Header Ads

HTI Sulsel: Mengecam Tindakan Keji Rezim Bashar Asad, Tegakkan Khilafah

“Pagi ini, kita dan umat Islam seluruh dunia, kecewa dengan keadaan. Kecewa dengan pemimpin-pemimpin kaum muslimin. Hari ini rakyat Syria mati di bunuh. Mereka di bantai. Bahkan, ada beberapa anak di tembak di depan rumahnya, hanya karena anak itu berteriak menolak kepemimpinan Basyar Al-Assad!” lantang Ust. Lutfi membuka orasi pertama.


Sekira delapan orator turut ambil bagian dalam long march mengecam kebiadaban rezim Basyar Al-Assad. Mengambil rute Masjid Al Markaz Al Islamy-Monumen Mandala Makassar, Aksi solidaritas untuk  rakyat Syria yang di adakan oleh HTI sulsel ini (4/3) menghadirkan ratusan massa umat Islam sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara mereka yang tengah berjuang lepas dari kediktatoran penguasa toghut.

Efek arab spring yang mengguncang Timur Tengah beberapa tahun terakhir, tak pelak menerpa singgasana Basyar al-Assad. Pebruari lalu, di kota Homs terjadi pembantaian besar-besaran. Tak kurang dari 1000 orang, 245 tewas dan 700 orang di antaranya luka-luka, menjadi  korban keganasan rezim berkuasa.

Dalam orasinya, Ust. Muis Abdul Karim mengatakan bahwa penguasa kaum muslimin hari ini  tidak lain perpanjangan tangan kaum kafir penjajah, Amerika. Jiwa mereka adalah jiwa amerika, sehingga mereka sama sekali tidak merasa berdosa dan bersalah saat membantai rakyat yang merongrong kekuasaannya. Inilah bukti bahwa tidak adanya Negara islam, meski itu di negeri-negeri arab. Olehnya itu, beliau mengajak untuk kembali menguatkan tekad demi tegaknya institusi Negara Islam, Daulah Khilafah Islamiyah.

Menyambung orasi sebelumnya, ust. Danial Darwis menyebutkan setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan umat Islam harus menunjukkan rasa simpatik terhadap nasib rakyat Syria. Pertama, karena  hal ini merupakan aktivitas politik yang di wajibkan ke atas kaum muslimin. Kedua, Islam tidak mengakui adanya nation state sehingga permasalahan umat Islam Syria, sejatinya adalah persoalan umat Islam seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Ketiga, tidak lain oleh adanya ikatan akidah sebagai manifestasi persatuan umat. Beliau juga menambahkan bahwa insiden Syria tidak lepas dari berbagai kepentingan Amerika, sebagaimana yang terjadi di Negara-negara timur tengah lainnya.

Orator lainnya, Muhammad Ridha Saddakati menambahkan bahwa menunggu gerak PBB untuk menyelesaikan krisis Syiria hanyalah solusi omong kosong. PBB adalah musuh kaum muslimin, alat penjajahan Negara kapitalis untuk negeri-negeri Islam.

Meski hujan lebat mengguyur di menit-menit terakhir, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat peserta yang memadati area monument mandala. Tak satupun yang bergeming meninggalkan tempat. Kecuali para ummi yang menaungi bayi dan anak balita mereka ‘seadanya” dengan poster dan kain spanduk dari rinai hujan.  Tak ketinggalan,  aksi teatrikal  sebagai gambaran kebengisan rezim Basyar ikut menyemarakkan jalannya kegiatan. Di tengah guyuran hujan, ust. Dirwan Abd. Jalil selaku Humas HTI Sulsel, maju membacakan pernyataan sikap. Aksi solidaritas rakyat Syiria yang juga dilakukan serentak di beberapa kota besar, berakhir damai. Peserta membubarkan diri dengan tertib. [] Itonroy – Lajnah I’lamiyah HTI Sulsel [mediaumat.com/040312/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.