Header Ads

Pakistan Tutup Akses ke Facebook

Pakistan Telecommunication Authority (PTA) menginstruksikan para penyedia jasa internet untuk memblokade situs jejaring sosial Facebook karena situs itu memuat kompetisi online menggambar sosok Rasulullah Saw.

Ribuan pemuda Pakistan mengungkapkan kemarahannya setelah seorang pengguna Facebook memuat halaman "Draw Mohammad Day" pada bulan April lalu dan mengundang semua orang untuk membuat karikatur Nabi Muhammad dan mengirimkan hasil gambarnya itu sampai tanggal 20 Mei.

Protes mereka didengar pihak berwenang di Pakistan dan sejak hari Selasa (18/5), Facebook sudah tidak bisa diakses lagi di Pakistan. Sejumlah pengacara muslim pada hari Rabu kemarin bahwa mengajukan petisi pada pengadilan agar mengeluarkan payung hukum untuk melarang Facebook di Pakistan. Pengacara muslim di Pakistan dalam petisinya juga meminta pemerintah Pakistan mengirimkan protes keras pada pemilik situs jejaring sosial Facebook.

Hakim Pengadilan Tinggi Lahore, Ejaza Chaudhry akhirnya meminta PTA untuk memblokade Facebook sampai tanggal 31 Mei mendatang, bersamaan dengan pembukaan sidang untuk mendengarkan gugatan. Pihak PTA menyatakan akan memblokade Facebook begitu mendapat surat perintah blokade dari kementerian informasi dan teknologi Pakistan.

"Kami akan segera melaksanakan perintah begitu kami mendapat instruksi. Kami sudah memblokade link URL nya dan menginstruksikan semua penyedia jasa layanan internet untuk melakukan hal yang sama," kata Khurram Mehran dari PTA.

Natayel, sebuah perusahaan penyedia jasa internet terkemuka di Pakistan sudah mengumumkan pada para pelangganya bahwa perusahaan itu memblokade akses ke Facebook sesuai perintah pengadilan. "Facebook menggelar kompetisi menggambar karikatur Nabi Muhammad Saw. dan belum mengapus material berisi kebencian yang menjadi keberatan banyak orang itu, meski ribuan email sudah dikirimkan oleh para pengguna Facebook di Pakistan," demikian pernyataan yang dicantumkan Natayel.

Perusahaan itu menyatakan, blokade akan dilakukan sampai tanggal 31 Mei 2010 atau sampai ada instruksi selanjutnya dari Pengadilan Tinggi Lahore.

Partai Jamiat Ulama Islam di Pakistan menyambut baik langkah yang diambil pengadilan dan menyerukan larangan penuh terhadap semua situs Barat yang "mempromosikan budaya liberal dan cabul."

"Barat, Eropa dan Amerika sengaja melakukan hal semacam itu untuk merusak umat Islam dan memicu perpecahan antara Islam dan pemeluk agama lainnya. Mereka menggunakan sentimen itu untuk melanjutkan perang melawan teror sebagai pembenaran soal ekstrimisme dalam Islam," tukas anggota senior partai, Riaz Durrani.

Tapi sebagian pengguna Facebook di Pakistan, khususnya kalangan elit moderat di negara itu, tidak terlalu mempedulikan penutupan akses ke Facebook. "Kalau mereka melarang penggunaan Facebook secara permanen, saya akan pindah ke tempat (situs) lain," tulis seorang pengguna Facebook dalam statusnya.

Pengguna Facebook lainnya menilai "gila" keputusan pengadilan. "Masyarakat memiliki pemahaman yang baik, jika Anda tidak suka dengan halaman di Facebook, ya jangan buka halaman itu," kata seorang perempuan Pakistan pengguna Facebook. (ln/aby/eramuslim.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.