Header Ads

Seribu Lebih Perempuan dari Inggris dan Eropa Hadiri Konferensi "Islam: Pembebasan Global bagi Perempuan"

Lebih dari seribu perempuan, Muslim dan non Muslim dari seluruh Inggris dan Eropa menghadiri Konferensi di London Pusat, Ahad, 20/03/2011, yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Ingggis. Acara tersebut bertujuan untuk melawan tuduhan tanpa henti dari media Barat dan politisi tentang penindasan Islam terhadap perempuan serta menantang keyakinan bahwa pembebasan perempuan hanya dapat dicapai melalui liberalisme sekuler Barat.

Para pembicara pada paruh pertama menekankan bahwa sejarah dan agenda penyebaran cerita oleh para politisi dan pemerintah Barat bahwa Islam menekan perempuan tidak ada hubungan dengan memperbaiki kehidupan perempuan Muslim.

Sebaliknya, tuduhan tak berdasar tersebut terus didorong oleh motif politik dan ekonomi termasuk keperluan untuk membenarkan pendudukan dan kolonialisasi dunia Muslim untuk mengamankan kendali atas sumber daya di negeri itu.

Pembicaraan mendiskusikan bagaimana perempuan di dunia Muslim telah ditindas bukan oleh Islam tetapi oleh praktik-praktik tradisi non Islami seperti nikah paksa, pembunuhan kehormatan, dan pembakaran asam sebagaimana rezim otokratis non Islam yang secara brutal telah menindas perempuan selama berpuluh-puluh tahun lamanya serta dilucuti hak-hak dasar mereka.

Pembicara kedua menyoroti bagaimana liberalisme sekuler Barat kapitalis telah gagal mengamankan martabat, keselamatan, dan kesejahteraan perempuan seperti terlihat dengan mewabahnya perkosaan, pelecehan seksual, kekerasan dan diskriminasi yang masih ada dalam masyarakat, meskipun lebih dari 200 tahun perjuangan hak-hak perempuan.

Dia menekankan perlunya sistem alternatif, yakni Islam untuk menyelamatkan kehormatan dan hak-hak perempuan serta kerjasama yang sehat antar gender.

Bagian kedua dari konfrensi tersebut, membongkar banyak mitos dan kebohongan mengenai status dan hak-hak perempuan dalam Islam. Pembicara menjelaskan bagaimana perbedaan gender dalam peran dan hak-hak tertentu dalam Islam telah ditafsirkan sebagai cerminan kerendahan dan status kedua perempuan, sembari mengabaikan banyak bukti-bukti Islam yang mendefinisikan bahwa laki-laki dan perempuan setara.

Mereka mendiskusikan bagaimana hukum Islam telah memungkinkan perempuan memiliki kehidupan publik yang aktif dalam lingkungan aman, menghasilkan unit-unit keluarga yang kuat dan harmonis di mana hak-hak suami istri dan anak-anak dijamin.

Mereka juga menjelaskan, perbedaan perilaku Islam terhadap perempuan dibandingkan rengan rezim diktator saat ini. Khilafah Islamiyyah menyediakan mekanisme praktis melalui politik, ekonomi, pendidikan, media dan sistem peradilan yang secara mendasar meningkatkan kualitas kehidupan perempuan Muslim dan non Muslim di dunia Muslim.

Pembicara terakhir memperlihatkan perjuangan global perempuan Hizbut Tahrir di seluruh dunia, dan menyeru agar para perempuan mendukung perubahan nyata di dunia Muslim melalui penegakkan kembali Khilafah, sebuah negara yang berdiri tidak hanya membebaskan perempuan tetapi juga membebaskan manusia.

Di akhir acara, para peserta semakin terharu, terutama ketika peserta non-Muslim mengucapkan dua kalimah syahadah, memeluk Islam yang disambut dengan takbir dari peserta. Subhanallah, semoga ini menjadi dorongan bagi kaum perempuan Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia. Jika di Barat saja, para perempuan Muslim bangga dan berjuang untuk Islam, sungguh malu bila perempuan di negeri ini malah bangga dengan Barat dan menginjak-injak Islam.

Sudah saatnya, kaum Muslim, baik laki-laki maupun perempuan kembali kepada Islam dengan menegakkan Khilafah di seluruh dunia. Insya Allah, tidak akan lama lagi! [m/htb/syabab.com]

Lihat Foto


1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.