Warisi Sistem Kolonial, Kemerdekaan Indonesia Hanya di Atas Kertas
Sebentar lagi kita akan merayakan HUT ke-67 kemerdekaan Indonesia. Dari
sisi kebudayaan, kata merdeka itu sendiri hanya di atas kertas.
"Dari tahun 1945, kita merdeka di atas kertas. Soalnya secara kekulturan kita tidak merdeka apa-apa," kata Budayawan Radhar Panca Dahana kepada wartawan setelah mengikuti Polemik Sindo Radio "Merdeka Itu Relatif" di Warung Daun, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (11/8/2012).
Menurut Rhadar, Indonesia tidak akan pernah merasa merdeka karena selama ini sistem di Indonesia melanjutkan sistem kolonial. Dari politik dan hukum semua meneruskan sisa-sisa dari penjajah dulu.
"Sistem kita kolonial semua. Sistem hukum dan politik kolonial smua. Secara kultural di kolonialisasi. Itu yang membut kita manusia yang split," ujar lelaki berkemeja hitam itu dengan tegas.
Rhadar menambahkan, penyebab utama dari permasalahan sistem di Indonesia adalah kolonialisme. Itu yang membuat masyarakat sekarang lebih mencintai budaya luar.
"Jadi meninggalkan kita dari jati diri kita. Acuan-acuan tradisional tertindih karena tertumpuk oleh virtual-virtual zaman sekarang," ujarnya. [detiknews/www.al-khilafah.org]
"Dari tahun 1945, kita merdeka di atas kertas. Soalnya secara kekulturan kita tidak merdeka apa-apa," kata Budayawan Radhar Panca Dahana kepada wartawan setelah mengikuti Polemik Sindo Radio "Merdeka Itu Relatif" di Warung Daun, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (11/8/2012).
Menurut Rhadar, Indonesia tidak akan pernah merasa merdeka karena selama ini sistem di Indonesia melanjutkan sistem kolonial. Dari politik dan hukum semua meneruskan sisa-sisa dari penjajah dulu.
"Sistem kita kolonial semua. Sistem hukum dan politik kolonial smua. Secara kultural di kolonialisasi. Itu yang membut kita manusia yang split," ujar lelaki berkemeja hitam itu dengan tegas.
Rhadar menambahkan, penyebab utama dari permasalahan sistem di Indonesia adalah kolonialisme. Itu yang membuat masyarakat sekarang lebih mencintai budaya luar.
"Jadi meninggalkan kita dari jati diri kita. Acuan-acuan tradisional tertindih karena tertumpuk oleh virtual-virtual zaman sekarang," ujarnya. [detiknews/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar