Header Ads

Warga Ngramban: “HTI Terangi Desa Kami di Hari Pertama Ngungsi”

Betapa senangnya warga Ngramban karena tim relawan HTI Qadha Mashalih Kelud datang membawa mesin pembangkit listrik (genset). “HTI terangi desa kami di hari pertama mengungsi!” ungkap salah seorang warga sambil me-recharge baterai telepon selularnya, Jum’at (14/2) di Posko HTI, Masjid An Nur, Dusun Ngramban, Banturejo, Ngantang, Malang, Jawa Timur.


Tak mudah bagi tim yang dipimpin Ustadz M Arifin untuk masuk Ngramban. Pasalnya, jembatan penyeberangan menuju dusun tersebut rusak diterjang lahar dingin erupsi Kelud. Tim terbagi dua rombongan pemberangkatan. Yang pertama membawa bantuan logistik sedangkan yang lainnya membawa seperangkat genset dan bahan makanan.

Kondisi jembatan yang rusak dan sedang diperbaki memaksa tim untuk tetap menunggu hingga bisa digunakan untuk menyebrang. Setelah tiga jam lamanya menunggu, akhirnya tim bisa meluncur ke Ngramban.
Suasana semakin gelap ketika memasuki desa Ngramban akibat ketiadaan aliran listrik, selain tingginya pasir abu vulkanik yang menyelimuti. Bertempat di masjid An-Nur, tim membuka Posko dan shalat magrib dalam keadaan gelap.

Namun ketika pukul 20.00 WIB, rombongan kedua datang dengan membawa sebuah genset untuk memberikan sedikit penerangan. Baru beberapa menit lampu masjid menerangi jalan desa, masyarakat Ngramban berkerumul untuk meminta listrik agar dapat mengisi alat komunikasi mereka yang lowbet. Hingga malam pukul 23.00 masih banyak pemuda yang nongkrong di Posko untuk aktivitas yang sama.

Alhamdulillah masyarakat banyak yang antusias dan berterima kasih atas bantuan penerangan ini. Karena dusun bagaikan kampung mati dan tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar ketika tiada listrik.
 
Sejak gunung meletus listrik mati, air mati. Kondisi bertambah parah ketika jembatan satu-satunya akses masuk desa putus karena lahar dingin. Subhanallah, akhirnya tanda-tanda kehidupan mulai nampak dan bendera Arroyah dan Aliwa’ mulai berkibar. Allahu Akbar.[boma/joy/htipress/syabab/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.