Header Ads

Kebangkitan Pemuda dalam Mewujudkan Perubahan yang Hakiki

Pemuda merupakan generasi penerus estafet pembangungan dan kemajuan bangsa. Merekalah yang menjadi motor penggerak utama perubahan, dengan sosok yang bersemangat, idealis, kritis dan berani serta menjadi inspirator dengan gagasannya. Pemuda-pun diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kejumudan masyarakat. Karena mereka memiliki potensi yang sangat besar dalam melakukan proses perubahan.


Negeri ini memiliki banyak pemuda, namun kondisi negeri ini sangat memprihatinkan. Pemuda negeri ini kini kehilangan jati dirinya. Semangatnya untuk melawan ketidakadilan demi kehidupan masyarakat yang lebih baik, kekritisannya dalam menanggapi setiap masalah negeri ini, bahkan idealismenya sudah sulit ditemui di zaman sekarang. Jiwa-jiwa pemuda kini digerogoti sikap apolitis dan pragmatis, serta dihinggapi penyakit individualisme, akibatnya potensi mereka mati di tengah-tengah masyarakat.

Kaum muda, khususnya para pelajar dan mahasiswa terperdaya dengan gaya hidup hedonisme yang dilindungi kebebasan bertingkah lakunya ala demokrasi. Lebih senang menghabiskan gaji butanya untuk belanja ke mall, hang-out dengan teman-temannya, atau hal-hal lain yang sifatnya melenakkan.

Lihatlah potret pemuda saat ini, marak terjadi aksi kekerasan dan tawuran antarpelajar maupun mahasiswa. Komnas Perlindungan Anak mencatat tahun 2012 ditemukan 139 kasus tawuran pelajar. Belum lagi masalah narkoba, hasil survei BNN menunjukkan prevalensi penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar mencapai 4,7% dari jumlah pelajar dan mahasiswa, atau sekitar 921.629 orang. Kemudian efek seks bebas, berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak, dari 2,5 juta kasus aborsi, sebanyak 62,6 % dilakukan anak di bawah umur 18 tahun. Tiga fakta mengenai tawuran, narkoba dan ini saja, merupakan bukti yang jelas betapa krisis moral kian melanda para pemuda, termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa.

Keadaan ini diperparah karena pemuda dipandang sebagai barang komoditas dalam sistem kapitalisme, dengan penanaman bahwa dengan materi bisa membeli segalanya, hidup kaya raya, hidup senang-senang karna hanya sekaali, atau sebagainya. Maka tak jarang kita temukan pemuda yang hanya memikirkan dirinya pribadi, sibuk dengan tugas-tugas, mengejar nilai tinggi, dan ijazah agar dapat pekerjaan yang mapan.

Nyatalah semua kondisi saat ini, terutama yang terjadi pada pemuda muncul dari buah penerapan kapitalisme, yang mengebiri peran pemuda dalam melakukan perubahan secara revolusioner. Sikap permissif yang diidap pemuda saat ini, dijunjung tinggi demokrasi dengan pilar kebebasan bertingkah laku.

Mungkinkah kondisi negeri ini bisa berubah dan maju, jika keadaan para pemudanya mengalami degradasi moral? Padahal masa depan bangsa ada di pundak mereka. Terlebih kalangan pelajar dan mahasiswa, dimana mereka ini sebagai kaum intelektual, yang seharusnya bisa membawa perubahan pada masyarakat. Umat Islam saat ini sesungguhnya sedang menantikan perubahan tersebut, mengeluarkan mereka dari kejahiliyahan dan menyelesaikan masalah-masalah krusial yang tengah dihadapi. Pemuda memiliki peran yang sangat penting. Dengan segala potensi yang dimilikinya, pemudalah yang diharapkan mampu menyelesaikan problematika umat.

Islam sebagai pandangan hidup, memberikan solusi atas setiap masalah. Islam dapat menjamin hak-hak dan kewajiban warganya dengan diterapkannya melalui sebuah institusi negara. Sistem Islam, khususnya dalam pendidikan tak memakai sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Pelajar bukan saja diberikan pendidikan berupa ilmu namun juga dididik kepribadiannya dan diperkuat imannya, sehingga akan tercetak pelajar yang menggunakan potensi akal dan iman secara maksimal. Dengan begitu jauhlah pelajar dari tawuran, narkoba, seks bebas, dsb.

Kejayaan Islam masa lalu muncul karena da’wah Islam yang banyak ditopang oleh para pemuda Islam yang memiliki sikap perjuangan yang gigih, sanggup menyisihkan waktunya siang malam demi perjuangan Islam, maka demikian juga dengan masa depan Islam. Umat Islam di masa lalu terutama para pemudanya unggul karena mereka memeluk Islam secara kaffah, lurus aqidahnya dan taat pada syariat. Contohnya Saad bin Abi Waqqash, ia berumur 17 tahun saat masuk islam, yang kemudian menjadi panglima perang yang menundukkan Persia.

Maka sudah selayaknya pemuda sadar akan tanggung jawab yang dipikulnya. Tugasnya untuk dapat mewujudkan kehidupan islam. Saatnya berjuang untuk membuang sistem gagal itu dan memperjuangkan Islam. Pemudalah yang memegang kendali bahtera islam. Kebangkitan islam dimanifestasikan oleh pemuda, dengan mewujudkan perubahan hakiki melalui perjuangan menegakkan Khilafah Rasyidah, satu-satunya sistem yang bisa menuntaskan permasalahan umat.


Rosmayanti
Mahasiswi FIB Unpad


[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.