Header Ads

MHTI Ajak Insan Media Jalankan Peran Strategisnya Suarakan Syariah dan Khilafah

MHTI Ajak Insan Media Jalankan Peran Strategisnya Suarakan Syariah dan KhilafahMedia punya peran yang sangat besar dalam perubahan dunia, perubahan main set penduduk dunia, bahkan perubahan perilaku masyarakat dunia. Pemikiran yang disebarkan oleh media akan secepat kilat menjadi opini umum umat, dan jika hal itu secara terus menerus dan berkesinambungan dilakukan dalam jumlah besar akan menghantarkan pada perubahan besar dunia.  Demikian ungkap Ketua DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Ir. Ismah Cholil dalam sambutannya saat membuka Media Gathering “Peran Strategis Media Dalam Pencerdasan Perempuan (Tantangan Ideologis di Tengah Rezim Neolib)” , Kamis (08/01/2015) di Meeting Room Kenanga, Hotel Gren Alia, Jakarta.



Dalam perannya untuk kebajikan, kebenaran dan perjuangan lanjutnya, para insan media yang berada di balik media sejatinya menjadi penentu arah, kemana perjuangan media diarahkan.

“Dengan peran yang sangat strategis itulah kami Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan acara ini dan mengajak insan media bersama-sama melakukan aktifitas mulia ini, perjuangan Islam, perjuangan untuk tegaknya Syariah dan Khilafah,” serunya di hadapan sekitar 50 orang insan media perempuan.

Redaktur senior Harian Republika Andi Nur Amninah selaku pembicara pertama meyampaikan  makalahnya berjudul “Tantangan Muslimah untuk Memenangkan Opini di Media”. Ketika berbicara tentang netralitas sebuah media ungkapnya, setiap media pasti mengklaim dirinya netral. “Akan tetapi secara fakta jelas terlihat, bahwa adanya keberpihakan dari media meskipun tidak diakui,” bebernya.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa agenda setting sangat berpengaruh terhadap netralitas media. “Ketika media memberikan ruang yang cukup banyak memberitakan suatu masalah berkali-kali pada suatu peristiwa, maka opini masyarakat akan terbawa arus,” jelasnya.

Apa yang dianggap penting bagi media maka akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Oleh karena itu lanjutnya, sikap jurnalis perempuan sangat menentukan tersebarnya opini seputar perempuan, keluarga dan generasi di tengah masyarakat. Sehingga akan memunculkan kepedulian dari kaum perempuan, bahwa merekapun harus melakukan sesuatu bagi masyarakat.

Adapun pembicara kedua Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Iffah Ainur Rochmah membeberkan tentang “Peran Media Dalam Pencerdasan Politik Perempuan”. Lebih lanjut Iffah membantah tentang sikap media yang menyatakan harus netral dan tidak berpihak terhadap agama tertentu, akan tetapi sebagai seorang Muslim keberpihakan haruslah kepada kebenaran, yaitu kepada Islam.

“Sebagai seorang muslim, insan media harus memiliki tanggung jawab keimanan untuk menyuarakan Islam dan melakukan amar ma’ruf nahy munkar,” jelas Iffah.

Iffah menegaskan bahwa tegaknya hukum Allah di muka bumi adalah agenda bersama umat Islam, bukan hanya milik Hizbut Tahrir namun juga masyarakat termasuk insan media. Keberadaan media sangat efektif dalam membangun pemikiran positif di tengah masyarakat, terlebih bila upaya tersebut dilakukan secara sinergis dengan insan media secara bersama.

“Media jadilah sebagai amplifier, menjadi mikrofon untuk memperbesar suara dakwah, memperbesar peluang tegaknya kebenaran, tegaknya Syariah dan Khilafah,” serunya.

Acara pun berlanjut hangat dengan diskusi dari para insan media yang hadir hingga menjelang Ashar. Tidak hanya dari media nasional, peserta juga berasal dari media daerah seperti Bogor, Depok, Bekasi, Bandung bahkan dari kota Pangkal Pinang, Surabaya, Banjarmasin, dan Balikpapan. Di antaranya dari Harian Republika, Hidayatullah, Radio Dakta, Majalah Ummi, Majalah Gontor, Babel Pos, dll. [] [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.