Perempuan Yogyakarta Tolak Kenaikan BBM dan Dukung Penegakan Khilafah
“Tolak tolak BBM naik. BBM naik ibu sengsara.
Ganti ganti demokrasinya. Terapkan Islam sekarang juga…”
Yel ini dengan lantang diteriakkan oleh nyaris 800 perempuan Yogyakarta dalam aksi damai bersama Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Selasa 20 Maret 2012. Aksi bertema “Ibu Indonesia Tolak Kenaikan BBM, Tolak Liberalisasi Migas” digelar sebagai bentuk penolakan masyarakat Yogyakarta terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM per 1 April nanti.
Meski gerimis tanpa jeda mengguyur sepanjang acara, namun para muslimah ini tetap semangat mengikuti aksi. Tepat pukul 13.00 WIB peserta berkumpul rapi di gedung DPRD DIY dan berjalan perlahan menuju perempatan kantor pos besar.
Uniknya, peserta tidak hanya membawa atribut berupa poster dan bendera, namun masing-masing dari mereka membawa peralatan dapur. Wajan, panci, jerigen menjadi simbol bahwa kenaikan BBM akan membuat wanita terutama kaum ibu semakin kesulitan memenuhi kebutuhan mereka.
Kebijakan ini akan semakin memaksa perempuan berbondong keluar rumah, bekerja memeras keringat membanting tulang demi mengais rezeki dan mencari eksistensi, sementara kehormatan dan keselamatan mereka menjadi taruhan. Tanpa kenaikan BBM-pun, tercatat bahwa 22.7 juta perempuan Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan 2.5 juta diantaranya adalah buruh migran.
Berulangnya kenaikan BBM tiada lain adalah bukti nyata gagalnya visi kapitalisme dalam memenuhi hak-hak ekonomi perempuan Indonesia. Kaum perempuan tidak bisa lagi berharap pada pemerintah yang tetap setia menggunakan sistem demokrasi kapitalis, yang terbukti tidak mampu menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat.
Karena itu perempuan Yogyakarta tidak hanya menolak kenaikan BBM dan liberalisasi migas, namun juga menyerukan penegakan Khilafah Islam. Sebuah sistem politik cemerlang yang pasti mampu memenuhi hak-hak perempuan dan menjamin kesejahteraan sosial.[eramuslim/al-khilafah.org]
Ganti ganti demokrasinya. Terapkan Islam sekarang juga…”
Yel ini dengan lantang diteriakkan oleh nyaris 800 perempuan Yogyakarta dalam aksi damai bersama Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Selasa 20 Maret 2012. Aksi bertema “Ibu Indonesia Tolak Kenaikan BBM, Tolak Liberalisasi Migas” digelar sebagai bentuk penolakan masyarakat Yogyakarta terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM per 1 April nanti.
Meski gerimis tanpa jeda mengguyur sepanjang acara, namun para muslimah ini tetap semangat mengikuti aksi. Tepat pukul 13.00 WIB peserta berkumpul rapi di gedung DPRD DIY dan berjalan perlahan menuju perempatan kantor pos besar.
Uniknya, peserta tidak hanya membawa atribut berupa poster dan bendera, namun masing-masing dari mereka membawa peralatan dapur. Wajan, panci, jerigen menjadi simbol bahwa kenaikan BBM akan membuat wanita terutama kaum ibu semakin kesulitan memenuhi kebutuhan mereka.
Kebijakan ini akan semakin memaksa perempuan berbondong keluar rumah, bekerja memeras keringat membanting tulang demi mengais rezeki dan mencari eksistensi, sementara kehormatan dan keselamatan mereka menjadi taruhan. Tanpa kenaikan BBM-pun, tercatat bahwa 22.7 juta perempuan Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan 2.5 juta diantaranya adalah buruh migran.
Berulangnya kenaikan BBM tiada lain adalah bukti nyata gagalnya visi kapitalisme dalam memenuhi hak-hak ekonomi perempuan Indonesia. Kaum perempuan tidak bisa lagi berharap pada pemerintah yang tetap setia menggunakan sistem demokrasi kapitalis, yang terbukti tidak mampu menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat.
Karena itu perempuan Yogyakarta tidak hanya menolak kenaikan BBM dan liberalisasi migas, namun juga menyerukan penegakan Khilafah Islam. Sebuah sistem politik cemerlang yang pasti mampu memenuhi hak-hak perempuan dan menjamin kesejahteraan sosial.[eramuslim/al-khilafah.org]
Tidak ada komentar