Tausiyah Ulama' : Sertifikasi Ulama' Haram
Dengan memperhatikan point-point berikut ini:
Imam al-Qurthubi menyatakan bahwa pelaksanaan kedua kwajiban tersebut mengharuskan ulama yang melaksanakan[vii]. Bahkan Rasulullah SAW menegaskan apabila amar makruf nahi munkar tersebut tidak kita lakukan, Allah mengancam akan menurunkan adzab pada kita. Beliau SAW bersabda:
“Demi dzat yang jiwaku ada dalam kekuasannya hendaknya kalian melakukan amar makruf dan nahi munkar, atau Allah atau jangan-jangan Allah akan mengirim untuk kalian adzab dari sisi-Nya yang kemudian kalian berdoa pd-Nya dan Allah tidak mengabulkan”[viii]
Ulama juga berkwajiban membongkar untuk berbagai macam makar yang dilakukan oleh negara-negara kafir imperialis atas Islam dan kaum Muslim; mengungkap persekongkolan para penguasa boneka dengan negara-negara kafir untuk melanggengkan penjajahan mereka di dunia Islam; dan kewajiban ulama untuk melakukan muhasabah lil hukkaam.
- Bahwa Ulama’ adalah hamba Allah yang paling takut pada Allah SWT; dan derajat orang alim itu lebih tinggi dibanding ahli ibadah[i]. Allah Ta’ala berfirman[ii]:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah Ulama’…” (TQS Fathir: 28)- Bahwa Allah SWT telah mengkategorikan Ulama sebagai pewaris para Nabi. Allah mewajibkan atas mereka untuk men-tabligh-kan dienul Islam, dan menyebarluaskannya sehingga dienul Islam menjadi dien yang dominan diatas agama-agama yang lain[iii];
- Bahwa para Ulama sebagai warasatul anbiyaa’ diharamkan kitman (menyembunyikan) ilmu yang dimiliki. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَتَمَ عِلْمًا أَلْجَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
“Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, maka pada hari kiamat Allah akan membelenggunya dengan belenggu dari api neraka”[iv] (HR Ibn Hibban)- Bahwa akan datang masa yang penuh tipu muslihat, serta konspirasi. Pembohong dianggap jujur; yang jujur dianggap pembohong. Yang jujur dianggap pengkhianat; yang terpercaya dianggap pengkhianat. Rasulullah SAW bersabda:
سَيَأْتِى عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِى أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Bahwa akan datang tahun-tahun yang penuh tipu maslahat/ makar, pembohong dianggap jujur, sedangkan yang jujur dianggap pembohong. Pengkhianat dianggap bisa dipercaya sedangkan orang terpecaya dianggap pengkhianat. Dan “Ruwaibidhah” berbicara di dalamnya”. Ketika ditanyakan pada Rasulullah SAW Ruwaibidhah itu apa? Beliau menjawab: “laki-laki at-tafih–bodoh, lemah yang malas untuk meraih hal yang terbaik, dan memang tidak mau meraihnya—yang berbicara tentang urusan umum” (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah RA)[v]- Bahwa kwajiban para ulama adalah menyeru kepada Islam serta penerapan syariatnya[vi], serta amar makruf nahi munkar. Allah SWT berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (104)
“Hendaknya ada diantara kalian umat yang menyeru kepada al-khair (yakni al-Islam) serta memerintahkan yang makruf dan melarang kemungkaran” (TQS Ali Imran:104)Imam al-Qurthubi menyatakan bahwa pelaksanaan kedua kwajiban tersebut mengharuskan ulama yang melaksanakan[vii]. Bahkan Rasulullah SAW menegaskan apabila amar makruf nahi munkar tersebut tidak kita lakukan, Allah mengancam akan menurunkan adzab pada kita. Beliau SAW bersabda:
عن حذيفة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ”
Dari Hudzaifah RA, bahwa Nabi SAW bersabda:“Demi dzat yang jiwaku ada dalam kekuasannya hendaknya kalian melakukan amar makruf dan nahi munkar, atau Allah atau jangan-jangan Allah akan mengirim untuk kalian adzab dari sisi-Nya yang kemudian kalian berdoa pd-Nya dan Allah tidak mengabulkan”[viii]
Ulama juga berkwajiban membongkar untuk berbagai macam makar yang dilakukan oleh negara-negara kafir imperialis atas Islam dan kaum Muslim; mengungkap persekongkolan para penguasa boneka dengan negara-negara kafir untuk melanggengkan penjajahan mereka di dunia Islam; dan kewajiban ulama untuk melakukan muhasabah lil hukkaam.
- Bahwa kwajiban Ulama sebagai warasatul anbiya’ adalah menyampaikan al-haq dan menolak yang bathil. Sampai-sampai sebagian ulama’ salaf menyatakan[ix]:
السَّـاكِتُ عَنِ الْحَقِّ شَيْطاَنٌ أَخْرَسُ، وَالمْـُتَكَلِّمُ بِالْباَطِلِ شَيْطاَنٌ ناَطِقٌ
“Bahwa orang yang diam, tidak menyampaikan al-haq maka dia layaknya syetan yang bisu. Sedangkan orang yang berbicara secara bathil maka dia itu layaknya syetan yang berbicara”- Bahwa ketika umat Islam tidak hidup di bawah naungan khilafah Islam, kehormatan Islam dan kaum Muslimin tidak terjaga; kesucian serta kemurnian Islam tidak terpelihara. Bahkan umat Islam saat ini tengah dikepung pemikiran-pemikiran kufur yang destruktif. Sekularisme, Liberalisme, HAM, demokrasi, dll. Dampak pemikiran-pemikiran tersebut terhadap umat Islam akan lebih mengerikan ketika para ulama yang merupakan lisanul umat dikebiri peran dan fungsinya di tengah-tengah masyarakat.
- Bahwa dengan dalih pemberantasaan terorisme dan mencegah merebaknya radikalisme, BNPT telah menggulirkan ide sertifikasi Ulama. Ide sertifikasi disamping telah melecehkan ulama, dan mendeskriditkan Islam; juga telah mencedrai perasaan umat Islam. Ide sertifikasi ini juga untuk memperalat para ulama’ untuk menjaga kepentingan para penguasa, dan melanggengkan kepentingan negara-negara penjajah yang menjadi majikannya. Karena itu, apa yang pernah dipraktikkan di era Soeharto, tidak boleh terulang lagi, dan diberlakukan di negeri ini;
- Bahwa ide sertifikasi ulama sesungguhnya telah memvisualisasikan sikap Islamofobia kafir barat dan antek-anteknya. Sikap yang menempatkan Islam dan umat Islam sebagai musuh. Sikap ini sangat tidak logis. Bukankah negeri kita ini selalu identik dengan umat Islam? Selain umat Islam merupakan umat mayoritas, perjalanan negeri ini tidak bisa dipisahkan dengan umat Islam, baik sebelum merdeka maupun setelah merdeka.
- Sertifikasi ulama secara syar’I hukumnya haram. Antara lain karena:
- a. Sertifikasi tersebut akan mengakibatkan terlantarnya kwajiban yang diwajibkan syara’ atas para ulama; utamanya, kwajiban menyeru umat untuk “iqamah ad-daulah al-khilafah lii tatbiqi syariatillah” dan kwajiban muhasabah lil hukkam;
- Sertifikasi mengharuskan para ulama untuk mendakwahkan Islam dan mengajarkan Islam seperti yang dikehendaki oleh kafir barat dan antek-anteknya. Dan itu artinya mengharuskan para ulama untuk “kitman” (menyembunyikan) terhadap ilmu yang diamanahkan Allah pada mereka; dan “kitman” terhadap ilmu hukumnya haram;
- Menolak keras ide sertifikasi Ulama, yang jelas-jelas melecehkan-mengkerdilkan para ulama, mendiskriditkan Islam serta mencedrai perasaan umat Islam;
- Menyampaikan taushiyyah (rekomendasi) pada seluruh komponen umat Islam khususnya ulama sebagai berikut:
- Mengajak seluruh komponen umat, khususnya penguasa dan politisi, partai, ormas, serta elemen-elemen umat yang lain untuk bersama-sama menolak ide sertifikasi ulama; Ide aneh yang jelas-jelas melecehkan-mengkerdilkan para ulama, mendiskriditkan Islam serta mencedrai perasaan umat Islam.
- Menolak setiap paham atau doktrin destruktif yang bertentangan dengan Islam seperti HAM, demokrasi, sekularisme dan liberalisme serta sungguh-sungguh berjuang menegakkan Khilafah. Karena hanya khilafah yang mensejahterakan; hanya khilafah yang menjaga kemurnian-kesucian Islam, menjaga kehormatan umat Islam serta melindungi harta, dan jiwa mereka;
- Mengajak seluruh komponen umat khususnya Ulama, untuk berada di garda terdepan dalam perjuangan menegakkan syariah dan khilafah serta memberikan ta’yid (dukungan) nyata pada para pengemban dakwah yang berjuang untuk menegakkan syariah dan khilafah; dan mencampakkan Sekularisme-Kapitalisme. Dan sungguh hanya di bawah naungan khilafah, negeri ini dapat hidup sejahtera.
[i] تفسير الرازي (12/ 474، بترقيم الشاملة آليا(
ثم قال تعالى { إنما يخشى الله من عباده العلماء إن الله عزيز غفور) الخشية بقدر معرفة المخشي ، والعالم يعرف الله فيخافه ويرجوه . وهذا دليل على أن العالم أعلى درجة من العابد
[ii] تفسير ابن كثير (6/ 544(
ولهذا قال تعالى بعد هذا: { إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ } أي: إنما يخشاه حق خشيته العلماء العارفون به؛
[iii] شرح ابن بطال (1/ 188(
قال المؤلف: لما أخذ الله على أنبيائه الميثاق فى تبليغ دينه، وتبيينه لأمتهم، وجعل العلماء ورثة الأنبياء، وجب عليهم تبليغ الدين، ونشره حتى يظهر على جميع الأديان،
[iv] إتحاف المهرة لابن حجر (9/ 566)
11924 – حَدِيثٌ (حب كم) : ” مَنْ كَتَمَ عِلْمًا أَلْجَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ ” . حب فِي التَّاسِعِ وَالْمِائَةِ مِنَ الثَّانِي : أَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ ، ثنا أَبُو الطَّاهِرِ بْنُ السَّرْحِ ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَيَّاشِ بْنِ عَبَّاسٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْهُ ، بِهَذَا . كم فِي الْعِلْمِ : ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ ، أَنَا ابْنُ وَهْبٍ ، بِهِ . وَقَالَ : صَحِيحُ الإِسْنَادِ لا غُبَارَ عَلَيْهِ
[v] سنن ابن ماجه (2/ 1339(
4036 – حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة . حدثنا يزيد بن هارون . حدثنا عبد الملك بن قدامة الجمحي عن إسحاق بن أبي الفرات عن المقبري عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم
( سيأتي على الناس سنوات خداعات . يصدق فيها الكاذب ويكذب فيها الصادق . ويؤتمن فيها الخائن ويخون فيها الأمين . وينطق فيها الرويبضة ( قيل وما الرويبضة . قال الرجل التافه ) في أمر العامة )
في الزوائد في إسناده إسحاق بن أبي الفرات قال الذهبي في الكاشف مجهول . وقيل منكر . وذكره ابن حبان في الثقات
[ ش - ( سنوات خداعات ) الخداع المكر والحيلة . وإضافة الخداعات إلى السنوات مجازية . والمراد أهل السنوات . وقال في النهاية سنون خداعة أي تكثر فيها لأمطار ويقل الريع فذلك خداعها . لأنها تطمعهم في الخصب بالمطر ثم تخلف . وقيل الخداعة القليلة المطر من خدع الريق إذا جف . ( الرويبضة ) تضغير رابضة . وهو العاجز الذي ربض عن مغالي الأمور وقعد عن طلبها . وتاؤه للمبالغة . ( في أمر العامة ) متعلق به ينطق . ]
[vi] تفسير الطبري (7/ 90(
القول في تأويل قوله : { ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون (104) }
قال أبو جعفر: يعني بذلك جل ثناؤه:”ولتكن منكم” أيها المؤمنون =”أمة”، يقول: جماعة (1) =”يدعون” الناس=”إلى الخير”، يعني إلى الإسلام وشرائعه
[vii] تفسير القرطبي (4/ 165(
قوله تعالى: ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون (104) قد مضى القول في الامر بالمعروف والنهي عن المنكر في هذه السورة .
و ” من ” في قوله ” منكم ” للتبعيض، ومعناه أن الامرين يجب أن يكونوا علماء وليس كل الناس علماء
[viii] تفسير البغوي (2/ 85(
[ix] الدرر السنية في الكتب النجدية (10/ 85)
[www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar