HTI Kecam Pembakaran Al Qur'an
Hizbut Tahrir Indonesia menilai berulangnya aksi bakar Alquran yang
dilakukan seorang pastor di Florida menunjukkan kegagalan Amerika dalam
melindungi kehormatan agama.
“Sekaligus menunjukkan bahwa doktrin penghormatan dan perlindungan terhadap HAM adalah omong kosong belaka,” pekik Sekretaris Juru Bicara HTI Roni Ruslan saat aksi unjuk rasa Mengutuk Pembakaran Kitab Suci Alquran, Jum’at (4/5) siang di depan Kedutaan Besar Amerika, Jakarta.
Di hadapan sekitar 200 massa, Roni pun menyatakan bahwa doktrin HAM hanya berlaku untuk hal-hal yang tidak terkait dengan Islam dan umatnya.
“Buktinya ketika yang menjadi korban adalah umat Islam, seperti kasus pembakaran kitab suci Alquran, pemerintah AS bersikap pasif, bahkan cenderung membiarkan, terbukti polisi yang hadir di tempat kejadian tidak bergegas mencegah tindakan itu,” sesalnya.
Oleh karena itu, lanjut Roni, peristiwa ini harus dijadikan sebagai pemacu semangat dan kesungguhan seluruh umat Islam untuk sungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya kembali syariah dan khilafah.
“Karena hanya bila khilafah tegak, umat Islam dapat dipersatuan kembali sedemikian sehingga umat Islam memiliki kekuatan, dan dengan kekuatan itu bisa melindungi harkat dan martabat agama Islam, termasuk melindungi kehormatan Al Qur’an dari serangan keji seperti yang dilakukan oleh pastur gila itu!” tegasnya.
Pada Ahad (29/4) waktu setempat, Pastor kontroversial dari Gereja Dove World Outreach Center, Florida, AS, Terry Jones, kembali membakar Kitab Suci Alquran. Tahun lalu, tepatnya 20 Maret 2011, Asisten Pastor Gereja Dove World Outreach Center Wayne Sapp itu menyulut kemarahan umat Muslim dunia setelah membakar salinan Alquran dan menyebarkannya di internet. [HTIPress/al-khilafah.org]
“Sekaligus menunjukkan bahwa doktrin penghormatan dan perlindungan terhadap HAM adalah omong kosong belaka,” pekik Sekretaris Juru Bicara HTI Roni Ruslan saat aksi unjuk rasa Mengutuk Pembakaran Kitab Suci Alquran, Jum’at (4/5) siang di depan Kedutaan Besar Amerika, Jakarta.
Di hadapan sekitar 200 massa, Roni pun menyatakan bahwa doktrin HAM hanya berlaku untuk hal-hal yang tidak terkait dengan Islam dan umatnya.
“Buktinya ketika yang menjadi korban adalah umat Islam, seperti kasus pembakaran kitab suci Alquran, pemerintah AS bersikap pasif, bahkan cenderung membiarkan, terbukti polisi yang hadir di tempat kejadian tidak bergegas mencegah tindakan itu,” sesalnya.
Oleh karena itu, lanjut Roni, peristiwa ini harus dijadikan sebagai pemacu semangat dan kesungguhan seluruh umat Islam untuk sungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya kembali syariah dan khilafah.
“Karena hanya bila khilafah tegak, umat Islam dapat dipersatuan kembali sedemikian sehingga umat Islam memiliki kekuatan, dan dengan kekuatan itu bisa melindungi harkat dan martabat agama Islam, termasuk melindungi kehormatan Al Qur’an dari serangan keji seperti yang dilakukan oleh pastur gila itu!” tegasnya.
Pada Ahad (29/4) waktu setempat, Pastor kontroversial dari Gereja Dove World Outreach Center, Florida, AS, Terry Jones, kembali membakar Kitab Suci Alquran. Tahun lalu, tepatnya 20 Maret 2011, Asisten Pastor Gereja Dove World Outreach Center Wayne Sapp itu menyulut kemarahan umat Muslim dunia setelah membakar salinan Alquran dan menyebarkannya di internet. [HTIPress/al-khilafah.org]
Tidak ada komentar