Header Ads

Obama marah atas pembunuhan pejabatnya dalam demonstrasi di Benghazi, khawatirkan keamanan diplomatiknya di dunia

Empat pejabatnya tewas dalam serangan roket yang ditembakkan oleh seorang demonstran pemberani Libya di kota Benghazi pada hari Selasa (11/9/2012), Barack Obama menunjukkan kemarahannya dengan mengecam keras pembunuhan para pejabatnya itu.


Bertepatan pada peringatan 9/11 yang mana Obama dan rakyat AS memperingatinya sebagai hari berdoa dan mengenang nasional, Obama harus bertambah "berduka" dengan kabar kematian empat pejabatnya di Libya akibat kemarahan rakyat Libya yang memprotes film buatan AS yang menghina Islam dan Rasulullah Muhammad (shalalallahu 'alai wa sallam).

"Sementara Amerika Serikat menolak upaya-upaya untuk merendahkan keyakinan agama orang lain, kita semua harus dengan tegas menentang jenis kekerasan yang mengambil nyawa dari para pegawai negeri ini," katanya, dikutip Reuters.

Akibat protes besar-besaran terhadap kedutaan besar (kedubes) negaranya di Libya dan Mesir karena isu yang sama, Obama dikatakan telah memerintahkan untuk memperketat keamanan pos-pos diplomatiknya di seluruh dunia.

Menurut pejabat Libya, duta besar AS untuk Libya dan tiga staf kedubes lainnya tewas terkena serangan roket yang menghantam mobilnya, ketika mereka terburu-buru hendak melarikan diri karena gedung tempat mereka bekerja diserbu oleh para demonstran.
 
Selain itu, demonstran bersenjata juga membakar gedung Konsulat AS yang terletak di timur kota Benghazi itu pada Selasa malam.

"Duta besar Amerika dan tiga anggota staf tewas ketika pria bersenjata menembakkan roket ke arah mereka," kata pejabat Libya di Benghazi.

Sementara di Mesir, bendera AS yang berada di depan kedubes AS dirobohkan dari tiangnya dan diganti dengan bendera hitam bertuliskan kalimat "La ilaha illallah Muhammad Rasulullah" oleh para demonstran yang marah karena Islam dan Rasulullah dihina. [arrahmah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.