Header Ads

BLT Dibiayai Utang, Tambah Beban Rakyat


JAKARTA — Asal muasal anggaran Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi senjata kampanye lawan politik capres Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono. Anggota Tim Sukses Megawati Soekarnoputri - Prabowo Subianto, Jackson A Kumaat, menyesalkan ketidakterbukaan pemerintahan saat ini bahwa BLT berasal dari utang luar negeri.

Pernyataan BLT bagian dari utang asing dicetuskan Ketua Badan PEmeriksa Keuangan Anwar Nasution awal pekan ini. Bila benar demikian, menurut Jackson, kebijakan BLT malah akan menambah jumlah orang miskin, karena negara terus menerus terjerat utang.

”Upaya program untuk menghilangkan kemiskinan yang digembar-gemborkan itu justru akan menambah jumlah penduduk miskin lagi, bahkan generasi masa depan harus menanggung utang,” kata Sekjen Partai Karya Perjuangan ini, Jumat (13/6) pagi.

Ia lantas menilai pemerintah enggan mengungkapkan asal-muasal dana BLT. Pemerintah berkelit, dana BLT berasal dari selisih pemotongan subsidi BBM.

”Beban Indonesia semakin berat. Uang yang dibagi-bagikan kepada rakyat dibiyai asing yang ternyata adalah utang. Luar biasa SBY,” sindirnya.

Program BLT yang diambil dari dana pinjaman luar negeri, Ia kuatirkan utang beserta bunganya justru dibebankan kepada rakyat untuk membayarnya lagi.

Namun Calon Wakil Presiden (Cawapres) pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Boediono menegaskan, dana bantuan langsung tunai (BLT) tidak dibangun dari dana utang, tetapi dirumuskan dengan anggaran dari penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

“Uang tunai yang diberikan pada rakyat kurang mampu berupa BLT ini sama sekali bukan dari hasil utang luar negeri. Adanya kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu bisa menghemat subsidi dan dari penghematan itu yang digunakan,” tegas Boediono di Malang, Kamis malam kepada ANTARA. -ant/rpblk/kf-

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.