Ocehan Blair, Bukti Ketakutan Kapitalisme Barat akan Kebangkitan Islam
Para pengusung kapitalisme Barat benar-benar ketakutan terhadap upaya penerapan Islam kaaffah dalam bingkai negara. Hal itu setidaknya terungkap dari pernyataan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair seperti dilansir guardian.co.uk, Ahad (3/2).
Dengan mengistilahkan para pejuang Islam (mujahidin) sebagai teroris, Blair mendukung kebijakan Inggris yang membantu Perancis menyerang para mujahidin di Mali. Ia pun mengingatkan pada publik Barat bahwa para mujahidin di Suriah – yang dengan tegas akan mendirikan khilafah dan menolak sistem demokrasi—merupakan unsur ekstrim yang lebih berbahaya dari sekedar oposisi rezim Assad.
Blair mengatakan Inggris benar ketika mengirim pasukannya dalam mendukung upaya Perancis di Mali untuk mengalahkan teroris untuk menggulingkan pemerintah negara itu.
Perdana Menteri Inggris David Cameron menghadapi keputusan sulit untuk memerangi terorisme, kata Blair, namun memperingatkan biaya yang dihadapi akan jauh lebih besar.
Inggris setidaknya harus mencoba dan “membentuk” peristiwa-peristiwa di Timur Tengah, sambil menambahkan kepada wartawan BBC Andrew Marr bahwa di Suriah sudah ada bahaya unsur-unsur yang lebih ekstrim dari kekuatan oposisi melawan rezim Presiden Bashar al-Assad yang akan mengambil alih kekuasaan.
Bahkan perang melawan Islam, seperti yang diistilahkan Blair sebagai perang melawan teroris, merupakan perang yang sangat panjang seperti panjangnya perang melawan komunisme. Hingga bisa berlangsung dalam satu generasi.
“Kami tentu berbicara tentang sebuah generasi. Saya kira cara yang lebih baik untuk melihat hal ini adalah seperti pertarungan Barat yang telah dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dengan komunisme revolusioner.”
Blair pun mengatakan: “Hal ini akan terjadi dalam teater yang berbeda-beda, akan terjadi dalam berbagai cara namun kenyataannya adalah bahwa Anda tidak memiliki pilihan kecuali untuk menghadapinya, untuk mencoba dari waktu ke waktu untuk mengalahkannya.”[] rz/joy[htipress/www.al-khilafah.org]
Dengan mengistilahkan para pejuang Islam (mujahidin) sebagai teroris, Blair mendukung kebijakan Inggris yang membantu Perancis menyerang para mujahidin di Mali. Ia pun mengingatkan pada publik Barat bahwa para mujahidin di Suriah – yang dengan tegas akan mendirikan khilafah dan menolak sistem demokrasi—merupakan unsur ekstrim yang lebih berbahaya dari sekedar oposisi rezim Assad.
Blair mengatakan Inggris benar ketika mengirim pasukannya dalam mendukung upaya Perancis di Mali untuk mengalahkan teroris untuk menggulingkan pemerintah negara itu.
Perdana Menteri Inggris David Cameron menghadapi keputusan sulit untuk memerangi terorisme, kata Blair, namun memperingatkan biaya yang dihadapi akan jauh lebih besar.
Inggris setidaknya harus mencoba dan “membentuk” peristiwa-peristiwa di Timur Tengah, sambil menambahkan kepada wartawan BBC Andrew Marr bahwa di Suriah sudah ada bahaya unsur-unsur yang lebih ekstrim dari kekuatan oposisi melawan rezim Presiden Bashar al-Assad yang akan mengambil alih kekuasaan.
Bahkan perang melawan Islam, seperti yang diistilahkan Blair sebagai perang melawan teroris, merupakan perang yang sangat panjang seperti panjangnya perang melawan komunisme. Hingga bisa berlangsung dalam satu generasi.
“Kami tentu berbicara tentang sebuah generasi. Saya kira cara yang lebih baik untuk melihat hal ini adalah seperti pertarungan Barat yang telah dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dengan komunisme revolusioner.”
Blair pun mengatakan: “Hal ini akan terjadi dalam teater yang berbeda-beda, akan terjadi dalam berbagai cara namun kenyataannya adalah bahwa Anda tidak memiliki pilihan kecuali untuk menghadapinya, untuk mencoba dari waktu ke waktu untuk mengalahkannya.”[] rz/joy[htipress/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar