Header Ads

AS Menginginkan Suriah Seperti Sekarang Setelah Jatuhnya Basyar Asad

Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, pada tanggal 14/08/2012 mengatakan: “Amerika Serikat bekerja sama dengan negara-negara lain untuk melaporkan bentuk situasi yang akan terjadi di Suriah pada periode setelah Basyar Assd.”



Dilaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS telah berkomunikasi dengan sejumlah negara untuk tujuan itu. Dalam hal ini, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton telah mengunjungi Ankara, pada tanggal 11/8/2012, serta bertemu dengan para pejabat guna membahas situasi setelah Asad untuk meninjau peran yang diminta oleh Amerika kepada Turki, dan apa yang bisa Turki lakukan untuk mencegah jatuhnya rezim di Suriah, di mana Amerika menyeru Basyar Asad untuk mundur dan beberapa orangnya Asad, namun tetap mempertahankan rezimnya, seperti yang terjadi di Yaman. Dan hal ini dinyatakan secara terbuka.

Karena rezim di Suriah bagi Amerika adalah rezim yang baik, namun situasi yang mengharuskan perubahan agennya, yaitu Basyar Asad karena pemberontakan yang dilakukan rakyat terhadap Asad.

Rezim di Suriah, sebagaimana rezim-rezim di negeri-negeri Arab Arab dan Islam lainnya adalah rezim yang tegak di atas asas pemikiran Barat, seperti sistem Republik dan negara sipil, yakni sekulerisme, demokratis, serta hukum dan konstitusi Barat, seperti yang didirikan oleh penjajah Prancis.

Di sisi lain, Amerika tidak tampak khawatir dengan kejahatan-kejahatan yang dilakukan rezim terhadap rakyat Suriah, dan yang terpenting bagi Amerika adalah jangan sampai rezim Barat jatuh, kemudian posisinya digantikan oleh rezim Islam. Di mana Amerika menyatakan ketakutannya terhadap dominasi pemerintahan oleh kelompok yang disebutnya kelompok ekstrimis, maksudnya adalah rakyat Muslim Suriah yang menuntut pembentukan pemerintahan Islam di negerinya. Sehingga, Amerika dan semua negara di dunia bekerja sama untuk mencegah hal ini terjadi, dengan mempertahankan rezim yang ada, serta memunculkan tokoh-tokoh yang percaya dengan pemikiran sekuler Barat, dan mempertahankan sistem sekuler Barat.

Sementara itu, rezim Turki adalah seperti rezim Suriah yang sama-sama menerapkan sistem sekuler Barat. Oleh karena itu, Turki tidak ingin untuk mengubah rezim di Suriah. Dalam hal ini, Turki hanya ingin lengsernya tokoh-tokoh tertentu yang sedang memimpin rezim. Apa yang dilakukan Turki hanyalah menjalankan agenda Amerika di Suriah (kantor berita HT, 23/8/2012). [HTIPress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.