Barat Mencari Aliansi Baru Menggantikan Nato Di Libya
Pertemuan Para Pejabat Militer Negara-Negara Teluk Dengan Ketua NTC Mustafa Abdul Jalil Mencari Pengganti Nato di Qatar.
Seorang Jenderal Qatar mengatakan bahwa negara-negara Barat mengusulkan menciptakan aliansi baru, yang dipimpin oleh Qatar untuk mendukung Libia setelah berakhir misi NATO di negara Afrika Utara itu.
Jenderal Qatar itu berbicara setelah pertemuan yang ditunda akhir pekan ini, dan mengharapkan adanya keputusan sesudah berakhirnya mandat NATO di Libya, dan lahir aliansi baru yang menggantikan misi Nato di Libya.
"Setelah Dewan Keamanan PBB mencabut mandat NATO di Libya, maka "Teman-teman dari negara-negara Barat "telah mengajukan gagasan mendirikan aliansi baru untuk terus mendukung Libya," ujar Kepala Staf Angkatan Bersenjata Qatar, Mayor Jenderal Hamad bin Ali al-Attiyah, mengatakan dalam sambutannya yang disiarkan oleh televisi Al Jazeera.
"Dan Barat meminta misi itu dipimpin oleh Qatar. Karena Qatar adalah teman mereka dan teman dekat dari Libya," tambahnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Sebelumnya, "Pasukan Qatar bergabung dengan pemberontak Libya", ujar pejabat militer itu.
Attiyah juga mengatakan bahwa ratusan tentara Qatar berada di dalam wilayah Libya membantu para pejuang yang menggulingkan Gaddafi.
Di Paris, Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan perpanjangan yang diusulkan dari misi NATO sedang dipelajari. "Kami akan mengkaji permintaan ini menjadi pertimbangan dengan mitra kami." ujar seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri.
Ditanya tentang misi yang dipimpin Qatar, jurubicara itu mengatakan: "Kami telah mengambil catatan dari laporan ini, tetapi terlalu dini untuk berkomentar mengenai hal itu dan kami tidak akan melakukannya secara sepihak."
Qatar juga mengirim pesawat tempur untuk membantu operasi yang dipimpin NATO.
Sementara pemimpin Libya Abdel Jalil Mustafa mengatakan di ibukota Qatar bahwa NATO harus tetap terlibat di Libya sampai akhir tahun untuk membantu mencegah para loyalis Gaddafi loyalis dari melarikan diri negara itu, ujarnya.
Dengan demikian Barat menggunakan Qatar sebagai perpanjangan tangan Barat untuk melakukan pedudukan terhadap Libya. (mh/wb/eramuslim)
Seorang Jenderal Qatar mengatakan bahwa negara-negara Barat mengusulkan menciptakan aliansi baru, yang dipimpin oleh Qatar untuk mendukung Libia setelah berakhir misi NATO di negara Afrika Utara itu.
Jenderal Qatar itu berbicara setelah pertemuan yang ditunda akhir pekan ini, dan mengharapkan adanya keputusan sesudah berakhirnya mandat NATO di Libya, dan lahir aliansi baru yang menggantikan misi Nato di Libya.
"Setelah Dewan Keamanan PBB mencabut mandat NATO di Libya, maka "Teman-teman dari negara-negara Barat "telah mengajukan gagasan mendirikan aliansi baru untuk terus mendukung Libya," ujar Kepala Staf Angkatan Bersenjata Qatar, Mayor Jenderal Hamad bin Ali al-Attiyah, mengatakan dalam sambutannya yang disiarkan oleh televisi Al Jazeera.
"Dan Barat meminta misi itu dipimpin oleh Qatar. Karena Qatar adalah teman mereka dan teman dekat dari Libya," tambahnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Sebelumnya, "Pasukan Qatar bergabung dengan pemberontak Libya", ujar pejabat militer itu.
Attiyah juga mengatakan bahwa ratusan tentara Qatar berada di dalam wilayah Libya membantu para pejuang yang menggulingkan Gaddafi.
Di Paris, Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan perpanjangan yang diusulkan dari misi NATO sedang dipelajari. "Kami akan mengkaji permintaan ini menjadi pertimbangan dengan mitra kami." ujar seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri.
Ditanya tentang misi yang dipimpin Qatar, jurubicara itu mengatakan: "Kami telah mengambil catatan dari laporan ini, tetapi terlalu dini untuk berkomentar mengenai hal itu dan kami tidak akan melakukannya secara sepihak."
Qatar juga mengirim pesawat tempur untuk membantu operasi yang dipimpin NATO.
Sementara pemimpin Libya Abdel Jalil Mustafa mengatakan di ibukota Qatar bahwa NATO harus tetap terlibat di Libya sampai akhir tahun untuk membantu mencegah para loyalis Gaddafi loyalis dari melarikan diri negara itu, ujarnya.
Dengan demikian Barat menggunakan Qatar sebagai perpanjangan tangan Barat untuk melakukan pedudukan terhadap Libya. (mh/wb/eramuslim)
Tidak ada komentar