Header Ads

The Washington Post: Upacara Pernikahan Gay di Gedung Putih

Surat kabar Amerika “The Washington Post” pada hari Sabtu (16/6) mempublikasikan bahwa Presiden AS Barack Obama memutuskan untuk menjadi tuan rumah upacara pernikahan gay (homoseksual) di Gedung Putih, pada hari Jum’at mendatang.



Surat kabar itu mengatakan: “Ada deklarasi dari presiden pada awal bulan ini, dimana ia menekankan kesungguhan pemerintahannya dalam bekerja untuk memberi kesempatan yang sama bagi semua, apakah mereka kaum homoseksual, biseksual atau transgender.”

Sikap Obama akhir-akhir ini yang memberi dukungan bagi pernikahan gay merupakan kunci untuk persetujuan terhadap hak asasi komunitas gay.

Sementara itu, surat kabar The Independent mengatakan bahwa Presiden Barack Obama secara tiba-tiba membuat kejutan pada kampanye pemilihannya kembali yang diharapkan untuk fokus pada ekonomi, justru mengedepankan masalah sosial yang tidak diharapkan, melalui dukungannya-setelah bertahun-tahun penolakannya-terhadap pernikahan gay.

Surat kabar itu mengatakan bahwa sikap Obama yang baru ini akan menjadi garis pemisah antara dia dan saingannya dari Partai Republik, Mitt Romney, yang mengatakan malam lalu bahwa dirinya tidak mendukung sama sekali pernikahan gay.

Surat kabar itu menguatkan bahwa tujuan dari langkah Obama tersebut adalah untuk mengaktifkan Partai Demokrat, dan menempatkan Obama pada sisi yang benar terkait hak-hak sipil, pada saat isu (pernikahan gay) itu tengah mendapatkan penolakan.

Obama telah membuat perubahan yang disambut baik oleh komunitas gay, yang mengakhiri kebijakan “jangan bertanya, jangan berkata” yang melarang kaum gay mengumumkan tabiatnya saat bertugas di militer.

Saat pencalonannya untuk Senat pada tahun 2004, Obama mengatakan: “Sesungguhnya keyakinan agama saya menegaskan bahwa perkawinan merupakan hal yang sakral antara pria dan wanita.” Namun, dalam bukunya “The Audacity of Hope, Keberanian untuk Berharap” tahun 2006, ia mengatakan bahwa “keengganannya untuk tidak mendukung pernikahan gay merupakan sikap yang salah.” [HTIPress/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.