Header Ads

Beberapa Universitas Turki Masih Bersikeras Terapkan Larangan Jilbab

Dalam tahun ajaran baru 2011-2012, beberapa universitas di Turki masih memberlakukan larangan jilbab yang telah dihapuskan oleh Dewan Pendidikan Tinggi (Yok) pada tahun 2010 lalu.

Universitas secara bertahap telah mengadopsi peraturan baru yang memungkinkan jilbab dikenakan di universitas-universitas sejak larangan tersebut dihapuskan pada tahun 2010.

Perkembangan terbaru termasuk penghapusan larangan jilbab dari Seleksi Mahasiswa dan Penempatan mahasiswa pada musim panas ini dan dibolehkannya mahasiswa untuk menyelesaikan pendaftaran mereka pada September lalu dengan mengenakan jilbab.

Namun, beberapa perguruan tinggi/universitas masih memungkinkan dosen untuk menolak mahasiswa yang mengenakan jilbab untuk masuk ke kelas.

Sebagian besar universitas-universitas, seperti Universitas Teknis Timur Tengah, Ankara (ODTÜ), Hacettepe, Gazi, Ankara, Başkent dan Atılım, mengizinkan para mahasiswa berjilbab masuk ke kampus, tetapi tergantung oleh sikap dekan fakultas dan dosen, dan mahasiswa tidak selalu diizinkan masuk ke kelas atau kantor tertentu dengan mengenakan jilbab.

Presiden Yok, Yusuf Ziya Ozcan mengeluarkan pernyataan pada bulan Maret 2010 lalu yang memperingatkan perguruan tinggi yang melanjutkan larangan jilbab jika mereka bersikeras atas posisi ini, akan mendapat penyelidikan Yok. Ozcan menyatakan: "Mahasiswa tidak bisa diusir keluar dari kelas karena jilbab, dan jika ada dosen yang bersikeras mengusir mahasiswa yang berjilbab, laporan resmi harus disiapkan dan dikirim ke Yok."

Asisten Profesor Yesim Yalcin Mendi, seorang dosen di fakultas pertanian Universitas Cukurova di Adana, mengatakan dalam sebuah wawancara yang dilakukan 28 September lalu bahwa dia tidak memungkinkan mahasiswa dengan jilbab masuk ke dalam kelas dan dia secara khusus meminta mahasiswa menjelaskan di mana mereka tinggal atau dengan siapa mereka tinggal dalam rangka untuk mengetahui apakah mereka tinggal di tempat yang didanai oleh organisasi keagamaan. Mendi menjelaskan bahwa rektor universitas memungkinkan kita membuat keputusan kita sendiri tentang mahasiswa yang berjilbab. "Dan keputusan saya untuk tidak membawa mereka masuk ke kelas saya."(fq/cihan/eramuslim)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.