Header Ads

Tuduh Suara Islam dan Sabili Bukan Bacaan Intelektual, Musdah Malah Preman Intelektual

Jakarta  - Profesor anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) Siti Musdah Mulia menghina dua media Islam, Majalah Sabili dan Tabloid Suara Islam sebagai bukan bacaan kaum intelektual. Musdah juga menuduh kedua media Islam itu kerjanya hanya menghina orang.

"Hati-hati yah kalau adik berkata-kata, saya bisa tuntut anda pasal pelecehan jika anda mengkritisi saya seperti itu. Anda ini kan mengambil data dari Sabili dan Suara Islam. Kedua majalah ini bukan bacaan kaum intelektual. Kedua majalah itu kerja cuma menghina orang," kata Musdah kepada Umi Kaltsum dalam sebuah seminar tentang Perempuan di Makassar, Senin (30/5/2011).

Musdah menuding Umu Kaltsum, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar angkatan 2006, hanya membaca referensi dari dua media Islam itu saat mengkritik dirinya sebagai antek Amerika Serikat.

Menanggapi tuduhan Musdah, kuasa hukum Suara Islam, Munarman,  mengatakan bahwa hanya seperti itulah kadar intelektual profesor liberal itu. Menurut Munarman, antek Zionis yang mengaku intelektual itu ternyata anti kritik dan tak sanggup mempertahankan "intelektualitas"-nya, malah main ancam seperti penguasa preman.

"Inilah kualitas para antek antek zionis itu. Tiap detik dalam hidupnya kerjanya mengkritik ulama ulama besar Islam yang telah berkarya dengan ribuan halaman kitab ilmiah tanpa menggunakan metode ilmiah. Hanya atas dasar kebencian dan dendam pada kehidupan pribadinya di masa lalu dan sokongan dana dari tuannya", ungkap Ketua Tim Advokasi FUI itu.

Sementara, lanjut Munarman, giliran kalangan mereka yang dikritik malah mengancam seperti preman. Tidak ada kata-kata yang santun dan teduh seperti yang mereka gembar-gemborkan selama ini.

"Jadi benar-benar nggak punya mutu intelektual-lah mereka ini. Hanya sekedar menjalankan program Zionis aja", pungkasnya.

Sementara pemimpin umum Suara Islam, KH Muhammad Al Khaththath menanggapi santai ucapan Musdah di atas. Menurut Al Khaththath, kalau Musdah tahu mahasiswi Unhas itu membaca Sabili dan Suara Islam, artinya Musdah juga turut membaca kedua media Islam itu. "Berarti Musdah bukan intelektual juga dong?. Kan dia sendiri yang bilang SI bukan bacaan intelektual?." (suara-islam.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.