Header Ads

AS perintahkan pejabat non-esensial segera meninggalkan Tunisia dan Sudan

Amerika Serikat telah memerintahkan sejumlah pejabat diplomatis non-esensial beserta keluarganya untuk segera meninggalkan Sudan dan Tunisia terkait dengan maraknya aksi protes anti-Amerika yang berujung kekerasan serta memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke negara-negara tersebut, seperti dikutip AFP pada Minggu (16/9/2012).


Kementerian Dalam Negeri Tunisia berjanji akan menghukum semua yang terlibat dalam serangan hari Jumat di kedutaan AS yang menewaskan empat orang tewas dan 49 terluka setelah pengunjuk rasa marah atas film amatir yang dibuat di warga Amerika Serikat.

Dua pengunjuk rasa tewas di Sudan pada hari Jumat saat sekitar 5.000 demonstran marah menyerang kedutaan besar Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman.

"Mengingat situasi keamanan di Tunis dan Khartoum, Departemen Luar Negeri telah memerintahkan keberangkatan semua anggota keluarga dan personil non-esensial, dan mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warga negara Amerika," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, dalam sebuah pernyataan.

Dalam peringatan perjalanan tersebut, Departemen Luar Negeri mendesak warga AS untuk "menghindari semua demonstrasi publik dan rapat umum politik, karena bahkan demonstrasi damai yang tampaknya bisa berubah menjadi kekerasan dan konfrontatif."

Sementara itu, di tengah ketidakamanan tersebut, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton melakukan panggilan diplomatis melalui telepon pada Sabtu (15/9), memanggil rekan-rekannya di Mesir, Arab Saudi, Turki, Inggris, dan Prancis, serta Perdana Menteri Libya dan presiden Somalia, dalam upaya untuk menggalang dukungan.

Dalam percakapannya dengan Perdana Menteri Libya, Mustafa Abu Shagur, Clinton menyatakan dukungan AS kepada pemerintah Libya karena bekerja untuk menasionalisasi dan memperkuat pasukan keamanannya, mengintegrasikan milisi dan ekstremisme tempur, menurut Nuland.

Dia juga menggarisbawahi pentingnya membawa pelaku serangan terhadap konsulat AS di Benghazi yang mengakibatkan kematian Duta Besar AS, Christopher Smith, dan tiga warga Amerika lainnya ke pengadilan, kata Nuland. [arrahmah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.