Header Ads

Partai Salafi An-Nur: Kami Tidak Akan Melunakkan Pandangan Islam Kami

Kubu Salafi yang dituduh ultra-konservatif Islam Mesir mengatakan mereka tidak akan melunakkan pandangan mereka dengan sekutu mereka Ikhwanul Muslimin yang lebih moderat, setelah pemungutan suara putaran pertama menempatkan dua kelompok Islam ini mendominasi parlemen.

Pimpinan partai Salafi An-Nur Imad Abdul Ghaffour menegaskan bahwa partainya tidak akan menjadi bawahan Ikhwan.



"Kami benci taklid," kata Ghaffour kepadaReuters dalam sebuah wawancara. "Mereka selalu mengatakan kami mengambil posisi sesuai dengan Ikhwan, tetapi kami memiliki visi kami sendiri. Mungkin ada konsensus dengan Ikhwan tapi kami akan tetap independen."

"Kami tidak mengesampingkan bahwa mereka dapat meminggirkan kami dan menggambarkan kami sebagai pihak yang kesulitan membuat blok," kata Ghaffour, di markas partainya di pinggiran kota Kairo Maadi.

"Pengalaman partai lainnya yang telah bersekutu dengan mereka di masa lalu mengalami hal yang pahit. Mereka selalu membicarakan hal itu dengan celaan."

Sebelum pemungutan suara, An-Nur meninggalkan aliansi elektoral yang dipimpin oleh FJP (partai Ikhwan) yang akan melihat mereka bekerja sama dalam daftar partai. Para Salafi mengatakan mereka menginginkan lebih banyak kandidat mereka disertakan.

Namun wakil partai Ikhwan Essam el-Erian mengatakan kepada Reuters sebelum pemungutan suara bahwa berkoalisi dengan Salafi hanya akan membebani setiap koalisi politik.

Munculnya Salafi sebagai salah satu pemenang pemilu telah mengkhawatirkan banyak sekularis, serta minoritas Kristen Mesir yang besar.

Kelompok Salafi berusaha untuk menerapkan Islam yang dianggap ketat dan berusaha menerapkan syariat Islam di Mesir. Gerakan ini dihidupkan kembali di Mesir pada era 1970-an oleh sekelompok mahasiswa Universitas Alexandria.

Kelompok ini ingin melarang bunga bank, mengecualikan perempuan dan non-Muslim dari posisi eksekutif, memisahkan jenis kelamin di tempat kerja dan merevisi perjanjian damai Mesir dengan Israel.

Abdul Ghaffour mengatakan pemerintahan Salafi akan meningkatkan pariwisata budaya dan mencoba untuk mendiversifikasi ekonomi kota-kota Mesir yang sangat bergantung pada pendapatan dari pajak turis.

Namun janji Salafi melarang alkohol, melarang kemesraan di depan umum dan memakai bikini di pantai akan memperdalam krisis pariwisata yang dipicu oleh pemberontakan terhadap Mubarak.

Pada bagiannya Ikhwan sadar kejatuhan ekonomi dan langkah seperti itu hanya akan menakut-nakuti wisatawan Barat dan mereka telah mengadopsi sebuah wacana yang lebih moderat.

"Sekarang kami adalah partai terbesar kedua, kami akan memiliki suara dan calon presiden yang akan mendekati kami yang mengetahui bahwa kamia memiliki suara yang kuat di blok," kata Abdul Ghaffour.

Anggota Parlemen terpilih akan memilih majelis konstituante yang akan mengawasi penyusunan konstitusi baru. Dokumen ini menjadi medan pertempuran bagi kaum liberal dan Islamis dan akan menegaskan peran apa yang kubu Islam mainkan pada masa depan Mesir.

Pada saat membahas aliansi parlementer dengan Ikhwan, Abdul Ghaffour mengatakan partai An-Nur sudah siap untuk bergabung dengan kabinet koalisi yang bertujuan melakukan reformasi "bertahap".

"Tidak ada partai tunggal yang dapat memaksakan kehendaknya pada 80 juta rakyat Mesir," katanya menegaskan.

Ia mengatakan Partai An-Nur tidak akan menerima negara "sekuler" dan akan mencoba untuk memperkuat syariah sebagai sumber utama undang-undang dan hukum.(fq/reu/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.