500 Muslimah HTI Yogyakarta Gelar Kongres Ibu Nusantara
Sebanyak 500 muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) wilayah DIY mengikuti kongres ibu nusantara (KIN) di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Minggu (14/12/2014). Kongres tersebut untuk menyamakan visi dalam membangun kesadaran umum atas persoalan yang dialami kaum ibu dan generasi bangsa saat ini.
Dalam kongres tersebut Muslimah HTI menilai pemerintah semakin menunjukan jati dirinya yang neo liberal. Kebijakan pemerintah di bidang politik dan ekonomi dengan mengurangi peran negara untuk mewujudkan pasar bebas dan perdagangan bebas telah merugikan rakyat dan menguntungkan kapitalis.
Muslimah HTI mencontohkan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM), penguasaan aset negara dengan skema privatisasi, menunjukkan bahwa pemerintah telah kehilangan nurani atas kesengsaraan rakyat. Pemerintah telah membiarkan rakyat berjuang sendiri meraih kesejahteraan.
“Pemerintah telah kehilangan fungsi negara sebagai pengayom, pelindung, dan aktor utama dalam pembangunan mewujudkan kesejahteraan,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DIY Aeni Qoriah
Aeni menyampaikan penelitian HTI di sejumlah desa di DIY banyak penderitaan yang dialami warga sebagai dampak kebijakan pemerintah.
“Contohnya di nelayan Gunungkidul saat ini kesulitan melaut karena mahalnya harga BBM,” sebut dia. Aeni berharap kongres dapat meningkatkan semangat ibu menuntaskan problem bangsa. [harianjogja/www.al-khilafah.org]
Dalam kongres tersebut Muslimah HTI menilai pemerintah semakin menunjukan jati dirinya yang neo liberal. Kebijakan pemerintah di bidang politik dan ekonomi dengan mengurangi peran negara untuk mewujudkan pasar bebas dan perdagangan bebas telah merugikan rakyat dan menguntungkan kapitalis.
Muslimah HTI mencontohkan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM), penguasaan aset negara dengan skema privatisasi, menunjukkan bahwa pemerintah telah kehilangan nurani atas kesengsaraan rakyat. Pemerintah telah membiarkan rakyat berjuang sendiri meraih kesejahteraan.
“Pemerintah telah kehilangan fungsi negara sebagai pengayom, pelindung, dan aktor utama dalam pembangunan mewujudkan kesejahteraan,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DIY Aeni Qoriah
Aeni menyampaikan penelitian HTI di sejumlah desa di DIY banyak penderitaan yang dialami warga sebagai dampak kebijakan pemerintah.
“Contohnya di nelayan Gunungkidul saat ini kesulitan melaut karena mahalnya harga BBM,” sebut dia. Aeni berharap kongres dapat meningkatkan semangat ibu menuntaskan problem bangsa. [harianjogja/www.al-khilafah.org]


Tidak ada komentar