Header Ads

[LKS NGAWUR] : Amina Minta Diperkosa?

Bisnis pengadaan lembar kerja siswa (LKS) yang masih terjadi di beberapa sekolah akan terhapus oleh buku kurikulum baru. Latihan soal komprehensif telah terdapat dalam buku kurikulum baru, sehingga LKS tidak lagi diperlukan (JPNN.com, 19/2/2013)


KOMENTAR:

Kalau mau menghapus bisnis LKS sebenarnya tidak perlu menunggu kurikulum baru. Saat ini juga bisa kok. Masalahnya, mengapa bisnis LKS tumbuh subur? Karena memang ini lahan yang menguntungkan, termasuk bagi guru dan kepala sekolah. Guru duduk santai saja, tidak perlu repot-repot membuat sendiri, tinggal menunggu kiriman dari pemasok LKS. Sudah gitu, konon fee yang diterima dari si pengusaha LKS juga lumayan. Pengakuan dari salah satu pengusaha LKS yang saya kenal, termasuk kepala sekolah juga dapat fee besar tergantung "omset" LKS yang terjual di sekolahnya.

Celakanya, karena LKS itu biasanya drop-dropan, pihak sekolah kurang teliti, semua yang dikirim pemasok ya diterima saja dan langsung didistribusikan (baca: DIJUAL ke siswa). Akhirnya di sekolah sering dijumpai LKS yang isinya awur-awuran. Salah satunya adalah sebagaimana foto di atas yang saya terima dari Mbak Icha Hariani Susanti, seorang guru SMP di Bojonegoro.

Apa yang janggal dari sampul LKS ini? Perhatikan rumus yang ditulis: (a-a d/cos a 1x - ta 2x). Itu kalau dibaca bunyinya menjadi: AMINA DIPERKOSA SATU KALI MINTA DUA KALI.

Astaghfirullah... Pembuat dan juga pengedar LKS ngawur kayak gini harus dipolisikan. Tidak sepantasnya di LKS serius yang dikonsumsi siswa ada tulisan seperti ini. Jika pun ini dimaksudkan sebagai guyonan maka ini adalah guyonan yang sangat tidak cerdas dan keluar dari norma kepantasan. Ini kan ranah pendidikan?

Makanya, sejak awal saya setuju LKS itu dibuat sendiri saja oleh guru. Lebih aman untuk siswa dan sekaligus membuat guru lebih trampil.

Ayo, stop bisnis LKS. Saatnya membuat sendiri. Jika pun saat ini masih mengandalkan pasokan dari penerbit, telitilah sebelum membelinya. Jangan karena tergiur keuntungan lalu mengorbankan masa depan siswa
. [Mohammad Ihsan] [www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.