Header Ads

BP Migas Setujui Rencana Pengembangan Blok Tangguh oleh British Petroleum

Persetujuan BP Migas merupakan kunci bagi BP dalam menentukan keputusan final investasi mereka yang diperkirakan mencapai US$12 miliar dan akan dilaksanakan pada tahun 2014.



BP Migas telah memberikan izin prinsip kepada British Petroleum (BP), selaku operator Blok Tangguh, untuk Plan of Further Development (POFD) atau rencana pengembangan lanjutan untuk lapangan gas Tangguh di Papua Barat.

Izin tersebut diumumkan hari ini oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron di London setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pengumuman tersebut juga dihadiri oleh chief executive BP Group, Bob Dudley dan BP regional President Asia Pacific, William Lin.

Awal September lalu, BP memasukkan rencana pengembangan LNG Train ke-3 Tangguh kepada BP Migas. Persetujuan BP Migas merupakan kunci bagi BP dalam menentukan keputusan final investasi mereka yang diperkirakan mencapai US$12 miliar dan akan dilaksanakan pada tahun 2014. Jika hal ini terjadi, maka operasional Train 3 bisa dimulai akhir 2018.

LNG Train adalah fasilitas produksi LNG.

“Izin untuk investasi ini adalah kabar baik bagi BP sebagai salah satu investor asing terbesar di Indonesia. hal ini akan mendorong investasi dan perdagangan Inggris dengan Indonesia,” ujar David Cameron, dalam siaran pers yang diterima hari ini.

Sementara itu Bob Dudley menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BP Migas dan menegaskan komitmen BP pada Indonesia.

“Investasi Tangguh merupakan langkah yang signifikan dalam merealisasikan potensi aset yang penting ini. Persetujuan hari ini merupakan perkembangan yang penting dan menunjukkan komitmen jangka panjang kami di Indonesia.,” ujarnya.

Setelah mendapatkan persetujuan, BP dan partnernya di Tangguh kini akan memulai proses tender untuk front-end engineering and design (FEED).

Ekspansi Train 3 Tangguh akan dibangun di area Train 1 dan 2, yaitu di Teluk Bintuni, Papua Barat. Train 3 diharapkan dapat menambah kapasitas produksi sebesar 3.8 juta ton per tahun (MTPA), sehingga secara total kapasitas Tangguh akan meningkat menjadi 11.4 MTPA.

Dalam PFOD Tangguh, juga disyaratkan bahwa BP dan partner setuju untuk menjual 40 persen dari LNG yang diproduksi dari Train 3 kepada PLN. BP juga mengalokasikan 8 MW kepada PLN yang akan digunakan untuk kebutuhan masyarakat di Teluk Bintuni.[beritasatu/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.