Header Ads

Bentrok Ahmadiyah Karena Ketidaktegasan Presiden SBY

Terkait bentrok Ahmadiyah, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto menegaskan kekerasan terjadi bukan karena adanya SKB 3 Menteri tetapi lantaran ketidaktegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap status Ahmadiyah.


“Penyebab kekerasan tersebut adalah ketidaktegasan SBY!” tegasnya kepada mediaumat.com, Kamis (19/7) sore di Bogor.

Menurut Ismail, presiden sesungguhnya sudah punya dasar lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa Ahmadiyah itu kelompok sesat dan menyesatkan dan karena itu harus dibubarkan. Proses sampai jatuh kesimpulan hukum bahwa Ahmadiyah harus dibubarkan pun sudah lebih dari cukup.

“Mulai dari dialog sudah diberi kesempatan, kesempatan untuk ruju’ ilal haq juga sudah diberikan, lalu sampai keluarlah SKB 3 Menteri itu,” terang Ismail.

Kemudian diberikan lagi kesempatan kepada mereka untuk kembali ke jalan yang benar. Kemudian pemantauan selama tiga bulan. “Baru kemudian keluarlah rekomendasi dari tiga menteri itu untuk membubarkan Ahmadiyah karena Ahmadiyah sudah terbukti melanggar ketentuan dalam SKB itu,” bebernya.

Namun SBY tetap saja menggantung status Ahmadiyah. “Sudah tahu bahwa Ahmadiyah itu bermasalah dan menyiderai pokok-pokok keyakinan di dalam agama Islam, tetapi oleh SBY dibiarkan saja, sehingga masyarakat mengambil tindakannya sendiri,” ujarnya.

Pokok keyakinan yang diciderai Ahmadiyah adalah mengaku beragama Islam tetapi meyakini ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW.

Jadi, lanjutnya, bagi Setara Institute dan kelompok liberal lainnya yang menyatakan bahwa pemicu kekerasan itu adalah SKB maka mereka harus membuktikannya. Karena fakta di lapangan yang terjadi lebih menunjukkan pada akibat ketidaktegasan SBY.[] Joko Prasetyo [HTIPress/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.