Hizbut Tahrir ada di Negara Barat? Untuk apa?
Oleh : Abu Ibrahiem
Seiring dengan semakin banyak dan sering diadakannya seminar, mashirah, konferensi di negeri-negeri Barat yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir, muncul beberapa yang menanyakan, untuk apa Hizbut Tahrir melaksanakan semua itu di Negara Barat? Apakah Hizbut tahrir mau menjadikan negara-negara Barat itu menjadi Daulah Khilafah juga? Bukankah ini adalah upaya sia-sia, karena umat Islam di Negara-negara Barat tersebut adalah minoritas?
Pertanyaan yang wajar tentunya. Pertanyaan yang cukup logis. Dan izinkanlah saya memberikan argumentasi saya mengapa Hizbut Tahrir merasa perlu untuk bergerak di dalam Negara Barat.
Saat ini, tercatat Hizbut tahrir sudah eksis di beberapa Negara Barat. Diantaranya adalah Hizbut Tahrir wilayah Amerika; Hizbut Tahrir wilayah Inggris; Hizbut Tahrir wilayah Australia; Hizbut Tahrir wilayah Perancis; Hizbut Tahrir wilayah Skandinavia (Denmark-Swedia-Austri-Nor wegia);
Hizbut tahrir wilayah Belanda; Hizbut Tahrir wilayah Kanada.
Negara-negara dimana Hizbut tahrir itu berada bukan di Negara-negara
kecil saja, tapi hampir di semua Negara utama Barat. Apa misi yang
mereka emban disana? Apakah mau menjadikan semua Negara itu Daulah
Khilafah?
Pertama mungkin yang ingin saya sampaikan adalah bahwa perjuangan Hizbut Tahrir adalah perjuangan pemikiran. Artinya penyebaran dan perebutan opini. Opini tentang perlunya penegakan Daulah Khilafah ini tidak hanya diperlukan dipahami dunia Islam, tapi juga oleh dunia diluar Islam. Ini dikarenakan sudah terjadi penyesatan yang sangat parah, yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam, sehingga masyarakat luas sudah banyak yang tidak punya pemahaman tentang apa sebenarnya Islam dan Khilafah itu. Mereka yang sudah tidak paham ini, ada dari kalangan muslim sendiri, dan terlebih dari kalangan non-muslim. Sehingga dibutuhkan penjelasan dan pencerahan bagi kedua belah pihak, muslim begitu juga non muslim. Inilah salah satu misi Hizbut Tahrir dinegara-negara Barat. Meluruskan dan menjernihkan apa itu Islam dan Khilafah bagi masyarakat dimana mereka berada. Bahwa Islam itu tidak sebagaimana yang mereka kira, bahwa Khilafah itu tidak sebagaimana yang mereka persepsikan selama ini. Sehingga, ketika masyarakat non-muslim itu mendapatkan informasi penyeimbang, mereka tidak akan mudah lagi diprovokasi oleh pihak-pihak yang menyerukan kebencian pada Islam dan ketakutan pada Khilafah.
Sebagaimana kita tahu, masyarakat barat adalah masyarakat yang indepensinya tinggi, karena mereka termanjakan Demokrasi yang menjamin kebebasan nyaris tak terbatas pada setiap individu. Dengan demikian, masyarakat yang begini akan punya kemandirian utk menolak apapun seruan dari pemerintah mereka, jika mereka sudah punya keyakinan bahwa seruan itu adalah seruan yang tidak benar. Karenanya, menjadi sangat perlu untuk merebut opini masyarakat ini agar menjadi positip pada Islam dan Khilafah. Hal ini, jika terjadi, akan menyulitkan pemerintah (yang disetir Kapitalis) memperalat masyarakat utk menggolkan agenda-agenda kapitalisme mereka dengan membenturkan muslim dan non-muslim. Masyarakat yang akhirnya terpahamkan bahwa Islam itu bukan monster yang akan memangsa mereka, akan keberatan atau menolak ketika pemerintahnya membuat keputusan memerangi Islam, karena mereka sadar bahwa itu adalah kedok belaka dari para kapitalis.
Kedua, di semua Negara-negara Barat itu, jumlah umat Islam kian hari kian bertambah dengan cukup pesat. Pertambahan ini dikarenakan tiga hal. Pertama oleh angka kelahiran yang tinggi di kalangan keluarga muslim disana. Kedua karena banyaknya warga di Barat yang akhirnya memilih Islam sebagai agamanya, pindah dari agamanya semua. Ketiga karena terus masuknya imigran Muslim yang berasal dari Negara-negara muslim yang terpaksa mengungsi karena adanya kekacauan di Negara mereka. Imigran yang hijrah ke Barat ini umunya adalah imigran intelektual atau yang kaya, sehingga bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan atau diterima di Negara Barat.
Hizbut Tahrir harus memanfaatkan fenomena ini, dengan menggalang mereka pada satu perasaan dan pemikiran serta tujuan. Apakah tujuannya utk menjadikan negara dimana mereka berada jadi Daulah Khilafah? Tidak se ekstrim itu. Tujuan yang ingin dicapai disana, adalah agar umat Islam ini, yang tentunya punya potensi di bidang masing-masing, mau berpartisiasi utk semakin menyebarkan opini Syariah dan Khilafah ke seluruh pelosok bumi yang dihuni umat Islam.
Ketika umat Islam di Negara-negara Barat ini bisa disatukan perasaan, pemikiran dan tujuannya, maka mereka akan menjadi kekuatan, walaupun minoritas. Kekuatan ini akan menjadi kekuatan politik, karena Hizbut Tahrir mengajak mereka aktif dalam kegiatan politik. Dengan kekuatan politik ini, mereka akan bisa mengkritisi atau bahkan menolak upaya-upaya pemerintah di Negara mereka berada, jika upaya itu merugikan Dunia Islam, terutama merugikan ikhtiar perjuangan penegakan Daulah Khilafah.
Ketiga, saat ini Dunia Islam dipenuhi penguasa-penguasa Diktator atau repressif yang menekan setiap gerak menuju penegakan kembali Daulah Khilafah, atas perintah Barat. Dengan demikian, upaya penyebaran opini kepada masyarakat tentang perlu dan wajibnya penegakan daulah Khilafah mengalami halangan yang sangat berat. Karenanya, Hizbut tahrir perlu melakukan terobosan agar dakwah dan perjuangan jangan mandek. Terobosan itu adalah dengan menyuarakan penegakan daulah Khilafah ini dari Negara-negara yang lebih memberi kebebasan utk bersuara, yaitu di Negara-negara Barat. Ini bukan berarti Negara Barat “mempersilahkan” seruan penegakan Daulah Khilafah dilakukan dari dalam Negara mereka, tapi ini tidak lebih adalah ketidakberdayaan mereka karena sudah terikat pd konsekwensi salah satu prinsip dasar Demokrasi mereka, yaitu kebebasan berpendapat bagi seluruh warganya.
Seruan penegakan Daulah Khilafah yang dikumandangkan dari Negara Barat, apakah itu berbentuk mashirah, seminar, talk show, debat di media maupun konferensi internasional mengakibatkan gelombang opini yang luar bisa dampaknya. Perdebatan terjadi dimana-mana. Media-media Barat yang lebih independent dari media-media di dunia Islam, akhirnya sering mengundang narasumber dari Hizbut tahrir utk dilaga dgn pakar Demokrasi, kapitalis, Sekuler dan Liberal yang sudah cukup kondang. Debat ini pasti jadi perhatian dunia, karena tokoh yang dihadapkan dengan Hizbut tahrir adalah tokoh yang sudah sangat mashur dikalangan dunia Barat. Tanpa mereka sadari, ini adalah publikasi gratis yang mereka berikan bagi penyebaran opini Syariah dan Khilafah. Hal ini tidak akan terjadi jika orang-orangnya Hizbut Tahrir tidak ada ditengah-tengah mereka dan menantang mereka disetiap saat, yang memanaskan hati sehingga terjadilah kontak ataupun perang pemikiran
Keempat, dengan keberadaan Hizbut tahrir di jantung Demokrasi, tanpa ada pelarangan atau pembubaran, akan membuat penguasa-penguasa dictator dan repressip di dunia Islam, yang pasti tidak mengakui kediktatorannya dan menyatakan diri penganut Demokrasi, semakin tidak punya alasan untuk membubarkan atau melarang Hizbut Tahrir. Karena mereka tentu tidak ingin dianggap konyol, mengaku Demokrat tapi tidak meniru apa yang dilakukan para kampiun Demokrasi yang menjadi kiblat mereka, dalam menghadapi Hizbut Tahrir.
Namun jangan disamakan ini dengan apa yang dilakukan Soekarno Cs di jaman pra kemerdekaan dulu. Soekarno Cs berkunjung ke Negara-negara asing dan berbicara di depan pemerintah asing untuk meminta bantuan agar mengakui Indonesia menjadi Negara yang berdaulat. Hizbut Tahrir tidak meminta bantuan apapun dari barat dalam proses penegakan kembali Daulah Khilafah. Apa yang disampaikan oleh Hizbut Tahrir pada mereka adalah : Umat Islam punya hak untuk membentuk pemerintahan yang berdasarkan Islam, Barat justru tidak punya hak untuk menghalang-halanginya. Pemerintahan Islam itu adalah pemerintahan yang tujuannya agar umat Islam bisa hidup sejahtera dan terlindungi akidahnya, bukan untuk memerangi Barat. Bahkan Islam itulah yang akan bisa membebaskan bumi ini dari kerusakan dan krisis-krisis yang dimunculkan dari sistem-sistem yang dipakai selama ini, yang bukan berasal dari Islam. Wallahu a’lam.[www.al-khilafah.org]
Seiring dengan semakin banyak dan sering diadakannya seminar, mashirah, konferensi di negeri-negeri Barat yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir, muncul beberapa yang menanyakan, untuk apa Hizbut Tahrir melaksanakan semua itu di Negara Barat? Apakah Hizbut tahrir mau menjadikan negara-negara Barat itu menjadi Daulah Khilafah juga? Bukankah ini adalah upaya sia-sia, karena umat Islam di Negara-negara Barat tersebut adalah minoritas?
Pertanyaan yang wajar tentunya. Pertanyaan yang cukup logis. Dan izinkanlah saya memberikan argumentasi saya mengapa Hizbut Tahrir merasa perlu untuk bergerak di dalam Negara Barat.
Saat ini, tercatat Hizbut tahrir sudah eksis di beberapa Negara Barat. Diantaranya adalah Hizbut Tahrir wilayah Amerika; Hizbut Tahrir wilayah Inggris; Hizbut Tahrir wilayah Australia; Hizbut Tahrir wilayah Perancis; Hizbut Tahrir wilayah Skandinavia (Denmark-Swedia-Austri-Nor
Pertama mungkin yang ingin saya sampaikan adalah bahwa perjuangan Hizbut Tahrir adalah perjuangan pemikiran. Artinya penyebaran dan perebutan opini. Opini tentang perlunya penegakan Daulah Khilafah ini tidak hanya diperlukan dipahami dunia Islam, tapi juga oleh dunia diluar Islam. Ini dikarenakan sudah terjadi penyesatan yang sangat parah, yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam, sehingga masyarakat luas sudah banyak yang tidak punya pemahaman tentang apa sebenarnya Islam dan Khilafah itu. Mereka yang sudah tidak paham ini, ada dari kalangan muslim sendiri, dan terlebih dari kalangan non-muslim. Sehingga dibutuhkan penjelasan dan pencerahan bagi kedua belah pihak, muslim begitu juga non muslim. Inilah salah satu misi Hizbut Tahrir dinegara-negara Barat. Meluruskan dan menjernihkan apa itu Islam dan Khilafah bagi masyarakat dimana mereka berada. Bahwa Islam itu tidak sebagaimana yang mereka kira, bahwa Khilafah itu tidak sebagaimana yang mereka persepsikan selama ini. Sehingga, ketika masyarakat non-muslim itu mendapatkan informasi penyeimbang, mereka tidak akan mudah lagi diprovokasi oleh pihak-pihak yang menyerukan kebencian pada Islam dan ketakutan pada Khilafah.
Sebagaimana kita tahu, masyarakat barat adalah masyarakat yang indepensinya tinggi, karena mereka termanjakan Demokrasi yang menjamin kebebasan nyaris tak terbatas pada setiap individu. Dengan demikian, masyarakat yang begini akan punya kemandirian utk menolak apapun seruan dari pemerintah mereka, jika mereka sudah punya keyakinan bahwa seruan itu adalah seruan yang tidak benar. Karenanya, menjadi sangat perlu untuk merebut opini masyarakat ini agar menjadi positip pada Islam dan Khilafah. Hal ini, jika terjadi, akan menyulitkan pemerintah (yang disetir Kapitalis) memperalat masyarakat utk menggolkan agenda-agenda kapitalisme mereka dengan membenturkan muslim dan non-muslim. Masyarakat yang akhirnya terpahamkan bahwa Islam itu bukan monster yang akan memangsa mereka, akan keberatan atau menolak ketika pemerintahnya membuat keputusan memerangi Islam, karena mereka sadar bahwa itu adalah kedok belaka dari para kapitalis.
Kedua, di semua Negara-negara Barat itu, jumlah umat Islam kian hari kian bertambah dengan cukup pesat. Pertambahan ini dikarenakan tiga hal. Pertama oleh angka kelahiran yang tinggi di kalangan keluarga muslim disana. Kedua karena banyaknya warga di Barat yang akhirnya memilih Islam sebagai agamanya, pindah dari agamanya semua. Ketiga karena terus masuknya imigran Muslim yang berasal dari Negara-negara muslim yang terpaksa mengungsi karena adanya kekacauan di Negara mereka. Imigran yang hijrah ke Barat ini umunya adalah imigran intelektual atau yang kaya, sehingga bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan atau diterima di Negara Barat.
Hizbut Tahrir harus memanfaatkan fenomena ini, dengan menggalang mereka pada satu perasaan dan pemikiran serta tujuan. Apakah tujuannya utk menjadikan negara dimana mereka berada jadi Daulah Khilafah? Tidak se ekstrim itu. Tujuan yang ingin dicapai disana, adalah agar umat Islam ini, yang tentunya punya potensi di bidang masing-masing, mau berpartisiasi utk semakin menyebarkan opini Syariah dan Khilafah ke seluruh pelosok bumi yang dihuni umat Islam.
Ketika umat Islam di Negara-negara Barat ini bisa disatukan perasaan, pemikiran dan tujuannya, maka mereka akan menjadi kekuatan, walaupun minoritas. Kekuatan ini akan menjadi kekuatan politik, karena Hizbut Tahrir mengajak mereka aktif dalam kegiatan politik. Dengan kekuatan politik ini, mereka akan bisa mengkritisi atau bahkan menolak upaya-upaya pemerintah di Negara mereka berada, jika upaya itu merugikan Dunia Islam, terutama merugikan ikhtiar perjuangan penegakan Daulah Khilafah.
Ketiga, saat ini Dunia Islam dipenuhi penguasa-penguasa Diktator atau repressif yang menekan setiap gerak menuju penegakan kembali Daulah Khilafah, atas perintah Barat. Dengan demikian, upaya penyebaran opini kepada masyarakat tentang perlu dan wajibnya penegakan daulah Khilafah mengalami halangan yang sangat berat. Karenanya, Hizbut tahrir perlu melakukan terobosan agar dakwah dan perjuangan jangan mandek. Terobosan itu adalah dengan menyuarakan penegakan daulah Khilafah ini dari Negara-negara yang lebih memberi kebebasan utk bersuara, yaitu di Negara-negara Barat. Ini bukan berarti Negara Barat “mempersilahkan” seruan penegakan Daulah Khilafah dilakukan dari dalam Negara mereka, tapi ini tidak lebih adalah ketidakberdayaan mereka karena sudah terikat pd konsekwensi salah satu prinsip dasar Demokrasi mereka, yaitu kebebasan berpendapat bagi seluruh warganya.
Seruan penegakan Daulah Khilafah yang dikumandangkan dari Negara Barat, apakah itu berbentuk mashirah, seminar, talk show, debat di media maupun konferensi internasional mengakibatkan gelombang opini yang luar bisa dampaknya. Perdebatan terjadi dimana-mana. Media-media Barat yang lebih independent dari media-media di dunia Islam, akhirnya sering mengundang narasumber dari Hizbut tahrir utk dilaga dgn pakar Demokrasi, kapitalis, Sekuler dan Liberal yang sudah cukup kondang. Debat ini pasti jadi perhatian dunia, karena tokoh yang dihadapkan dengan Hizbut tahrir adalah tokoh yang sudah sangat mashur dikalangan dunia Barat. Tanpa mereka sadari, ini adalah publikasi gratis yang mereka berikan bagi penyebaran opini Syariah dan Khilafah. Hal ini tidak akan terjadi jika orang-orangnya Hizbut Tahrir tidak ada ditengah-tengah mereka dan menantang mereka disetiap saat, yang memanaskan hati sehingga terjadilah kontak ataupun perang pemikiran
Keempat, dengan keberadaan Hizbut tahrir di jantung Demokrasi, tanpa ada pelarangan atau pembubaran, akan membuat penguasa-penguasa dictator dan repressip di dunia Islam, yang pasti tidak mengakui kediktatorannya dan menyatakan diri penganut Demokrasi, semakin tidak punya alasan untuk membubarkan atau melarang Hizbut Tahrir. Karena mereka tentu tidak ingin dianggap konyol, mengaku Demokrat tapi tidak meniru apa yang dilakukan para kampiun Demokrasi yang menjadi kiblat mereka, dalam menghadapi Hizbut Tahrir.
Namun jangan disamakan ini dengan apa yang dilakukan Soekarno Cs di jaman pra kemerdekaan dulu. Soekarno Cs berkunjung ke Negara-negara asing dan berbicara di depan pemerintah asing untuk meminta bantuan agar mengakui Indonesia menjadi Negara yang berdaulat. Hizbut Tahrir tidak meminta bantuan apapun dari barat dalam proses penegakan kembali Daulah Khilafah. Apa yang disampaikan oleh Hizbut Tahrir pada mereka adalah : Umat Islam punya hak untuk membentuk pemerintahan yang berdasarkan Islam, Barat justru tidak punya hak untuk menghalang-halanginya. Pemerintahan Islam itu adalah pemerintahan yang tujuannya agar umat Islam bisa hidup sejahtera dan terlindungi akidahnya, bukan untuk memerangi Barat. Bahkan Islam itulah yang akan bisa membebaskan bumi ini dari kerusakan dan krisis-krisis yang dimunculkan dari sistem-sistem yang dipakai selama ini, yang bukan berasal dari Islam. Wallahu a’lam.[www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar