Header Ads

Israel Bangun 544 Rumah Baru di Tepi Barat

Karmei Tzur - Sejumlah warga Israel telah kembali memulai aktivitas membangun kompleks hunian, setelah masa larangan pembangunan di Tepi Barat selama 10 bulan berakhir. Jumlah rumah yang dibangun mencapai hampir 550 unit dalam tiga pekan atau empat kali lebih cepat prosesnya dibanding dua tahun lalu.

Tampaknya proyek itu akan berjalan terus meski beragam skenario perdamaian dengan Palestina dilakukan pemerintah Israel. Hal itu tentu saja mengancam kelangsungan perundingan damai yang disponsori AS terhadap kedua pihak yang bertikai. Pihak palestina sendiri telah mengancam siap untuk menarik diri dari meja perundingan bila tidak dilakukan pembekuan pembangunan pemukiman.

Menurut survei yang dilakukan kantor berita AP di lapangan terdapat 544 rumah baru di tepi barat sejak 26 September lalu. Meski hasil survei itu tidaklah menyeluruh, namun dari sisi jumlah pembangunan itu terbilang cepat. ''Jumlah itu merupakan peringatan dan indikator Israel tidak serius untuk melakukan perundingan damai,'' kata Ghassan Khatib, jurubicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu sendiri tampak datar dalam menanggapi berlangsungnya proyek pembangunan itu. ''Hal itu tidak memberikan efek terhadap proses perdamaian," ujarnya.

Jumlah peukiman yang dibangun dalam tiga pekan terakhir memang mencengangkan. Dalam beberapa tahun sebelumnya jumlah rumah yang dibangun mencapai 2 ribu unit. Pada 2009 dibawah 1900 unit, 2008 melebihi 2100 unit. Rata-rata hunian yang dibangun mencapai kisaran 115 unit dalam tiga pekan. Jumlah itu empat kali lebih cepat dibanding sebelumnya.

Lembaga pengawas perdamaian Israel memperkirakan saat ini terdapat 600 rumah yang telah dibangun dan direncanakan untuk segera diserahkan kepada pemiliknya. Sebanyak duapertiga proyek yang berjalan dapat dihentikan kembali bila diberlakukan larangan baru pembangunan.

AS sendiri berupaya membujuk Israel agar memperpanjang pembekuan proyek pembangunan itu sebagai upaya untuk memulai perundingan. Washington sengaja mengambangkan masalah itu melalui perpanjangan selama dua bulan dengan harapan Israel dan Palestina bersedia melanjutkan perundingan untuk membahas masalah perbatasan Palestina.

Namun, pihak Palestina menilai batas waktu dua bulan tidak realistis untuk mencapai kesepakatan soal perbatasan. Hingga kini warga Yahudi yang menempati wilayah Tepi Barat mencapai hampir 300 ribu jiwa bersama sekitar 2,2 juta warga palestina. Mereka umumnya tinggal di wilayah pendudukan yang direbut Israel setelah meraih kemenangan dalam perang Yom Kipur pada 1967 silam.

Para penghuni wilayah pendudukan juga masih mempersoalkan masalah izin pemerintah Israel yang sampai kini belum mereka terima. Harian Yedoit Ahronot menyebutkan lebih dari 3700 apartemen masih menanti tanda tangan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak yang memiliki hak untuk memutuskan masalah pemukiman di tepi Barat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.