Header Ads

Konferensi Islam dan Peradaban Luar Biasa, Tokoh se-Buton Raya Antusias

Sedikitnya 1.400 peserta Konferensi Islam dan Peradaban (KIP) yang diselenggarakan DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Baubau di Aula Gedung Maedani Betoambari, kemarin. Hadir para tokoh diataranya, Dr Andi Tendri, Feto Daud SE MSi, Mahufi Madra SH MM, Ir Bahara MSi, Drs Lutfi Hasmar MSi, dan Ir Sunaryo Muliyo MSi.



Salah seorang Tokoh Buton Raya yang juga mantan Plt Bupati Wakatobi, Mahufi Madra SH MM mengatakan, acara Konferensi Islam dan Peradaban yang digelar HTI Kota Baubau itu luar biasa. “Luar biasa, sukses,” ujarnya, saat bersalaman dengan panitia usai kegiatan.

Sementara itu, Humas HTI Baubau, Syahril Sidik ST mengatakan, tujuan iven akbar itu untuk memberikan opini umum di tengah masyarakat tentang pentinya menerapkan Syariat Islam dalam naungan Daulah Khilafah Islamiah.

Dikatakan, kegiatan ini bertema “Indonesia Milik Allah, Saatnya Khilafah Menggantikan Demokrasi dan Ekonomi Liberal”. KIP ini diselenggarakan di 70 kota di seluruh Indonesia mulai dari tanggal 27 Mei hingga 1 Juni.

Dua agenda utama kata Syahril yang diungkapkan dalam kegiatan tersebut, yakni sistem demokrasi dan ekonomi liberal itu adalah akar persoalan negeri ini. Pasalnya, negara membiarkan kekayaan alam Indonesia dikelola pihak swasta bukan dikelola pemerintah.

Karena itu lanjutnya, kegiatan itu mengingatkan dan memberikan penjelasan kepada masyarakat, persoalan kehidupan saat ini adalah diterapkannya sistem demokrasi dan sitem eknomi liberal. Tentunya tidak akan mensejahterakan masyarakat justru semakin membuat sengsara. Karena hukumnya bersumber dari manusia itu sendiri.

Pergantian rezim dan penguasa, lanjutnya, tetap tidak bisa membuat masyarakat sejahtera, sepanjang sistemnya masih tetap demokrasi. “Siapapun rezim presidennya biar digantikan siapapun tapi bila tidak mengganti sistem yang mengatur tetap akan hancur negeri ini,” ujarnya.

Karena itu, katanya, sistem demokrasi dan sistem ekonomi liberal harus diganti dengan sistem Khilafa dan sistem Ekonomi Islam. “Dan inilah sebagai medium mengokohkan visi dan misi perjuangan HTI bersama umat,” tegasnya.

Diungkapkan, HTI sudah berjuang 50 negera dunia. HTI berjuang di seluruh lapisan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk mencampakkah demokrasi dengan menggantikan Khilafah yang akan menerapkan Syariat Islam.

“Perjuangan ini sesungguhnya untuk menyatukan umat Islam di negeri-negeri kaum muslimin dalam satu kepemimpinan Khalifah dan tugas HTI mempersiapkan masyarakat untuk menyonsong tegaknya Khilafah itu,” terangnya kepada sejumlah awak media di Gedung Maedani.

Menurutnya, iven tersebut merupakan edukatif politik untuk menyadarkan masyarakat untuk mengigatkan pentingnya penerapan syariat dan khilafah. Karena, ini suatu kewajiban yang patut didukung elemen masyarakat. Sehingga mereka tidak kaget saat waktu yang dijanjikan Allah SWT diterapkanya Islam itu terwujud.

Menurut Syahril Syariat dan Khilafah itu pasti akan tegak. Faktanya, di seluruh dunia menurut hasil survei yang dilakukan di Amerika Serikat mencatat 80 persen lebih masyarakat di negeri-negeri kaum muslimin menginginkan tegaknya syariat Islam.

Di Indonesia kata dia sekitar 73 persen menginginkan penegakan syariat Islam dan Khilafah. “Kami berharap untuk di Kota Baubau dan jazirah kawasan Buton Raya ini, ide khilafah diterima seluruh lapisan masyarkat, karena sistem ini pernah diterapkan dan dicontohkan pada masa baginda Rasusllah Muhammda Saw,” harapnya.

Karena itu bukan hanya level kaum cendekiawan yang memahami pentingnya menegakan syariat Islam dan Khilafah namun diwajibkan bagi kaum muslim yang mengaku berakidah islam. “Jadi bukan hanya level, kiyai, ustad, ulama, tapi para pengusaha, politisi, intelektual, buruh, petani, nelayan hingga lapisan masyarkat paling bawah itu sendiri sudah harus memahami pentingnya penegakan syariah dan khilafah, ini adalah sebuah kewajiban,” tutupnya.

Dalam kegiatan tersebut menghadirkan tiga pemateri. Pemateri pertama disampaikan Ustad Amuri SH dengan mengupas carut marut sistem yang diterapkan Indonesia dengan tema Demokrasi oleh kooprasi untuk koorporasi.

Materi kedua disampaikan Ustad Irwansyah Amunu dengan tema sistem ekonomi liberal, “sistem rusak, menghasilkan kerusakan dan kesengsaraan,”. Sedangkan dimateri ketiga disampaikan Ustad Mujianto dari pengurus DPP HTI dengan mengankat tema, Campakkan Demokrasi dan Sistem Ekonomi Liberal, Tegakkan Syariat Islam dan Khilafah. [] [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.