Header Ads

Din Syamsudin: Pemerintah RI Bukan Negara Islam, Tak Pantas Jadi Ulil Amri

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin mengatakan, masalah penetapan awal bulan Ramadhan yang akan dilakukan pemerintahan Republik Indonesia bukanlah Ulil Amri (para pemimpin bagi umat Islam).


"Kalau ditarik pemerintah Ulil Amri yang harus ditaati, mohon maaf kami tidak sependapat. Pemerintah RI bukanlah Ulil Amri, ini bukan negara Islam pembentukan atau pemilihan keyakinan itu bukan berdasarkan syariat Islam," ucapnya kepada wartawan saat acara Milad 51 Ikatan Pelajar Muhammadiyah dikantor Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/7/2012).

Din pun tidak setuju apabila Kementerian Agama harus dianggap Ulil Amri, dikarenakan kementerian tersebut sudah kotor karena dugaan Korupsi.

"Apalagi Kemenag harus dianggap Ulil Amri kami tidak sependapat. Sebuah pemerintah yang masih berlaku korup yang melakukan korupsi terhadap kitab suci ini jauh dari kreteria yang ditaati," tambahnya.

Kata Din, alasan Ulil Amri harus ditaati dalam hal ini (awal Ramadan) batal demi hukum. "Saya kira biarlah umat beragama menjalankan ibadahnya Insya Allah umat Islam cukup dewasa untuk berbeda pendapat. Oleh karena itu termasuk penetapan awal puasa tidak boleh ditetapkan oleh negara, seperti mengentevensi wilayah keyakinan," tutupnya. [oke/globalmuslim/al-khilafah.org


Siapa sebenarnya ulil amri yang keputusannya layak ditaati? Dalam hal apa ulil amri wajib ditaati? Dalam hal apa pula ulil amri tidak boleh ditaati? Silahkah simak penjelasanya disini.

2 komentar:

  1. sepakat... mestinya kementrian agama di bubbarkan dan hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan di serahkan oleh ormas yang besar dan cerdas

    BalasHapus
  2. sepakat sekali, bahkan kalau tanpa sidang isbat tak ada lagi org yg meragukan akan pendapat orang lain ... seperti contoh kasus Cakung yg setiap tahun terabaikan pendapatnya ...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.