Header Ads

JAT: BNPT Dikendalikan Negara Lain

Perang terhadap terorisme di Indonesia dikomandoi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Badan setingkat kementerian itu bertanggung jawab kepada presiden. Instansi yang kini dipimpin Irjen (pur) Ansyad Mbai tersebut kini punya Deputi Penindakan yang baru.



Posisi Deputi Penindakan yang lama dijabat Irjen Tito Karnavian. Karena dimutasi menjadi Kapolda Papua, jabatan itu sempat kosong beberapa lama. Akhir pekan kemarin, posisi itu resmi dijabat oleh Brigjen Petrus Golose, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur di bawah Deputi.

Penunjukan Petrus menjadi orang penting yang mengomando setiap penangkapan tersangka teroris itu direspons serius oleh berbagai kalangan aktivis Islam. ’’Penunjukan Petrus menunjukkan BNPT tidak independen dan dikendalikan oleh kepentingan negara lain. Petrus jelas bukan orang yang independen. Dia agen kepentingan negara lain,’’ ujar juru bicara Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Sonhadi kepada Jawa Pos (grup Radar Lampung) kemarin (17/2).

Sonhadi menyebut, berbagai penembakan yang dilakukan terhadap terduga teroris pasti dilakukan atas perintah komandan. ’’Sejak awal saya curiga ini perang terhadap Islam, misalnya penembakan di masjid di Makasar belum lama ini,’’ urainya.

Dengan ditunjuknya Petrus menjadi orang penting di BNPT yang bisa memerintahkan penangkapan, Sonhadi khawatir ada babak baru penindakan terorisme. ’’Kita berharap jangan ada lagi penembakan terhadap aktivis muslim yang kadar kesalahannya saja belum jelas,’’ ungkap orang dekat Abu Bakar Ba’asyir ini.

Petrus dikenal sebagai orang lama di dunia kontra teror. Hampir di setiap operasi besar , sosoknya selalu memimpin langsung. Alumnus Akpol 1988 ini dikenal dingin dan tegas dalam melakukan operasi penindakan. Dia bergelar doktor dari Universitas Indonesia dengan tesis tentang program Deradikalisasi Terorisme di Indonesia. Brigjen Petrus hingga tadi malam belum bisa dimintai tanggapan terkait pernyataan JAT itu.

Secara terpisah, Harits Abu Ulya dari Centre for Ideological Islamic Analyst (CIIA) menilai, Deputi Penindakan adalah jabatan paling strategis di BNPT. ’’Sebab, dia yang bisa menggerakkan dan memerintahkan pasukan,’’ ucapnya.

Harits mengaku, sudah melakukan investigasi independen terkait penembakan tujuh terduga teroris di Makasar dan Bima yang hasilnya penuh kejanggalan. ’’Kita berharap tidak ada lagi rekayasa dalam penangkapan. Jangan sampai orang tidak bersenjata di masjid, ditembak mati secara sadis. Bahkan sisa darahnya masih ada di lantai masjid,’’ terangnya. (jpnn/c3/ary) [radarlampung/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.