Terbongkarnya Jaringan Mossad dalam Pemerintahan Mahmoud Abbas
Palestina - Brigade Shuhada Al-Aqsa sayap militer Gerakan "Fatah" di Tepi Barat mengungkapkan sebuah "informasi awal" yang dianggap "rahasia dan berbahaya" yang membongkar jaringan kaki tangan Mossad Israel dalam organ-organ Otorita Palestina yang diketuai oleh pemimpin Fatah Mohammed Dahlan.
Brigade Al-Aqsa mengatakan dalam sebuah pernyataan: bahwa Zionis Mossad - bekerjasama dengan "Shin Bet" - telah menanam jaringan mata-mata di dalam markas besar "petugas keamanan" Presiden Mahmoud Abbas yang telah habis masa jabatannya.
Brigade Al-Aqsa menjelaskan bahwa jaringan ini, yang dipimpin oleh seseorang yang disebut "kepala ular pengkhianat besar Mohammed Dahlan" telah memata-matai tokoh-tokoh penting, baik dalam otoritas Ramallah, dalam Gerakan Fatah atau di tempat lain.
Brigade Al-Aqsa dalam keterangannya menyebutkan nama-nama mereka yang berada dalam badan keamanan Abbas yang terlibat telah memasang kamera pengintai dan chip penyadap kepada para pejabat.
Di antara tindakan spionase yang dilakukan oleh jaringan ini, yaitu mereka menanam perangkat penyadap di tempat-tempat sensitif, termasuk ruang pertemuan Komite Eksekutif PLO, kantor Mahmoud Abbas, dan apartemen Sekretaris Jenderal Kepresidenan Tayeb Abdel Rahim, "yang dipasang oleh pihak-pihak spesialis", serta sejumlah apartemen beberapa pejabat dan kantor pusat keamanan , serta Kantor Sekretaris-Jenderal Front Rakyat Abdul Rahim Mallouh, kantor Dr Mustafa Barghouthi, Sekretaris Jenderal Initiative Nasional, dan di rumah seorang tahanan terkemuka, Marwan Barghouti, penyadapan terhadap telepon istrinya, menurut pernyataan Brigade Al-Aqsa.
Ancaman eksekusi Dahlan
Pada bulan Mei lalu, sebuah pernyataan "Brigade Syuhada Al Aqsa" menilai Mohammed Dahlan sebagai pengkhianat dan diancam akan menjadi sasaran peluru para sniper dan bom di Tepi Barat.
Dalam pernyataan itu Dahlan dan tim keamanannya diancam untuk tidak berada di jalan-jalan, kota dan desa di Tepi Barat, mengatakan: "jika dia tidak diterjang peluru penembak jitu kami maka dia dan tim keamanannya akan diterjang bom kami" juga mendesaknya untuk meninggalkan tanah suci kami."
Dari waktu ke waktu,laporan yang diklaim dari Brigades Shuhada Al-Aqsa menyiarkan tuduhan yang dialamatkan kepada Dahlan anggota Komite Pusat Fatah yang telah melakukan pengkhianatan dan bekerja sama dengan pihak pendudukan melawan rakyat Palestina, dan menganggapnya "alat untuk proyek Amerika yang berbahaya yang dipaksakan kepada rakyat Palestina sejak zaman Presiden Yasser Arafat, "sebagai gantinya dia menerima jutaan dolar untuk menghabisi pihak perlawanan di Tepi Barat dan Gaza, dan membentuk tim untuk membunuh para pejuang perlawanan.
Rekaman video
Dalam pernyataan tersebut Brigade Al-Aqsa mengancam Dahlan akan menyiarkan rekaman video yang memperlihatkan dirinya dan tim keamanannya ketika berada dalam pertemuan dengan sejumlah jenderal Zionis dan diikuti oleh Jenderal AS Keith Dayton, yang setelah "Hamas" sampai pada kekuasaan meminta tugas memimpin pelatihan pasukan keamanan Palestina untuk mengendalikan keamanan, dan mengatakan bahwa "semua akan terkejut, termasuk Dahlan, bagaimana kita memperoleh bukti tersebut".
Pernyataan tersebut menyeru "semua orang terhormat dari putra Brigade Al-Aqsa yang menolak untuk menyerah dengan imbalan amnesti umum untuk bergabung bersama kami dalam barisan perlawanan lagi," mengarahkan seruannya sebagai "pesan persaudaraan dan kasih sayang kepada semua aktivis rekan darah dan senjata dari semua faksi nasional maupun islam Palestina"
(ar/islammemo/voa-islam.com)
Brigade Al-Aqsa mengatakan dalam sebuah pernyataan: bahwa Zionis Mossad - bekerjasama dengan "Shin Bet" - telah menanam jaringan mata-mata di dalam markas besar "petugas keamanan" Presiden Mahmoud Abbas yang telah habis masa jabatannya.
Brigade Al-Aqsa menjelaskan bahwa jaringan ini, yang dipimpin oleh seseorang yang disebut "kepala ular pengkhianat besar Mohammed Dahlan" telah memata-matai tokoh-tokoh penting, baik dalam otoritas Ramallah, dalam Gerakan Fatah atau di tempat lain.
Brigade Al-Aqsa dalam keterangannya menyebutkan nama-nama mereka yang berada dalam badan keamanan Abbas yang terlibat telah memasang kamera pengintai dan chip penyadap kepada para pejabat.
Di antara tindakan spionase yang dilakukan oleh jaringan ini, yaitu mereka menanam perangkat penyadap di tempat-tempat sensitif, termasuk ruang pertemuan Komite Eksekutif PLO, kantor Mahmoud Abbas, dan apartemen Sekretaris Jenderal Kepresidenan Tayeb Abdel Rahim, "yang dipasang oleh pihak-pihak spesialis", serta sejumlah apartemen beberapa pejabat dan kantor pusat keamanan , serta Kantor Sekretaris-Jenderal Front Rakyat Abdul Rahim Mallouh, kantor Dr Mustafa Barghouthi, Sekretaris Jenderal Initiative Nasional, dan di rumah seorang tahanan terkemuka, Marwan Barghouti, penyadapan terhadap telepon istrinya, menurut pernyataan Brigade Al-Aqsa.
Ancaman eksekusi Dahlan
Pada bulan Mei lalu, sebuah pernyataan "Brigade Syuhada Al Aqsa" menilai Mohammed Dahlan sebagai pengkhianat dan diancam akan menjadi sasaran peluru para sniper dan bom di Tepi Barat.
Dalam pernyataan itu Dahlan dan tim keamanannya diancam untuk tidak berada di jalan-jalan, kota dan desa di Tepi Barat, mengatakan: "jika dia tidak diterjang peluru penembak jitu kami maka dia dan tim keamanannya akan diterjang bom kami" juga mendesaknya untuk meninggalkan tanah suci kami."
Dari waktu ke waktu,laporan yang diklaim dari Brigades Shuhada Al-Aqsa menyiarkan tuduhan yang dialamatkan kepada Dahlan anggota Komite Pusat Fatah yang telah melakukan pengkhianatan dan bekerja sama dengan pihak pendudukan melawan rakyat Palestina, dan menganggapnya "alat untuk proyek Amerika yang berbahaya yang dipaksakan kepada rakyat Palestina sejak zaman Presiden Yasser Arafat, "sebagai gantinya dia menerima jutaan dolar untuk menghabisi pihak perlawanan di Tepi Barat dan Gaza, dan membentuk tim untuk membunuh para pejuang perlawanan.
Rekaman video
Dalam pernyataan tersebut Brigade Al-Aqsa mengancam Dahlan akan menyiarkan rekaman video yang memperlihatkan dirinya dan tim keamanannya ketika berada dalam pertemuan dengan sejumlah jenderal Zionis dan diikuti oleh Jenderal AS Keith Dayton, yang setelah "Hamas" sampai pada kekuasaan meminta tugas memimpin pelatihan pasukan keamanan Palestina untuk mengendalikan keamanan, dan mengatakan bahwa "semua akan terkejut, termasuk Dahlan, bagaimana kita memperoleh bukti tersebut".
Pernyataan tersebut menyeru "semua orang terhormat dari putra Brigade Al-Aqsa yang menolak untuk menyerah dengan imbalan amnesti umum untuk bergabung bersama kami dalam barisan perlawanan lagi," mengarahkan seruannya sebagai "pesan persaudaraan dan kasih sayang kepada semua aktivis rekan darah dan senjata dari semua faksi nasional maupun islam Palestina"
(ar/islammemo/voa-islam.com)
Tidak ada komentar