FDI: Pemerintah Harus Cepat Membuat “Ide-Ide Kontra” Ideologi Hizbut Tahrir
Situs “Perth Now” mempubliasikan sebuah artikel dengan judul “Research Center Mengatakan: Kelompok Islam Merupakan Ancaman”. Artikel
ini dimulai dengan peringatan para peneliti akan bahaya kelompok
“radikal” Hizbut Tahrir, yang dianggap sebagai kelompok kontroversial,
bahwa Hizbut Tahrir merupakan ancaman bagi tatanan sosial Australia
dalam jangka pendek, dan dalam jangka panjang provokasinya secara tidak
langsung akan berpotensi menjadi serangan terorisme.
Situs tersebut mengutip dari Research Center “Tren Masa Depan Internasional,Future Directions International (FDI)”,
yang berkantor pusat di kota “Perth” mengatakan, bahwa benar kelompok
ini (Hizbut Tahrir) tidak menyeru pada kekerasan, namun retorikanya yang
anti-Barat bisa menimbulkan ancaman bagi keamanan sosial-budaya dengan
meningkatkan ketidakharmonisan antara kaum Muslim dan non-Muslim.
Situs juga
mengutip artikel salah seorang pemikir FDI yang dipublikasikan di surat
kabar pada hari Kamis (13/12) yang mengatakan bahwa dalam hal ini Hizbut
Tahrir menyerukan pada Islam radikal, yang bertentangan dengan
pandangan sebagian besar kaum Muslim di Australia, namun ada sedikit
“orang-orang frustrasi” yang rentan terhadap indoktrinasi ideologis.
Pernyataan itu
sangat kontradiktif, sebab surat kabar memperingatkan bahwa “semakin
banyaknya orang yang bergabung dengan Hizbut Tahrir, dan pemikirannya
yang berkembang, maka hal itu bisa mengarah pada kekerasan komunal, yang
berbentuk miniatur dari konflik sektarian. Ia
menambahkan, “dalam jangka panjang, jika Hizbut Tahrir diberi kebebasan
beraktivitas—seperti saat ini—maka hal itu bisa menjadi ancaman besar
bagi keamanan nasional Australia.”
Kemudian ia memprediksi dengan mengatakan bahwa “dengan ekspansi Hizbut
Tahrir melalui pertambahan anggotanya, maka hal itu memungkinkan Hizbut
Tahrir menjadi lebih terdesentralisasi.”
Dalam upaya yang beraroma putus asa untuk menodai citra Hizbut Tahrir, ia mengatakan bahwa serangan terorisme “the lone wolf atau adz dzi’bul munfarid(serigala
yang sendirian) oleh orang-orang yang tidak secara langsung berhubungan
dengan Hizbut Tahrir, namun mereka mungkin terpengaruh oleh situs
Hizbut Tahrir yang jumlahnya banyak di internet dan materi-materi
cetakannya.” Surat kabar ini menganggap bahwa kecaman Hizbut Tahrir terhadap aksi kekerasan sebagai “ambigu, jika tidak dikatakan fiktif”.
Ketika artikel
itu berbicara tentang penyebaran Hizbut Tahrir di dunia dan tujuannya,
ia mengatakan bahwa Hizbut Tahrir memiliki cabang di lebih dari 40
negara, dan ia dilarang di banyak negara. Hizbut
Tahrir ini bertujuan untuk menggulingkan semua pemerintahan Barat dan
sekuler, kemudian menyatukan negara-negara kaum Muslim di bawah negara
global “Khilafah Islam” yang akan menerapkan hukum-hukum Islam.
Artikel
tersebut membenarkan pemerintah Australia tidak melarang Hizbut Tahrir
secara terus-menerus, dengan alasan bahwa hal itu (melarangnya) akan
menyebabkan Hizbut Tahrir menyembunyikan aktivitasnya, sehingga menjadi
rahasia. Sebagai
bukti bahwa sistem kapitalisme itu didasarkan pada kepentingan, adalah
bahwa FDI mendukung tren “tidak melarang”, dengan memperingatkan bahwa
larangan tersebut akan meningkatkan daya tarik Hizbut Tahrir bagi para
fundamentalis muda. Ia
menambahkan bahwa para pembuat kebijakan harus bergerak cepat untuk
menciptakan “ide-ide kontra” ideologi radikal Hizbut Tahrir. Kemudian,
surat kabar itu mengusulkan bahwa pendekatan semacam itu harus
dibuatnya melalui konsultasi dengan negara-negara mitra [pal-tahrir.info/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar