Ribuan Warga di Karachi Pakistan Kembali Demo Kecam Kebijakan AS
Ribuan orang menggelar demonstrasi di kota Pakistan terpadat Karachi untuk mengutuk kebijakan AS dan serangan pesawat tak berawak AS di wilayah barat laut kesukuan Pakistan.
Aksi demonstrasi yang berlangsung hari Ahad kemarin (12/2) diselenggarakan oleh Dewan Pertahanan Pakistan, aliansi 40 partai-partai keagamaan dan politik.
Pembicara pada aksi protes menyampaikan orasi keras mereka, mendesak pemerintah Pakistan untuk menghentikan kerjasama melawan teror dengan Washington.
Selain itu, para pemimpin dewan mengatakan bahwa mereka tidak akan memungkinkan Islamabad untuk membuka kembali rute yang digunakan untuk transfer pasokan ke pasukan pimpinan AS di Afghanistan.
Para pembicara bersumpah kesediaan mereka untuk melakukan pengorbanan yang diperlukan untuk menjaga dan menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara Pakistan.
Mereka juga menuntut pemulangan ilmuwan Pakistan, Aafia Siddiqui, yang dipenjara di Amerika Serikat.
Pada bulan September 2010, sebuah pengadilan di New York menghukum Siddiqui menjadi 86 tahun penjara setelah dia dinyatakan bersalah menembaki agen FBI dan personil militer AS di sebuah kantor polisi di kota Ghazni di Afghanistan timur pada tahun 2008, pada saat diinterogasi.
Ibu dari tiga anak itu lenyap di Karachi dengan tiga anaknya pada tanggal 30 Maret 2003. Keesokan harinya, koran lokal melaporkan bahwa dia telah diculik oleh pasukan AS dan didakwa dengan aksi terorisme.
Siddiqui diam-diam telah dipindahkan ke pangkalan AS di Bagram, utara ibukota Afghanistan Kabul, dan disiksa selama lima tahun.(fq/prtv/eramuslim/130212/al-khilafah.org)
Aksi demonstrasi yang berlangsung hari Ahad kemarin (12/2) diselenggarakan oleh Dewan Pertahanan Pakistan, aliansi 40 partai-partai keagamaan dan politik.
Pembicara pada aksi protes menyampaikan orasi keras mereka, mendesak pemerintah Pakistan untuk menghentikan kerjasama melawan teror dengan Washington.
Selain itu, para pemimpin dewan mengatakan bahwa mereka tidak akan memungkinkan Islamabad untuk membuka kembali rute yang digunakan untuk transfer pasokan ke pasukan pimpinan AS di Afghanistan.
Para pembicara bersumpah kesediaan mereka untuk melakukan pengorbanan yang diperlukan untuk menjaga dan menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara Pakistan.
Mereka juga menuntut pemulangan ilmuwan Pakistan, Aafia Siddiqui, yang dipenjara di Amerika Serikat.
Pada bulan September 2010, sebuah pengadilan di New York menghukum Siddiqui menjadi 86 tahun penjara setelah dia dinyatakan bersalah menembaki agen FBI dan personil militer AS di sebuah kantor polisi di kota Ghazni di Afghanistan timur pada tahun 2008, pada saat diinterogasi.
Ibu dari tiga anak itu lenyap di Karachi dengan tiga anaknya pada tanggal 30 Maret 2003. Keesokan harinya, koran lokal melaporkan bahwa dia telah diculik oleh pasukan AS dan didakwa dengan aksi terorisme.
Siddiqui diam-diam telah dipindahkan ke pangkalan AS di Bagram, utara ibukota Afghanistan Kabul, dan disiksa selama lima tahun.(fq/prtv/eramuslim/130212/al-khilafah.org)
Tidak ada komentar