Israel Akan Bangun 1.600 Pemukiman Baru Yahudi di Yerusalem
Israel pada hari Selasa kemarin (9/3) telah menyetujui pembangunan 1.600 rumah pemukim baru Yahudi di Yerusalem timur, pengumuman ini datang menyusul pertemuan antara wakil President AS Joe Biden dengan para pejabat Israel untuk meningkatkan upaya perdamaian yang diperbarui.
Cetak biru pembangunan melingkupi lingkungan Ramat Shlomo, diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri Israel, dan dapat dilaksanakan setelah 60 hari periode peninjauan, kata juru bicara Orbach Efrat Israel, pada hari kedua kunjungan wakil President Joe Biden.
Tindakan kontroversial ini akan semakin menimbulkan kemarahan warga Palestina yang menganggap permukiman yahudi menjadi rintangan panjang utama panjang dalam upaya untuk mencapai perjanjian perdamaian, selain Israel menginginkan pendudukan Yerusalem timur sebagai ibukota negara mereka yang telah "dijanjikan".
"Ini adalah keputusan berbahaya dan akan menghambat negosiasi," kata jurubicara Otoritas Palestina Nabil Abu Rudeina kepada AFP.
"Kami menganggap keputusan untuk membangun pemukiman yahudi di Yerusalem timur akan menjadi penilaian bahwa upaya Amerika telah gagal sebelum perundingan tidak langsung dimulai."
Biden sebelumnya berjanji bahwa Washington akan secara "absolut, total, dengan komitmen murni menjaga keamanan Israel."
Tidak ada ruang antara Amerika Serikat dan Israel bila menyangkut keamanan Israel," katanya setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri hawkish Benjamin Netanyahu di Yerusalem. (fq/aby/eramuslim.com)
Cetak biru pembangunan melingkupi lingkungan Ramat Shlomo, diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri Israel, dan dapat dilaksanakan setelah 60 hari periode peninjauan, kata juru bicara Orbach Efrat Israel, pada hari kedua kunjungan wakil President Joe Biden.
Tindakan kontroversial ini akan semakin menimbulkan kemarahan warga Palestina yang menganggap permukiman yahudi menjadi rintangan panjang utama panjang dalam upaya untuk mencapai perjanjian perdamaian, selain Israel menginginkan pendudukan Yerusalem timur sebagai ibukota negara mereka yang telah "dijanjikan".
"Ini adalah keputusan berbahaya dan akan menghambat negosiasi," kata jurubicara Otoritas Palestina Nabil Abu Rudeina kepada AFP.
"Kami menganggap keputusan untuk membangun pemukiman yahudi di Yerusalem timur akan menjadi penilaian bahwa upaya Amerika telah gagal sebelum perundingan tidak langsung dimulai."
Biden sebelumnya berjanji bahwa Washington akan secara "absolut, total, dengan komitmen murni menjaga keamanan Israel."
Tidak ada ruang antara Amerika Serikat dan Israel bila menyangkut keamanan Israel," katanya setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri hawkish Benjamin Netanyahu di Yerusalem. (fq/aby/eramuslim.com)
Tidak ada komentar