Header Ads

Tokoh Muslimah di RPA: Perempuan Indonesia dalam Ancaman Neoliberalisme dan Neoimperialisme

Tokoh Muslimah di RPA: Perempuan Indonesia dalam Ancaman Neoliberalisme dan Neoimperialisme
Gempita RPA benar-benar telah menautkan iman para tokoh muslimah nasional. Mereka turut hadir, baik saat rapat maupun pawai (30/05/2015). Diantaranya ada Ustadzah Ratu Erma Rahmayanti, Mas’ulah Ammah MHTI.



Diwawancarai oleh Tim Media Center Nisa, beliau menyampaikan bahwa Indonesia sedang menghadapi masalah besar, yaitu ancaman neoliberalisme dan neoimperialisme di berbagai bidang. Akibatnya, rakyat sangat menderita. Karena itu, rakyat harus diselamatkan, yang tak lain dengan Khilafah.

Dan setelah RPA ini, tentu diharapkan agar rakyat semakin paham akan pentingnya Khilafah, termasuk mendukung perjuangan penegakan Khilafah. Karena dengan dukungan umat, insya Allah Khilafah akan segera terwujud.

Tokoh kedua, Hj. Irena Handono, Ketua Irena Center. Beliau juga seorang mubalighah dan mantan biarawati. Bagi beliau, RPA sangat penting. Umat harus paham arti penting sejarahnya, bahwa di masa lalu umat Islam pernah berjaya dengan Khilafah.

Tokoh ketiga, Ustadzah Iffah Ainur Rochmah, Juru Bicara MHTI. Beliau menyampaikan tentang kondisi perempuan Indonesia yang hidup dalam keterpurukan akibat neoliberalisme dan neoimperialisme. Lihatlah, kemiskinan terjadi pada puluhan juta perempuan. Belum lagi dengan mereka yang terpaksa menjadi TKW, dengan resiko kehilangan nyawa. Ditambah lagi dengan kehilangan layanan kesehatan akibat program BPJS. Semua tak lain adalah buah busuk neoliberalisme dan neoimperialisme.

Karena itu, sungguh urgen bagi perempuan untuk penegakan Khilafah. Kondisi buruk negeri ini tidak boleh dipertahankan. Harus ada perubahan. Maka dari itu, marilah bersama Hizbut Tahrir berjuang melakukan perubahan untuk tegàknya Daulah Khilafah Islamiyah. [] [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.