Header Ads

Kegiatan Tim Relawan Qodho’ Masholih Gunung Kelud HTI DPDII Malang Raya


Respon segera untuk membantu meringankan beban saudara kita umat Islam akibat musibah erupsi gunung kelud dimulai hari Jum’at sore 14/2. Mengingat ledakan terjadi pukul 23.28 malam kurang lebih. Sementara kondisi di Malang kota tidak terkena dampak. Kami menerima kabar kota Batu bagian utara terdekat ke gunung Kelud mulai terkena dampak erupsi. Akhirnya dengan personil seadanya dari beberapa DPC, terkumpul tim Qodho’ Masholih (QM) kelud pada Jum’at sore menjelang maghrib.


InsyaAllah Allah menurunkan keberkahan dan kemudahan bagi kami. Berbagai informasi dari syabab kota Batu dan sekitar mulai dihimpun sampai detail terkecil. Kondisi sebaran abu, posisi posko yang sudah ada, bantuan dari ormas dan LSM lain, semua kami catat agar memberi gambaran sedekat mungkin dengan kondisi real di lapang.

Akhirnya rapat dapat diakhiri, selepas shalat Isya’ terbentuk tim inti QM kelud yang siap diberangkatkan. Masker kami kenakan, jaket kami kencangkan meminimalisir dinginnya angin kota batu dan debu vulkanik menerpa badan. Kami putuskan untuk survey ke beberapa tempat, tujuan pertama kali adalah kediaman seorang syabab di kota batu, yang kami jadikan basecamp drop logistik dari kota malang serta rapat koordinasi tim. Setelahnya tak kurang dari 5 tim kami bagi, tak kurang dari 10 posko tersedia malam itu (14/2) kami survey dengan masing-masing kelompok 3 posko. Saat itu total posko pengungsi masih di kisaran 19 pos mengacu pada info BPBD (badan penanggulangan bencana daerah) yang menjadi pusat kordinasi posko pengungsian.

Sekitar pukul 21.00 tim kembali ke basecamp, badan dingin tak menyurutkan semangat kami pada malam itu. Koordinasi langsung dipimpin Koordinator Utama tim QM kelud, ustad Hadi. Kemudian masing-masing surveyor melaporkan kondisi aktual.

Maka dari malam itu kami mendapatkan prioritas utama apa logistik yang bisa diperbantukan, apa saja kebutuhan lain pelaksanaan program qodho’ masholih ini. Kabar masuk pula ada sumbangan dari seseorang, 5 juta rupiah. Dengan dana tersebut kami fokuskan pada kebutuhan mendesak, yakni alat mandi. Hal ini tentu bukan tanpa alasan, sebab kesemua posko yang disurvei telah berkecukupan logistik berupa makanan dan baju harian dari masyarakat, pemda, dan ormas setempat.

Dan ketika pukul  23.30 tim mengakhiri pertemuan, dan bersiap untuk menjalankan rencana esok hari.
Hari kedua, Sabtu (15/2)

Pagi tiba. Berita terbaru terus kami pantau, mulai dari media elektronik, hingga setiap kontak person di setiap posko yang kami survei semalam. Hasilnya adalah ada peningkatan jumlah pengungsi, semakin tebal dan peluasan sebaran abu vulkanik kelud. Para syabab di kota Batu terus memantau dan kondisi. Agenda mereka adalah mendaftarkan tim relawan ini ke BPBD agar menjadi relawan resmi dan mendapatkan segala info untuk mengetahui kondisi lapang secara utuh.

Sementara kami syabab chapter kampus (UB, UM, UMM) masih berada di kota Malang. Agenda kami adalah belanja logistik yang harus kami antarkan ke posko di kota Batu sesuai kebutuhan mendesak pengungsi.

Pagi menjelang suasana sibuk di maktab HTI Chapter Kampus UB. Para syabab berkumpul membagi tim, koordinasi, belanja logistik hingga mengemasnya ke dalam beberapa paket logistik. Suasana semangat kekompakan dan kekeluargaan untuk meringankan beban saudara muslim kami begitu memenuhi ruangan maktab saat itu.

Suasana Penyiapan Bantuan Logistik di Maktab HTI Chapter UB

Di hari itu kami pun mendapatkan bantuan dari swalayan setempat. Setelah semua barang terkemas, kami menyiapkan kebutuhan perlengkapan. Sound system, LCD proyektor, Screen, dan lain sebagainya kami siapkan. Namun hingga siang hari kami terkendala masalah transportasi untuk mengangkut semua barang ini. Akhirnya langkah cepat dilakukan, mobil sewaan disiapkan untuk mengangkut barang. 12.30 rencana pemberangkatan kami, tertunda hingga 14.30.

Liwa & royya berkibar, dengan penuh semangat rombongan iring-iringan motor dan mobil kami menuju basecamp tim di kota batu. Dari kejauhan terlihat kota batu dinaungi kabut gelap, persis seperti warna debu. Masker dan semua pelindung kami pakai, tentunya SOP ini yang kami sepakati ketika beraktivitas.

Setiba di basecamp tim QM, bongkar muat barang langsung dilakukan, tim shalat ashar dan pengepakan beberapa paket dilanjutkan. Dan koordinasi cepat dipimpin Ust. Hadi, kami membagi tim menuju 7 posko yang sudah kami tentukan sesuai prioritas. Target utama kami adalah logistik tersampaikan, juga kami memantau perkembangan kebutuhan, dan peluang mengadakan kegiatan mental recovery di posko pengungsian kami tawarkan.

Ust. Hadi (koordinator utama tim)
Kami mendapati bahwa ini adalah musibah. Namun, Allah menjadikan kami bersemangat karena semua penduduk Kec. Ngantang hingga Pujon berkumpul di kota ini. Hingga kami mendapat kesempatan untuk mengopinikan syariah dan Khilafah, menanamkan kesadaran hakikat musibah ini, dan kontak ummat. Baik dengan masyarakat maupun jajaran militer, pemerintah, LSM dan ormas lain.

Jumlah posko terus bertambah, kebutuhan meningkat, dan Alhamdulillah semua posko bersedia dan antusias dengan tawaran kami untuk menawarkan program MR (mental recovery) dari pengajian umum sampai training dan fun games. Maka selepas maghrib kami telah berkumpul. Koordinasi kembali dilakukan.

Masing-masing tim memberikan laporan. Kami begitu bersemangat apalagi ketika salah satu tim menyampaikan kondisi posko yang terletak di dalam Gereja dan Sekolah Katolik. Seperti kita tahu kota ini gencar diserang kristenisasi. Namun kabar gembira, penanggung jawab posko beserta masyarakat bersedia mengadakan training dan pengajian umum. Apalagi ada posko yang bersedia untuk mengondisikan tempat, mengumpulkan pengungsi, menutup jalan raya untuk diadakan pengajian oleh tim QM HTI. Kami begitu bersemangat, Allah memudahkan langkah kami.

Rapat kami lanjutkan setelah shalat isya’. Dan kami kebingungan mengetahui besok beberapa posko berbarengan meminta diadakan pengajian. Dengan segala keterbatasan kami putuskan belum menyanggupi. Sehingga esok ahad kami putuskan tetap mengantar logistik, dan mempersiapkan program MR di berbagai posko.



Posko meningkat di kisaran 30, dan kami memutuskan beberapa hal terkait kebutuhan pengungsi. Keterbatasan pemateri dan perlengkapan mengisi MR kami penuhi besok hari. Kebutuhan mendesak warga adalah kaos kaki untuk melindungi dingin malam, dan alat shalat. Kami telusuri ternyata ri’ayah terhadap pengungsi untuk melaksanakan shalat tidaklah efektif. Apalagi pada posko yang terletak di dalam lingkungan gereja dan SMAK serta SDK dan SMPK. Praktis hanya ada mushala di SDK dari beberapa tempat umat kristen tersebut. Itupun, ada salib tergantung di pintu mushala.

Tak lupa fokus kontak beberapa tokoh yang biasa menjadi imam shalat di desa asal pengungsi, kami rekap untuk dihubungi kedepan dalam kontak lanjutan dan pengurusan akidah dan ibadah umat selama di pengungsian.

Akhirnya waktu menunjukkan pukul 23.30. di tengah lelah dan penat, tim pulang. Kami lanjutkan persiapan esok hari. Tak lupa kami harus rapikan administrasi internal tim dan terus berupaya mengumpulkan bantuan.

Hari ketiga, Ahad 16/2.

Ada perkembangan penurunan status gunung Kelud, namun bantuan tetap kami jalankan. Tim di Malang mempersiapkan logistik untuk diantar, sementara di batu, di SMPK tim training dari HTI ch. kampus UB dan UM tengah melaksanakan MR bersama remaja pengungsi.

Hari demi hari kami merasa semakin ringan.  Di sisi lain syabab mahaly Lowokwaru sudah bergabung membantu. Puluhan syabab berkumpul hari ini. Dan update posko pun telah mencapai angka 40 dengan total pengungsi di kota batu hingga kisaran 14 ribu orang.

Esok hari kami bersiap, mempersiapkan pengajian umum yang akan dipimpin para asatidz. 2 tempat terjadwal dan bantuan dana dan logistik terus bertambah. Di malam kami rapat koordinasi pun beberapa ustad senior telah kembali, dan kabar baik esok tim akan semakin ramai karena struktur telah aktif mengakomodir para syabab untuk bergabung dengan tim QM kelud. Hal ini tentu akan berdampak pada “ekspansi” perluasan jangkauan bantuan logistik dan MR di tiap posko yang ada. Kami begitu bersemangat, list kebutuhan untuk dibawa senin besok berupa terpal, mukena dan perlengkapan shalat lain, juga sound system dan segala kebutuhan MR esok kami siapkan. Para tim trainer dari kampus, hingga asatidz dan para ulama disiapkan. Malam ini, 21.30 kami menuju rumah masing-masing.

Hari ini pun kami tutup, Alhamdulillahi robbil ‘alamin, subhanakallohuma wabihamdika asyhadu ala ilaha ilallah anta wa astaghfiruka wa atubu ilayk.. [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.