sepanjang perbatasan.

Pada hari Ahad kemarin (13/6) otoritas Kyrgyz mengirim lima pesawat berisi tentara dari ibukota Bishkek ke Jalal'abad, dimana wilayah ini tampaknya menjadi pusat lokasi pertempuran terburuk selama bentrokan etnis berlangsung.

Kementerian pertahanan juga memobilisasi semua tentara cadangan yang berumur 18-50 tahun untuk mengakhiri pertempuran antara etnis Uzbek dan Kyrgyz yang telah berkobar selama lebih dari tiga hari.

Lebih dari 1.200 orang dilaporkan terluka namun dokter dan pekerja HAM memperingatkan bahwa jumlah sebenarnya korban mungkin lebih tinggi karena etnis Uzbek terlalu takut untuk mencari pengobatan di rumah sakit.

Wartawan Al Jazeera Robin Forestier-Walker, melaporkan dari perbatasan, mengatakan ada aliran pengungsi etnis Uzbek berusaha menyeberang akibat kekerasan di kota Osh yang berlangsung pada hari Ahad kemarin.

"Kami berangkat ke kota itu hari sebelumnya tetapi harus kembali karena terlalu berbahaya."

Wartawan Al Jazeera mengutip para saksi yang mengatakan bahwa tiga kawasan yang mayoritas etnis Uzbek berada di bawah serangan, namun menekankan bahwa ia hanya mendengar informasi hanya dari sisi etnis Uzbek.

Banyak warga dari etnis Uzbek yang melarikan diri menuduh para pejabat penegak hukum Kyrgyz telah bersekongkol dengan kelompok etnis Kyrgyz.

Ada juga telah mengklaim bahwa Kurmanbek Bakiyev, mantan presiden yang digulingkan pada April lalu, telah mendalangi kampanye konflik etnis bersama dengan pendukungnya.

Michael Andersen, seorang pembuat film Denmark yang telah tinggal di kota Osh, mengatakan sangat mungkin bahwa Bakiyev dan kroni-kroninya berada di belakang kerusuhan ini.

"Saya telah tinggal di Osh selama beberapa tahun dan ketika Anda tinggal di sana, Anda tidak merasakan adanya ketegangan sehari-hari antara etnis Uzbek dan Kyrgyz," katanya kepada Al Jazeera.

"Ini jelas sesuatu yang dibangun dan dipicu oleh pihak ketiga."

Bakiyev, yang tinggal di pengasingan di Belarus, membantah terlibat dalam kekerasan etnis di Kyrgyztan.

Rusia telah mengirim ratusan pasukan terjun payung ke Kyrgyzstan pada hari Ahad kemarin untuk melindungi fasilitas militer mereka di utara, kantor berita Rusia Interfax melaporkan.

"Misi dari pasukan yang mendarat adalah untuk memperkuat pertahanan dari fasilitas militer Rusia dan menjamin keamanan prajurit militer Rusia dan keluarga mereka," kata seorang sumber militer Rusia seperti dikutip media.

Pemerintah sementara Kyrgyztan telah meminta bantuan Rusia untuk memadamkan api kekerasan, namun pemerintah Rusia telah menolak permintaan untuk mengirim bantuan militer.

Talaaibek Myrzabayev, petugas wajib militer di Bishkek, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa massa etnis Kyrgyz membunuh sekitar 30 etnis Uzbek pada hari Ahad kemarin di desa Suzak di wilayah Jalal'abad.

Etnis Uzbek juga menyergap sekitar 100 orang etnis Kyrgyz di jalan dekat Jalal'abad dan menyandera mereka, kata Myrzabayev.

Kebakaran yang dilakukan oleh perusuh mengamuk di seluruh kota Osh dan bahan makanan menjadi langka setelah meluasnya aksi penjarahan.

"Pihak berwenang benar-benar kewalahan, sebagaimana layanan darurat," kata Severine Chappaz, kepala wakil Komite Internasional Palang Merah pada misi di
Kyrgyzstan.

Negara Kyrgyztan saat ini dipimpin oleh koalisi politisi saingan yang bergabung awal tahun ini yang bertentangan dengan Bakiyev, Bakiyev digulingkan setelah protes anti-pemerintah mengakibatkan bentrokan mematikan.

Sementara itu pemerintah telah merencanakan untuk mengadakan referendum untuk menyetujui konstitusi baru pada tanggal 27 Juni.(fq/aljz/eramuslim.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.