Header Ads

Kepentingan Ekonomi Alasan Utama menjadi Anggota DPR

Kritik pedas terhadap motivasi seseorang menjadi legislator di Senayan datang dari Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo. Menurut Pramnono Anung, alasan utama seseorang untuk menjadi anggota DPR adalah kepentingan ekonomi. Motif ekonomi tersebut yang membuat orang berebut menjadi wakil rakyat.



"DPR dipersepsi sebagai lahan untuk mencari nafkah sehingga alasan ekonomi itu jadi motivasi mayoritas orang untuk jadi anggota DPR," kata Pramono membeberkan sebagian dari hasil penelitian dalam disertasinya di Subang, Jawa Barat, kemarin (6/05/2012) dikutip JPPN.

Setelah ekonomi, faktor kedua orang ingin jadi anggota DPR adalah alasan politik. Hal itu disebabkan sistem terbuka pemilu legislatif memberikan kemudahan bagi yang bermodal besar untuk duduk di DPR. "Sedangkan alasan lain (menjadi anggota DPR, Red) adalah terkait dengan kepentingan minoritas, seperti isu GKI Yasmin," imbuh Pramono.

Menurut dia, terjadinya pergeseran motivasi tersebut bisa mendorong DPR ke arah yang tidak diinginkan bersama. "Secara kelembagaan, DPR nanti tidak lagi berfungsi sebagai institusi yang memperjuangkan aspirasi rakyat," tutur mantan Sekjen PDIP itu.

Berdasar penelitiannya, seorang calon anggota DPR harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk kampanye. Pram -sapaan Pramono- mencontohkan, biaya kampanye anggota DPR periode 2009-2014 rata-rata Rp 6 miliar, dengan biaya terendah Rp 2 miliar dan tertinggi mencapai Rp 22 miliar.

Meski demikian, Pramono menilai pers kurang adil dalam memberitakan kegiatan parlemen. Dia mencontohkan, studi banding anggota DPR sangat dikritisi. Namun, pers seakan menutup mata terhadap studi banding anggota DPD ke luar negeri.

"Pers bersikap sangat kritis memberitakan studi banding anggota DPR ke luar negeri. Tapi, tetangga sebelah (anggota DPD) studi banding ke luar negeri hingga tiga kali dalam satu tahun tidak diberitakan," kritik Pram.

Kalau sikap pers terus-terusan menghantam DPR, lanjut Pram, pada akhirnya orang-orang baik yang masih ada di DPR akan pergi dan diganti orang yang kurang atau tidak baik.

"Dihantam terus, orang baik di DPR satu per satu akan pergi. Dan makin berbondong-bondong orang yang kurang baik ke Senayan. Akhirnya DPR akan jadi rumah hantu," tegasnya. [hidayatullah/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.