Header Ads

Ahli Bedah Perancis Sebut Situasi di Homs Suriah Seperti di "Neraka"

Ahli bedah Perancis, Jacque Beres yang baru saja kembali ke Paris dari Suriah menggambarkan pertumpahan darah yang ia lihat di sana sebagai salah satu yang paling mengerikan yang pernah ia saksikan selama 40 tahun dirinya bekerja di zona perang.

Beres menghabiskan 12 hari di kota yang terkepung Homs pada Februari lalu setelah penyelundupan dirinya ke wilayah itu, mendirikan rumah sakit darurat di rumah warga di lingkungan Baba Amro.


Dia mengoperasi 89 orang, banyak dari mereka katanya adalah orang tua, perempuan dan anak-anak. Dia berhasil menyelamatkan sebagian besar korban, tapi sembilan korban meninggal di meja operasi.

"Cahaya lampu sangat mengerikan, hanya bola menggantung dari langit-langit, dan air sangat langka," kata ahli bedah Perancis berusia 72-tahun dan pendiri Dokter tanpa Perbatasan ini. "Ada begitu banyak debu di udara, dan debu itu akan masuk ke luka terbuka para pasien."

Beres pergi ke Suriah atas perintah Perancis-Suriah Demokrasi dan Serikat Asosiasi Muslim di Perancis. Dia menyeberangi perbatasan secara ilegal dari Libanon dan berhasil masuk dan tampaknya dirinya menjadi dokter Barat pertama yang mencapai Homs.

"Ini adalah neraka" kata Beres Selasa lalu pada pertemuan aktivis HAM di Jenewa.
"Ini pembunuhan massal. Benar-benar tidak adil. Ini tidak dapat dibenarkan "

Beres, yang telah bekerja di zona perang termasuk Irak, Rwanda dan Chechnya, mengatakan bahwa orang-orang di Homs tinggal dengan putus asa meskipun rasa terima kasih mereka kepada wartawan yang melaporkan penderitaan mereka kepada dunia.

"Orang-orang yang sekarat bukan teroris, mereka adalah orang biasa yang layak menuntut kebebasan mereka," kata Beres kepada Toronto Star.

Di Homs, yang merupakan titik nyala kunci dalam pemberontakan, penembak jitu Assad menjadi ancaman utama yang menembaki warga.

"Kami tidak bisa mengobati luka di kepala atau di dada sama sekali," kata Beres. "Kami hanya mungkin untuk mengobati cedera perut dan anggota tubuh lainnya. "

Beres mengatakan ia berencana untuk kembali ke Suriah dalam beberapa minggu mendatang, dengan organisasi non-pemerintah, Medecins du Monde, untuk bekerja di bagian utara negara itu.

"Permainan telah berakhir di Homs," katanya. "Hal ini telah menjadi mustahil untuk saat ini untuk melakukan sesuatu di daerah tersebut.

"Tapi dunia jangan sampai lupa. Kita perlu terus mengirim wartawan dan relawan kemanusiaan untuk membawa tekanan kepada rezim diktator." (fq/aby/eramuslim/150312/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.