Header Ads

Kenapa Penegakkan Syariat Kristen Tidak Disebut Terorisme?

Diskriminasi adalah momok yang kerap mendera muslim Indonesia. Meski umat muslim selalu digadang-gadangkan sebagai mayoritas pemeluk agama terbesar di Negara ini, hal tersebut tidak menjadi jaminan mereka terbebas dari fitnah dan kezhaliman.

Kesimpulan tersebut dikatakan oleh Ustadz Afif Abdul Majid, Ketua Jama’ah Anshorut Tauhid Wilayah Jawa Tengah, dalam Tablikgh Akbar Solidaritas Terhadap Muslim Ambon: Mengungkap Data dan Fakta Pembantaian Nasrani Terhadap Muslim Ambon, di Bekasi, Minggu 2/10.

Diskriminasi terhadap umat muslim akan semakin terlihat, saat pemerintah memenjarakan orang yang nyata-nyata menjalankan keyakinannya sebagai seorang muslim untuk menegakkan Syariat Islam. “Label teroris disematkan kepada orang yang mencintai Syariat Allah seperti Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.”

Namun uniknya, katanya, perlakuan ini sangat berbeda dialami kaum Kristiani. Ini bisa dimulai dari penangangan SBY antara kasus Solo dan Ambon. Jika fakta mengenai pembantaian muslim Ambon ditutup-tutupi, namun jika pada bom Solo dicari-cari.

Selain itu pula kondisi kontras lainnya terjadi dalam melihat isu penegakkan Syariat Kristen yang dilakukan kaum salibis. “Kok orang Kristen tidak dipenjarakan saat menegakkan Syariat Kristen?” tanyanya.

Gerakan Kristen untuk menguasai Indonesia memang bukan sekedar kabar burung.Tokoh Anti Pemurtadan, Ustadz Alfian Tanjung, yang berbicara pada kesempatan kemarin, menyatakan para laskar Kristen yang dinamakan Brigade Yesus sudah berencana memukul umat muslim. “Mereka sudah berlatih sejak tahun 2005,” bebernya yang intens dari tahun 80-an mengamati gerakan Zionisme Salibis di Indonesia ini.

Bahkan Ketua Forum Taruna Muslim ini tidak segan-segan menyebut sentra bisnis di Lippo Karawasi sebagai Lippo ‘Kristen’ Karawaci.

Kata Ustadz Afif, diskriminasi ini hal ini terjadi karena Undang-undang Indonesia tidak mengacu kepada hukum Allah, namun Undang-undang dari konstitusi yang pernah diterapkan Belanda ketika menjajah Indonesia, “Undang-undang sekarang tidak beda dengan penjajah Belanda,” katanya.

Maka daripada itu, ia melihat kesamaan antara penjajah Belanda dengan pemerintah saat ini. Mereka sangat gencar membela kaum Kristiani, tapi zhalim terhadap umat muslim. (Pz/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.