Pemuda Islam longmarch, disambut lemparan batu dan bom molotov oleh preman
Pada aksi Solidaritas dan longmarch yang dilakukan oleh
gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan yang
berjumlah ratusan orang siang kemarin (4/5/2012), sempat terjadi bentrok
dengan preman anak buah Iwan Walet dan warga Gandekan yang notabenya
adalah simpatisan Iwan Walet.
Sebetulnya sebelum longmarch, gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan sudah beritikad baik hanya untuk menunjukkan solidaritas bahwa mereka peduli dengan 3 pemuda saudara Muslim yang telah dianiaya oleh para preman kafir yang merupakan anak buah Iwan Walet pada hari Kamis siang (3/5/2012).
Selain itu, mereka juga berniat untuk menjaga kota Solo agar kondusif dan bebas dari para preman yang sering membuat rusuh serta onar di lingkungan Gandekan khususnya dan kota Solo pada umumnya serta menjaga Izzah kaum Muslimin sebagaimana pesan dari Prof. Dr. dr. H. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD-KR. FINASIM selaku Ketua MUI Solo yang menyempatkan diri untuk mendatangi para aktivis Islam dan warga Gandekan Solo dimasjid Muhajirin Mojo sebelum mereka melakukan longmarch.
Sebab, sebelum gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan hendak melakukan longmarch mereka mendengar dan mengetahui bahwa pada Jum’at pagi (4/5/2012) para preman anak buah Iwan Walet melakukan sweeping orang yang berjenggot dan bercelana cingkrang ke sejumlah pengemudi motor serta mobil dengan membawa senjata tajam (sajam), tapi dibiarkan saja oleh Polisi.
Kru kami yang berada di lokasi kejadian sekitar jalan RE. Martadinata mengabarkan, bahwa mereka (para preman-red) baru bubar dan pergi kocar kacir karena ketakutan setelah mendengar gabungan laskar dan warga Muslim Gandekan akan datang dengan jumlah yang sangat besar.
Pemuda Islam yang ikut serta dalam aksi solidaritas dan kita mintai keterangannya menyatakan bahwa, pada saat gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan datang ke Gandekan kemudian disambut dengan lemparan batu dan bom molotov dari mulut gang sebelah kanan, tepatnya di gang Bangunharjo RT.1/RW.9 Gandekan. Maka terjadilah bentrokan yang tak bisa dielakkan karena adanya provokasi para preman dan warga anak buah Iwan Walet.
“Pada waktu kita datang ke Gandekan tiba-tiba ada yang melempari kita dengan batu dan molotov dari mulut gang sebelah kanan, maka terjadi bentrokan 2 orang korban dari warga dan 1 preman,” ujar salah satu anggota Ormas Islam yang tak mau disebut namanya.
Bentrokan sendiri memakan 2 korban luka-luka yang terdiri dari 1 preman dan 1 lagi warga yang telah melakukan provokasi tersebut. Sebetulnya posisi gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan hanya bertahan saja dan tidak ingin melakukan tindak kekerasan meskipun gabungan pemuda Islam tersebut membawa senjata, tapi karena lemparannya begitu intensif sehingga membuat mereka harus melakukan tindakan perlawanan untuk membela diri.
Menurut penuturan pemuda Islam yang tidak mau disebut namanya yang ikut serta dalam aksi Solidaritas dan longmarch tersebut, selang berapa waktu kemudian datang lagi beberapa pemuda Islam dari beberapa Ormas Islam yang datang ke Gandekan memakai sepeda motor yang bertujuan untuk memantau kondisi setelah bentrokan. Tapi tanpa diharapkan oleh pemuda tersebut ternyata bentrokan susulan (kedua) yang memakan korban 1 orang luka karena terkena bacokan yang merupakan tukang tambal ban.
Bentrokan kedua terjadi disebabkan pada waktu Korlap pemuda Islam tersebut bertanya baik-baik kepada tukang tamban ban tersebut malah dibalas dengan omongan tidak enak, cacian dan menghina pemuda Islam dan laskar.
“Mereka waktu ditanya oleh Korlap aksi Solidaritas malah ngomong tidak enak, mencemooh dan menghina laskar,” ungkap pemuda islam tersebut.
Sebelumnya diberitakan di TV-TV dan media online bahwa ormas Islam telah menyerang warga sehingga jatuh korban luka 2 orang. Mereka adalah Haris yang disinyalir sebagai preman anak buah Iwan Walet dan Ngatiman 63 tahun, warga RT 1/RW VIII, Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo yang bekerja sebagai tukang tamban ban.
Semoga dengan adanya berita ini, bisa meluruskan opini sesat yang berkembang dari media-media sekuler yang memojokkan Umat Islam bahwa Ormas Islam telah bertindak anarkis kepada warga yang tak tau menau dan melakukan penyerangan tanpa ampun terlebih dahulu kepada warga tanpa sebab. Dan dengan diturukannya berita ini bisa menjadi pencerahan kepada masyarakat tentang kejadian yang sebenarnya.[arrahmah/al-khilafah.org]
Sebetulnya sebelum longmarch, gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan sudah beritikad baik hanya untuk menunjukkan solidaritas bahwa mereka peduli dengan 3 pemuda saudara Muslim yang telah dianiaya oleh para preman kafir yang merupakan anak buah Iwan Walet pada hari Kamis siang (3/5/2012).
Selain itu, mereka juga berniat untuk menjaga kota Solo agar kondusif dan bebas dari para preman yang sering membuat rusuh serta onar di lingkungan Gandekan khususnya dan kota Solo pada umumnya serta menjaga Izzah kaum Muslimin sebagaimana pesan dari Prof. Dr. dr. H. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD-KR. FINASIM selaku Ketua MUI Solo yang menyempatkan diri untuk mendatangi para aktivis Islam dan warga Gandekan Solo dimasjid Muhajirin Mojo sebelum mereka melakukan longmarch.
Sebab, sebelum gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan hendak melakukan longmarch mereka mendengar dan mengetahui bahwa pada Jum’at pagi (4/5/2012) para preman anak buah Iwan Walet melakukan sweeping orang yang berjenggot dan bercelana cingkrang ke sejumlah pengemudi motor serta mobil dengan membawa senjata tajam (sajam), tapi dibiarkan saja oleh Polisi.
Kru kami yang berada di lokasi kejadian sekitar jalan RE. Martadinata mengabarkan, bahwa mereka (para preman-red) baru bubar dan pergi kocar kacir karena ketakutan setelah mendengar gabungan laskar dan warga Muslim Gandekan akan datang dengan jumlah yang sangat besar.
Pemuda Islam yang ikut serta dalam aksi solidaritas dan kita mintai keterangannya menyatakan bahwa, pada saat gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan datang ke Gandekan kemudian disambut dengan lemparan batu dan bom molotov dari mulut gang sebelah kanan, tepatnya di gang Bangunharjo RT.1/RW.9 Gandekan. Maka terjadilah bentrokan yang tak bisa dielakkan karena adanya provokasi para preman dan warga anak buah Iwan Walet.
“Pada waktu kita datang ke Gandekan tiba-tiba ada yang melempari kita dengan batu dan molotov dari mulut gang sebelah kanan, maka terjadi bentrokan 2 orang korban dari warga dan 1 preman,” ujar salah satu anggota Ormas Islam yang tak mau disebut namanya.
Bentrokan sendiri memakan 2 korban luka-luka yang terdiri dari 1 preman dan 1 lagi warga yang telah melakukan provokasi tersebut. Sebetulnya posisi gabungan Aliansi Pemuda Islam Solo Raya dan warga Muslim Gandekan hanya bertahan saja dan tidak ingin melakukan tindak kekerasan meskipun gabungan pemuda Islam tersebut membawa senjata, tapi karena lemparannya begitu intensif sehingga membuat mereka harus melakukan tindakan perlawanan untuk membela diri.
Menurut penuturan pemuda Islam yang tidak mau disebut namanya yang ikut serta dalam aksi Solidaritas dan longmarch tersebut, selang berapa waktu kemudian datang lagi beberapa pemuda Islam dari beberapa Ormas Islam yang datang ke Gandekan memakai sepeda motor yang bertujuan untuk memantau kondisi setelah bentrokan. Tapi tanpa diharapkan oleh pemuda tersebut ternyata bentrokan susulan (kedua) yang memakan korban 1 orang luka karena terkena bacokan yang merupakan tukang tambal ban.
Bentrokan kedua terjadi disebabkan pada waktu Korlap pemuda Islam tersebut bertanya baik-baik kepada tukang tamban ban tersebut malah dibalas dengan omongan tidak enak, cacian dan menghina pemuda Islam dan laskar.
“Mereka waktu ditanya oleh Korlap aksi Solidaritas malah ngomong tidak enak, mencemooh dan menghina laskar,” ungkap pemuda islam tersebut.
Sebelumnya diberitakan di TV-TV dan media online bahwa ormas Islam telah menyerang warga sehingga jatuh korban luka 2 orang. Mereka adalah Haris yang disinyalir sebagai preman anak buah Iwan Walet dan Ngatiman 63 tahun, warga RT 1/RW VIII, Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo yang bekerja sebagai tukang tamban ban.
Semoga dengan adanya berita ini, bisa meluruskan opini sesat yang berkembang dari media-media sekuler yang memojokkan Umat Islam bahwa Ormas Islam telah bertindak anarkis kepada warga yang tak tau menau dan melakukan penyerangan tanpa ampun terlebih dahulu kepada warga tanpa sebab. Dan dengan diturukannya berita ini bisa menjadi pencerahan kepada masyarakat tentang kejadian yang sebenarnya.[arrahmah/al-khilafah.org]
Tidak ada komentar